Dicintai pacar secara ugal-ugalan X
Dicintai sepupu secara ugal-ugalan ✓
Olivia berasal dari desa. Wanita cantik berkulit kuning Langsat serta rambut panjang bergelombang mencoba peruntungan mendaftar sebagai pengajar disalah satu sekolah di ibukota. Nasib baik Seakan berpihak padanya, ketimbang menyewa kos atau kontrakan sang bibi yang merupakan adik dari ibunya menawarkan untuk tinggal bersama dirumah nya. Dari situlah percintaan tabu dimulai antara Olivia dengan sepupu laki-laki bernama Galang. Nyatanya antara Olivia dan Galang itu sendiri tidak pernah bertemu sedari kecil. Meski usia Galang terpaut dibawah Olivia tak menyurutkan jalinan cinta itu bersemi. Akankah mereka bisa terus melanjutkan hubungan. Ataukah terpaksa mengakhiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rismasuzy93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 12
"Inget Galang. ini terakhir kalinya kamu bikin ulah lagi disekolah ayah mau kamu belajar yang bener jangan bikin ayah dan ibumu malu. Kalo bisa kamu nggak usah lah pacar-pacaran dulu." Kemudian atensinya mengarah pada anak bungsu. "Kamu juga, Nania."
Suara Teddy berseru mengultimatum dengan nada serius sekaligus memberi nasihat kepada dua anaknya yang berstatus pelajar. Saat ini kelima orang itu termasuk Olivia sedang sarapan bersama. Ya, hari ini masa skorsing Galang telah usai dalam artian remaja itu akan kembali lagi aktif mengikuti pelajaran ditambah juga ia harus mengejar beberapa mata pelajaran yang sempat tertinggal.
Rima dan Teddy berangkat ke kantor berboncengan motor. begitu juga dengan Nania, remaja SMP itu berangkat terlebih dahulu menggunakan motornya. Kini tinggal lah Galang dan juga Oliv yang juga nampak akan segera bergegas.
Disaat Oliv akan menuju pintu keluar. tiba-tiba saja Galang merengkuh pinggang kakak sepupunya dari belakang. Tentu saja Oliv Terperanjat kemudian langsung memutarkan tubuh menatap manik hitam milik Galang.
"Lang.. jangan main-main nanti kita terlambat." tegurnya sekaligus awas merasa jika Galang merengkuhnya disertai senyum intrik.
"Kita lakuin bentar aja. Mbak," Bak anak kecil. Galang merengek meminta sesuatu hal intim pada Oliv.
"Nggak lucu Galang. Kamu jangan ngada-Ngada deh lebih baik ayo cepat nanti kita terlambat. inget loh hari ini pertama kali kamu masuk sekolah usai masa skors."
Galang mengulum senyum. "Iya aku tau, tapi entah kenapa tiap liat mbak Oliv senjata aku bawaannya tegang melulu." Brengsek. Oliv mengumpat dalam hati.
"Kamu ko jadi mesum gini sih Lang! udah ayo ah!" Oliv meraih tas nya bersiap pergi.
"Please mbak. kita lakuin bentar aja."
Oliv merotasikan bola matanya jengah. Jujur wanita itu kali ini merasa sangat geram pada tingkah adik sepupunya itu. umur itu tidak membohongi kelakuan dan tingkah laku seseorang. Namun, sepertinya untuk saat ini Oliv memilih tidak menanggapi keinginan Galang dari pada ia tertular tidak waras alangkah baiknya ia memilih bergegas cepat menjauhi Galang.
Wanita itu nampak memilih berangkat ke sekolahan menggunakan ojek pangkalan mengingat dirinya juga harus mengejar waktu. Coba saja kalau sampai Oliv masih meladeni tingkah gila adik sepupunya. Bisa saja ia akan terlambat dan apa jadinya kalau seorang guru yang harus jadi teladan bagi murid malah mencontohkan tidak baik.
Pagi ini Oliv akan mengajar di kelas IPS 1 yakni kelas Galang. Seperti biasa suasana kelas itu ramai bagai pasar kaget,riuh dan gaduh, seakan sudah menjadi ciri khas dari kelas tersebut. Apa lagi ketika tahu kalau oliv seorang pengajar wanita tergolong cantik yang akan memberikan materi dikelas tersebut.
Tentu semua murid bersorak Sorai. mengingat Dimata mereka Oliv sosok guru yang ramah, cantik, lembut, tentu ciri-ciri guru seperti inilah yang menjadi guru idaman bagi banyak murid.
Entah Oliv yang salah ataukah memang itu sudah menjadi ciri khas nya. Harusnya dengan dia yang bersikap demikian ia pantas nya menjadi guru paud bukan guru SMA. Namun demikian, wanita itu begitu sabar bisa memberikan pengertian dengan caranya sendiri. terbukti para siswa-siswi nampak serius dan mau mendengarkan kala guru muda itu sedang menjelaskan soal-soal materi.
Akan tetapi. dibalik kefokusan yang berlangsung. retinanya baru menyadari ketika mengarah pada sebuah bangku berada tepat dipojok belakang. tak lain dan tak bukan adalah bangku yang biasa diduduki Galang.
"Galang kemana yah. ko bangku nya kosong?" Oliv menjeda sejenak kegiatannya. mengetahui jika Galang tidak ada di bangku nya.
"Tadi katanya ke toilet Bu, cuma dari tadi belum Dateng-dateng." salah satu murid di kelas itu menjawab. dia Jefri.
Olivia termenung. Sekilas bayangan kemarahan Teddy pada Galang melintas didepan mata. Kemana kira-kira galang? sebagai seorang guru dari Galang dan juga kakak sepupunya jelas wanita itu merasa resah. Sejujurnya ia tidak ingin lagi melihat pemuda itu di hajar atau kena Omelan. Oliv takut jikalau Galang berbuat yang sekiranya akan berurusan dengan guru BK lagi. Wanita itu langsung menghela nafas dalam-dalam guna mengusir keresahan yang mendera.
"Baiklah kerjakan tugas kalian. sepuluh menit lagi saya akan datang. ibu harap jangan ada yang gaduh." titah Oliv seiring meninggalkan kelas. turut mengundang rasa ngeri pada murid-murid yang tetap berada di kelas. mereka mengira kalau Galang akan kembali mendapatkan masalah.
Oliv sudah sampai pada toilet murid laki-laki. Sebenarnya wanita itu ragu akan masuk kedalam. kepalanya celingak-celinguk kekanan dan kekiri guna memastikan tidak ada siapapun. pada akhirnya ia memberanikan diri untuk masuk ke dalam toilet tersebut. kendati demikian rasa ragu terus berkecamuk. Namun, Oliv juga tidak ingin kalau Galang terlibat masalah lagi. Jujur ia kasihan pada Tante dan Om nya.
Wanita itu terus melangkah pelan. Ia menajamkan pendengaran disetiap balik pintu yang tertutup. Samar-samar pendengarannya menangkap sebuah suara. perempuan itu terus menelusuri sumber suara tersebut.
Tepat didepan pintu toilet yang berada paling ujung Oliv kembali menempelkan telinganya guna memastikan apa suara yang ia dengar ada didalam toilet tersebut.
Jantung Oliv memompa semakin kencang. ketika ia menyadari dengan jelas ada suara rintihan bercampur desa-han pria dan wanita. Pasalnya, Oliv tahu betul pemilik suara desa-han yang keluar dari sumber suara si pria tersebut. Entah kenapa hal itu membuat Oliv merasa panas kalau bisa dilihat wajah wanita itu memerah bak kepiting rebus.
Braaakkk..
Pintu toilet terbuka lebar. Entah kedua orang yang sedang melakukan hal nista lupa mengunci pintu. Ataukah tenaga Oliv yang mendadak super kuat efek karena kobaran api cemburu yang membakar hati dan jiwanya. Tubuh Oliv seketika membeku seperti habis dikeluarkan dari dalam freezer. matanya menyaksikan dua orang murid yang sedang melakukan hal tak senonoh didalam kamar mandi.
Melihat ada Oliv didepan mata. Mutiara langsung terlonjak kaget bukan main. perempuan berseragam putih abu-abu itu langsung merapikan diri. dan tak lupa memakai celana dalamnya kembali dengan sangat cepat.
Gadis itu seketika menunduk dan langsung menangis, bersimpuh dihadapan Oliv agar guru matematika itu tak menyeret lalu memperkarakan atas tindakan tak terpuji itu. Sementara Galang juga merapikan kembali seragamnya. Namun, bedanya laki-laki itu melakukan dengan santai tidak seterburu-buru Mutia. usai berpakaian sorot pemuda itu langsung menatap Oliv datar seakan ada maksud tersirat yang ingin remaja itu beritahu.
"Kalian..." bibir Oliv bergetar. bukan perihal menyalahi aturan. akan tetapi. kemarahan Oliv dipicu rasa cemburu akan perbuatan Galang yang menurutnya telah mengkhianati.
Walaupun Mutia tak sepenuhnya mengerti akan arti kemarahan Oliv setelah mendapatkan dirinya dalam keadaan nista.
"Bu, maafkan saya Bu, saya benar-benar khilaf. Maaf tolong jangan laporkan saya Bu." Mutia memohon dengan sangat. bahkan tak segan bersimpuh didepan kaki Oliv. wanita berprofesi sebagai guru itu bisa melihat tubuh gadis itu sudah bergetar hebat.
Sedangkan dipihak Galang. tetap bergeming ditempatnya masih mendidik Oliv akan tatapan datar dan kelam. "Jadi ini kelakuan wakil ketua OSIS? Kamu sadar nggak Mutia, kamu itu harus nya jadi contoh yang baik bagi yang lain. Tapi kamu sendiri malah berbuat hal yang tidak pantas."
Oliv sedang menampar dirinya sendiri usai mengatakan hal itu pada Mutia. Olivia sendiri menyadari jika hatinya sedang menertawakan atas ucapan memalukan itu. seharusnya kalimat tersebut lebih pantas ditunjukkan kepadanya.
Dengan menghela nafas panjang dan membuang nya bergantian. Oliv menatap kedua murid itu satu persatu. Terkhusus saat menatap Galang ada rasa sedih dan kecewa secara bersamaan. seolah dirinya habis menangkap basah kekasih yang sedang berselingkuh. Namun, harusnya Oliv senang jika memang Galang sudah ada kekasih, yang artinya ia tidak perlu lagi ada hubungan dengan adik sepupunya itu akan sangat jauh lebih baik. pikir Oliv. tapi kesalahan tetaplah kesalahan. Olivia meyakinkan itu demi menutupi rasa kecewanya.
"Jangan pernah kalian ulangi lagi!" ucapnya tegas. lalu memilih pergi meninggalkan Mutia yang masih menangis dan Galang yang menatap datar kepergian kakak sepupunya akan raut wajah yang entah tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Bersambung. .