"
Suatu perkawinan pengganti, mengikatnya erat di sisinya.
Dave adalah pria yang membuat semua orang di kota ketakutan, dia kejam dan bengis, terutama membenci wanita.
Nadia adalah wanita kaya yang diintimidasi oleh orang lain, dan dia sama sengsaranya dengan Cinderella di rumah.
Awal berpikir kalau pernikahan ini akan segera berakhir, dan keduanya akan segera bercerai.
Tanpa diduga, setelah menikah, dia sangat memanjakannya!
""Apakah kamu pikir aku tidak akan tahu jika kamu menyembunyikan identitasmu? Gadis cupu.""
Nadia tampak terkejut, ""Bagaimana kamu bisa tahu?!”"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28. MASA LALU DAVE.
Nadia melangkah menuju kamar mandi untuk bergantu pakaian. Ada sekitar lima menit Nadia di dalam kamar kecil tersebut hingga akhirnya dia keluar dengan pakaian yang sudah berbeda.
Sebelum menuju kearah sofa, Nadia
memadamkan lampu terlebi dulu. Setelah lampu padam dan tersisa lampu remang-remang yang
ada di samping pembaringan Dave, Nadia melanjutkan langkahnya menuju kearah sofa lalu membaringkan tubuhnya disana.
Nadia menutupi setengah dari tubuhnya dengan selimut.
"Mimi selamat malam," Nadia mencium boneka beruangnya itu dan menghendus-henduskan nafasnya hingga beberapa kali di tubuh boneka Mimi.
"Kenapa aromamu seaneh ini? Seperti ada kalau sudah orang yang menciummu . Ataukah kamu seharian bermain dan lupa untuk pulang mandi..hi.hii. Bercanda tidak usah ngambek, Bagaimana pun bentuk dan aromamu, Aku akan terus menyayangimu karena kamulah sahabatku saat malam seperti ini. Dan tanpamu pula mataku pasti tidak bisa terpejam," Nadia memeluk erat Mimi dan menyelimutinya.
Dave yang berada diatas
pembaringan terus memperhatikan dan mendegar setiap kata yang
di ucapkan oleh Nadia.
Ada rasa jengkel karena dia orang terakhir yang memegang boneka itu tapi juga merasa kasihan dalam hati melihat dan mendengar ucapan gadis itu. Bagaimana tidak Yunita dan Rudy selalu memperlakukanya secara tidak adil.
Waktu terus berganti hingga tidak terasa jam kembali menunjukkan pukul 12 malam.
Kembali Nadia harus terbangun karena mendengar teriakan serta rintihan Dave yang menahan sakit.
Tanpa berpikir panjang Nadia segera menuju kearah pembaringan dan kembali meletakkan tubuh Dave duatas pangkuanya.
"Ya, TUHANku apa sebenarnya yang terjadi pada orang ini. Kenapa dia selalu merintih dan memanggil-memanggil ayahnya saat dia dalam keadaan tertidur,". Nadia mengusap lembut kening Dave yang mulai mengeluarkan keringat dingin.
Lama Nadia melakukan itu hingga Dave kembali tertidur pulas dengan deru nafas mulai teratur.
Nadia kembali kearah sofa dan melanjutkan tidurnya.
Hembusan angin pagi dan kokok ayam jantan salin bersautan dengan yang lain menandakan pagi kembali menjemput.
Nadia yang bangun terlebih dulu langsung merapikan selimut dan memasukkanya kedalam lemari seperti biasa dan melanjukan ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum mempersiapkan semua kebutuhan Dave.
Setelah Nadia masuk kedalam kamar mandi, sedikit demi sedikit mata Dave mulai terbuka.
Tampak pria tanpan itu memijiti kepalanya karena masih terasa pusing dengan bawaan yang dia rasakan semalam.
"Semalam Aku sepertinya mengingau lagi. Ya TUHANku sampai kapan semua ini kan berakhir ( sesaat Dave terdia).Tapi tunggu dulu semalam rasanya ada yang membelaiku begitu lembut seperti sentuhan tangan Ayah!. Apa Ayah semalam datang untuk menemuiku?, Ah ....tapi itu tidak mungkin terjadi, mana ada orang yang sudah meninggal hidup kembali. Mungkinkah semalam Goy yang datang untuk menenangkanku seperti malam-malam sebelumnya," ucapnya lalu duduk di sudut pembaringan.
Tragedi memilukan yang merenggut nyawa ayahnyanya seperti sebuah film yang setiap saat dapat dia putar kembali.
FLASH BACK.......
Dave berlari memasuki rumah sakit diikuti oleh Goy dari arah belakang, Beberapa kali pria yang beranjak dewasa itu berbenturan dengan pengunjung rumah sakit.
Dav sama sekali tidak peduli, yang ada dalam pikiranya sekarang saat itu, bagaimana caranya agar dia segera menemui ayahnya dalam keadaan hidup.
Setibanya di depan ruang UGD, Dave dan Goy segera masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.
Dua Dokter yang ada di dalam ruangan itu langsung menunduk tak kalah melihat kedatangan Dave.
"Ayah......," Dave segera mendekati Ayahnya yang sudah berbaring tidak berdaya diatas Brankar.
Anggoro nama dari Ayah Dave sedikit tersenyum walau kedaanyanya saat itu tidak mungkin baik-baik saja.
"Ayah ...bertahanlah," ucap Dave memeluk tubuh Anggoro yang saat itu sudah berkelimangan darah.
"Dave, Tolong berjanjilah pada Ayah kalau kamu akan mencari gadis kecil yang telah menolong Ayah. Ayah begitu berhutang budi padanya. Ayah ingin menjadikan dia bagian dari keluarga kita. Jika Ayah tidak sempat untuk membalas kebaikanya. Ayah harap kamulah yang akan menjadi penyambung tubuh Ayah ini," Anggoro dengan deru nafasnya mulai tersengal-tersengal.
"Tapi Ayah, Dave tidak tahu kemana Dave akan mencari gadis kecil yang ayah maksudkan itu," balas Dave dengan butiran air mata yang mulai menetes di pipinya.
"Kamu bisa mencarinya di sekitar kejadian perkara. Ayah sagat yakin, rumahnya ada di sekitaran situ. Ciri-ciri gadis kecil itu, dia memiliki kulit putih, wajah cantik dengan rambut panjang yang biarkan terurai begitu saja. Dave berjanjilah pada Ayah kalau kamu akan menemukanya dan membawanya ke mension," Anggoro memegang tangan Dave dengan begitu erat seakan-akan tidak ingin melepaskan sebelum Dave mengatakan iya.
"Iya, Dav berjanji tapi tolong Ayah bertahanlah, Dave yakin Ayah pasti bisa melewati semua ini,".
"Ayah sudah tidak sanggup lagi Dave, Arwah Ibumu sepertinya sudah datang untuk menjemput Ayah pergi. Jalankanlah perusahan dengan baik dan ingat, perlakukanlah Anita dan juga Elis selayaknya keluargamu sendiri," nafas Anggoro mulai melemah dengan raut wajah mulai memucat.
"Ayah, Dave mohon bertahanlah.....,Dokter tolong Ayahku," Suara Dave seolah-olah memecah seisi dalam ruangan itu.
Kedua Dokter yang sedari tadi berdiri di dekatnya hanya bisa terdiam karena mereka tahu kalau Anghoro tidak mungkin terlamatkan lagi.
Anggoro membelai pucuk kepala Dave dengan lembut hingga kedua tangan terkulai begitu saja.
"Ayah.....jangan tinggalin Dave," Dave memeluk tubuh Anggoro begitu erat.
"Tuan mudah iklaskanlah kepergian Tuan besar. ALLAH sayang padanya makanya dia lebih cepat memanggilnya," Goy merangkul tubuh Dave.
"Tapi Goy, hanya Ayah yang Dave punya di dunia ini!, Dave tak sanggup bila hidup tanpa kehadiran Ayah," Dave masih terus menangis dan semakin mempererat pelukanya pada jazad Anggoro yang sudah mulai terasa dingin.
"Saya mengerti perasaan Tuan muda, tapi ini adalah jalan yang sudah di tetapkan oleh ALLAH, kita yang masih hidup ini hanya bisa mendoakan semoga amal ibadanya di terima di sisiNYA dan diampuni segala dosa-dosanya,".
Lama mereka terdiam hingga kembali pintu ruangan itu terbuka, Tampak seorang perempuan cantik bekacamata hitam datang bersama seorang gadis kecil kira-kira berumur belasan tahun.
TERUS DUKUNG CERITA INI DENGAN CARA COMENT, LIKE, VOTE DAN JANGAN LUPA KUNJUNGI CHANNEL YOUTUBE AKU " PEWARIS TERAKHIR SANG PRESDIR DAN HUBUNGAN TERLARANG DENGAN PAMAR RUDY ( TAMAT). TERIMA KASIH.