Sebuah kesalahan di satu malam membuat Ocean tidak sengaja menghamili sahabatnya sendiri. Hal itu membuat Cean menjadi labil dan berusaha menolak takdirnya yang akan menjadi Ayah di usia yang masih sangat muda.
"Aku hamil, Ce." (Nadlyn)
"Perjalanan kita masih panjang, Nad. Kita baru saja akan mengejar impian kita masing masing, aku harus ke London mengejar studyku disana." (Ocean)
"Lalu aku?" (Nadlyn)
Cean menatap dalam mata Nadlyn, "Gugurkan kandunganmu, Nad."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Dirga tengah berada di kamarnya. Sebagai anak lelaki satu satunya ia menyimpan beban berat. Orang tuanya terlalu memikirkan bibit bebet bobot untuk pendampingnya kelak.
Dirga menyugar rambutnya dan menghela nafas seolah frustasi, Nadlyn sudah jadi wanita bebas, tetapi orang tuanya sulit sekali atau bahkan tidak akan pernah menerima Nadlyn sama sekali.
"Nadlyn, kenapa sulit sekali untuk meraihmu." Gumam Dirga.
Tring...
Sebuah pesan dengan nomer asing masuk di ponsel Dirga
"Kak, besok kita jadi ketemu?"
Lagi lagi Dirga menghela nafasnya, ia sangat tau jika yang mengiriminya pesan adalah Yuri, wanita yang akan di jodohkan dengannya.
Dirga melempar ponselnya ke atas tempat tidur, ia terlalu malas untuk membalas pesan dari Yuri.
Sebenarnya Yuri adalah wanita yang sangat baik, namun Yuri terlalu cuek dengan penampilannya, gadis berkacamata dengan rambut yang di kuncir kuda adalah ciri khasnya, Yuri merupakan putri satu satunya pemilik Y Group dan sikap Yuri yang manja membuat Dirga menganggap tidak ada yang spesial dari dirinya. Berbeda dengan Nadlyn yang terlihat tangguh dan juga mandiri di mata Dirga, membuat Dirga slalu saja terpesona oleh Nadlyn.
**
"Mom, aku ingin mengikuti teraphy." Ucap Cean setelah selesai berkomunikasi dengan Samudra.
Nanda menatap heran pada putranya, selama ini Cean tidak ada semangat untuk menjalani kehidupan, ia tidak mau mengikuti teraphy dan hanya duduk di kursi roda saja tanpa aktifitas apapun.
"Kamu serius?" Tanya Nanda.
Cean mengangguk. "Aku ingin menjadi Daddy yang layak untuk Samudra." Kata Cean dengan tatapan sungguh sungguh.
Nanda terkejut, benarkan yang berada di depannya ini adalah putranya?
"Cean, kamu bilang apa? Apa Mommy salah dengar?" Tanya Nanda.
"Mom, tidak ada kata terlambat kan?" tanya Cean penuh harap.
Nanda mengangguk dengan cepat. "Samudra membutuhkanmu sebagai figur seorang Daddy, Cean."
"Karna itu aku ingin jadi Daddy yang layak di depan Samudra, aku tidak ingin melihat menyedihkan seperti ini, aku tidak ingin Samudra malu memiliki Daddy yang payah sepertiku, Mom."
Nanda mentautkan jari jarinya, "Ya Tuhan, aku bersyukur sekali kau telah membuka pikiran anakku." Ucapnya bahagia.
"Mommy akan segera mengatur jadwalmu." Kata Nanda dengan semangat.
"No, Mom.. Aku tidak ingin teraphy disini. Aku akan kembali dan teraphy di rumah sakit Daddy." Ucap Cean dan semakin membuat Nanda merasakan lega.
Akhirnya Nanda dapat kembali pulang dan berkumpul bersama Suami terbucinnya itu.
"Kalau begitu Mommy akan minta Daddy untuk mengatur kepulangan kita." Kata Nanda.
"Kalau bisa secepatnya, Mom." Sahut Cean yang sudah melihat Nanda membuka ponselnya.
**
Satu minggu berlalu, akhirnya Cean bisa kembali pulang ke rumahnya.
"Sudah kapok dengan karmamu?" Tanya Pras seolah menyindir putra bungsunya itu.
"Dad..." Nanda memperingatkan Pras dengan menggelengkan kepalanya.
"Bahkan dulu, Nadlyn lebih depresi dari padamu, Cean. Dan depresi dalam kondisi hamil bukan lah hal sepele, beruntung Samudra kuat di dalam kandungan Nadlyn dan lahir dengan sehat dan tak kurang satupun, baik dalam fisik maupun mentalnya." Kata Pras seolah memberi tahu semua yang terjadi pada Cean.
"Aku ingin memperbaikinya, Dad." Kata Cean.
"Dengan cara apa? Bahkan Nadlyn dan Robi saja menolak saham jatahmu yang diberikan pada Samudra. Ingat Cean, harta tidak dapat menyembuhkan luka hati seseorang, apa lagi bukan hanya satu yang kau lukai. Tapi ada Robi Ayahnya dan juga Samudra anak tak berdosa itu." Tekan Pras.
"Dad, sudah." Kata Nanda.
Pras menghela nafasnya.
"Daddy tidur di kamar tamu, Mommy lelah." Kata Nanda kemudian mendorong kursi roda Cean untuk ke kamarnya.
"Lho, Mom.. Kenapa Mommy yang marah, Daddy sedang memarahi anak kita." kata Pras seolah tidak rela jika sang istri menyuruhnya tidur sendiri setelah berbulan bulan mereka terpisah karena Nanda harus menemani Cean di Amsterdam.
"Daddy tidak boleh memarahi Cean, biar Mommy saja yang memarahinya. Mommy yang mengandung, Mommy yang melahirkan, kenapa Daddy yang marah marahin?" Kesal Nanda.
Pras hanya menghela nafas, Nanda memang selalu lemah jika menyangkut anak anak mereka.
Nanda membawa Cean masuk ke dalam kamar sementara Cean yang terletak di lantai dasar.
"Mom apakah disini masih ada baju Samudra?" Tanya Cean.
"Masih, lemarinya di sebelah lemarimu." Jawab Nanda.
"Kapan Samudra akan kesini, Mom?"
"Nanti Mommy bicara dulu dengan Nadlyn."
"Tapi jangan bilang ada Cean disini, Mom. Cean belum siap."
"Tentu saja Mommy tidak akan bilang, bisa bisa Nadlyn melarang Samudra untuk kesini." Jawab Nanda.
"Cean, apa kau juga akan kembali mengejar Nadlyn?" Tanya Nanda dengan serius.
Cean terdiam, "Akankah Nadlyn mau menerima Cean kembali, Mom?"
Nanda menghela nafas. "Entahlah." Nanda seolah menerawang kembali masa lalu. "Kamu terlalu jahat, Cean."
"Aku tau, Mom."
"Mommy rasa tidak adil jika Nadlyn kembali bersamamu. Bagaimana dengan Dirga?" Kata Nanda.
"Kenapa Mommy memikirkan Dirga? Anak Mommy itu aku."
"Tapi Dirga lah yang menemani Nadlyn dan jadi sosok ayah untuk Samudra di saat kamu tidak memperdulikannya." Balas Nanda.
Cean menundukan kepalanya, ia pun sangat tau hal itu.
Nanda menghela nafasnya. "Cean, kesempatan untuk menjadi Daddy yang baik bagi samudra jelas masih terbuka. Tetapi untuk jadi suami kembali bagi Nadlyn jelas pintu itu sudah tertutup."
Nanda menatap sendu pada putranya itu. "Tidak adil untuk Dirga jika kamu berusaha masuk ke dalam hubungan mereka. Enam tahun bukan waktu yang sebentar, Dirga mengorbankan masa mudanya untuk Nadlyn dan Samudra."
"Aku tau, Mom." Balas Cean. "Aku tidak akan mengganggu hubungan Nadlyn dengan Dirga." Imbuhnya lagi.
Nadlyn membiarkan Cean beristirahat di kamarnya sekaligus membiarkannya untuk menenangkan pikirannya.
Ponsel Cean berdering, terlihat nama Rena yang menghubunginya. Cean dengan malas menerima panggilan itu,
"Ceaaann, Kamu kemana saja?" Tanya Rena yang sudah beberapa bulan ini tidak bisa menghubungi Cean.
"Aku baru kembali di Amsterdam." Jawab Cean dengan tenang.
"Cean, kontrak kerjaku sudah selesai, aku akan kembali ke Jakarta."
"Kembali saja, bukankah orang tuamu ada di Jakarta." Balas Cean.
"Aku kembali untukmu, Cean." Kata Rena merayu.
Cean menghela nafasnya. "Rena, jangan menghubungiku lagi." Kata Cean pada akhirnya.
Rena merasa heran, "Apa kamu meneruskan pernikahanmu dengan Nadlyn?" Tanya Rena curiga.
"Tidak, aku malah sudah resmi bercerai dengannya."
"Lalu kenapa kamu mencampakanku?" Tanya Rena.
"Rena dengarkan aku, beberapa bulan yang lalu aku kecelakaan dan mengakibat kaki ku lumpuh." Kata Cean.
"Lumpuh?" Tanya Rena tak percaya.
Cean mengangguk, "Itu sebabnya aku ke Amsterdam dan hingga kini aku masih tidak bisa berjalan."
Rena diam seolah berpikir.
"Dan satu lagi." Kata Cean sambil menatap wajah Rena dari layar ponselnya. "Aku sudah mewariskan semua kekayaanku pada Samudra putraku, aku lumpuh dan tidak memiliki apa apa. Aku tidak mungkin membawamu hidup susah."
"Tidak mungkin Cean!!" Teriak Rena.
Cean memperlihatkan dirinya yang duduk di kursi roda. "Aku sekarang adalah pria tidak berguna. Carilah pria lain dan jangan ganggu aku lagi."
Cean memutuskan sepihak panggilannya dan segera memblokir nomer ponsel Rena. Cean sangat tau jika Rena juga memanfaatkan dirinya, Rena bukan wanita yang bisa di ajak hidup susah, Cean yakin Rena akan mundur setelah tau jika Cean sudah mewariskan kekayaannya pada Samudra.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Lanjut?? Ramein dulu like dan komentarnya. Jangan lupa kasih aku hadiah ya 😉
kayaknya author ya nulis nya Nggak pakai outline.Karena kadang diawal gimana ,sampai bab selanjutnya kontra . Andai runut tiap Bab nya novel ini bagus banget karena ceritanya kuat ,bahasa nya asik ,ceritanya juga clear ,plot nya seru .