Kisah ini terinspirasi dari kisah hidup seseorang, meski tidak sama persis namun mewakili bagaimana alur hidup beberapa wanita, bagaiman dia bermimpi memiliki rumah tangga yang indah, namun pada kenyataannya semua tak semulus harapannya.
pernikahan yang indah adalah impian semua wanita, menikah dengan orang yang bisa memahami dan selalu bisa menjadi pundak baginya adalah impian, namun tak pernah Alifa sangka selama menjalani pernikahan dengan Aby kata indah nyaris terburai dan hambar semakin harinya, apalagi tinggal bersama mertua yang tak pernah bersyukur akan hadirnya. Alifa semakin lelah dan nyaris menyerah akan di bawa kemana biduk rumah tanganya??? salahkan jika perasaan itu terkikis oleh rasa lelah???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
lelah
"Ya Ampun gusti!!!! Dari pagi sampai jam segini baru keliatan!!! Mana pulang di antar mobil begitu???" Bu Ina berjalan ke arah pintu dengan kesalnya.
Alifa baru pulang dari kerja sembari menggendong Shasa karena hujan dia bersama salah satu wali murid yang memakai mobil yang searah dengan jalan pulang menuju rumahnya.
Langkah Alifa terhenti saat ibu mertua berdiri di ambang pintu dengan wajah dinginnya. "Kamu tu dari mana??? hujan deras begini anak masih kecil begitu di bawa kemana-mana??? " Tanya Bu Ina kesal.
"Maaf bu, Saya pulang kerja, Shasa ikut saya." Ucap Alifa lalu masuk dan menuju kamarnya, di belakang nampak mertuanya itu terus mengomel-ngomel.
Alifa yang lelah pun memilih terus berjalan agar tak semakin ribut jadinya jika dia tanggapi. Namun sampai di dalam kamar suaminya sudah ada di rumah sore begini.
Alifa sedikit takut saat sampai di kamar suaminya sudah duduk di ranjang sambil menatap dirinya dengan pandangan yang datar dan sulit dia artikan.
"Kamu sengaja kan kerja di sana biar ketemu sama Aditya?" Tanya Mas Aby membuat Alifa berkerut.
"Kamu tau kan dia dari dulu suka sama kamu??? Kamu mau cari masalah dengan kerja di sana???"
"Kamu di gaji berapa sih di sana sampai rela gak bilang dulu sama suami??? " Abi terus bertanya pada Alifa, tidak di depan tidak di kamar, tidak suami tidak mertua sama saja pikir Alifa.
"Mas Aby kenapa sih?? Aku kerja di sana karena itu satu-satunya tempat yang bisa menerima aku yang seorang ibu dengan anak kecil, tanpa harus menelantarkan anak." Jelas Alifa lalu masuk ke kamar mandi setelah meletakan Shasa di sisi Ayahnya.
Aby mengepalkan tangannya erat, apa kurang selama ini dirinya menafkahi Alifa pikirnya, mengapa Alifa harus bekerja dengan membawa anaknya. Demi apa Alifa bekerja jika dirinya saja mampu mencukupi kebutuhannya.
Alifa keluar dengan wajah segarnya lalu keluar kamar untuk memasak makanan yang nanti malam akan di makan satu keluarga, lagi-lagi Aby merasa tak di beri kesempatan untuk berbicara dengan Alifa.
Alifa di dapur pikiran bercabang antara masak dengan memikirkan perkataan Aby tadi saat di kamarnya. Mengapa suaminya bisa berpikir sepicik itu tentang dirinya, sedangkan dirinya yang jelas-jelas memberi peluang untuk wanita lain saja tak ingin di curigai pikir Alifa sambil membuang nafas kasarnya.
"Kamu itu kan udah besar Alifa! harusnya kamu tu bisa mikir, istri itu kalau ada apa-apa bilang suami dulu! jangan ambil keputusan sendiri. Kamu kalau kerja jangan bawa-bawa anak begitu, cucuku kalau kenapa-kenapa apa kamu mau tanggung jawab??? " Ucap Bu Ina mengomeli Alifa yang membuat telinga Alifa terasa panas.
"Kamu kaya bisu aja! apa gak bisa bicara dengan baik, bilang ke mertua, bilang sama suami, apa kata orang di luar kalau kamu kerja bawa anak sementara aku ibu mertuamu di rumah bisa jaga!"Kata Bu Ina lagi membuat Alifa semakin tersudut.
"Kamu sengaja ya biar orang nilai keluarga ini jelek??? " Cecar Bu Ina lagi membuat Alifa makin tak bisa masak dengan baik.
"Berapa sih emang gaji kamu??? Emang kamu bisa ke angkat jadi pegawai negri??? emang gajinya melebihi pegawai kantor???" Bu Ina terus mengomel dan Alifa hanya bisa menjadi pendengar meski rasa sesak di dadanya.
"Maaf bu, Alifa masuk dulu, Shasa pasti sudah lapar. " Alifa memilih pergi setelah menyelesaikan masakannya.
Masih terdengar omelan-omelan membuat Alifa berkaca-kaca, rasanya setelah menikah kehidupan dan kedamaian hatinya bukan semakin tenang justru semakin tak karuan.
Masuk ke kamar dengan lelehan air mata, Aby melihat namun justru menambahi dengan tatapan datanya, rasanya di rumah ini tak ada lagi tempat ternyaman untuk dirinya bersandar dan meluapkan isi hatinya.
"Alifa! Sekarang mas minta kamu jelaskan semuanya! " Kata Aby sambil memangku Shasa yang bermain dengan hari dan boneka di tangannya.
"Apa lagi Mas?? " Alifa usap sudut air matanya.
"Kenapa kamu memutuskan kerja tanpa persetujuan dariku?? Apa selama ini yang aku beri kurang??? " Tanya Aby membuat Alifa tertegun, memang salahnya tidak berkomunikasi terlebih dahulu dengan suaminya, namun sejujurnya dirinya malas berbicara begi dengan suaminya, dimata semua orang di rumah ini kesalahan hanya milik dirinya.
"Maaf Mas, waktu itu aku ambil keputusan sendiri. Aku ingin kembali seperti dulu, memiliki pekerjaan dan penghasilan sendiri. " Jawab Alifa berbohong, sejujurnya bisa keluar dari rumah ini meski hanya di waktu pagi hingga sore sudah membuat mood baik untuk dirinya, karena bisa berbaur dengan banyak teman dan orang yang sepaham dan sependapat dengan pikiran dirinya.
Tinggal di rumah yang tidak bisa memberikan kenyamanan untuk dirinya selama waktu yang panjang bahkan seumur hidup membuat Alifa tersiksa batin rasanya, ingin sering menemui orang tuanya sendiri juga justru memperlihatkan keadaan hati yang sedang tidak baik-baik saja dan akan membuat orang tuanya khawatir tentang dirinya.
"Alifa, kamu masih punya anak kecil, sangat riskan bagi Shasa, kenapa tidak menunggu dia besar??? " Tanya Aby mulai mereda.
"Maaf tapi peluang tidak akan datang dua kali mas. " Jawab Alifa tanpa melihat kearah suaminya.
"Lihat mata Aku! Kenapa sekarang kamu jarang sekali bicara dan menatap ke arahku???" Kata Aby memegang wajah Alifa yang menundukkan kepalanya.
"Karena aku lelah padamu Mas!!!! Aku capek dengan kamu yang tak pernah bisa menghargai aku!!! Aku lelah dengan rumah tangga yang tak bisa memberikan aku kebahagiaan!!!" Jerit hati Alifa di dalam diamnya.
"Mas, Shasa sudah waktunya makan. Kasian dia lapar. " Alifa bangkit dan membawa Shasa meninggal Aby yang tak mendapatkan jawaban dari rasa ingin taunya.
Aby bangkit dan menyusul Alifa namun langkahnya tertahan saat Alifa menyiapkan makanan untuk Shasa dan ibunya terus menceramahi Alifa di dapur tanpa henti.
"Kamu tu, dari tadi di ajak bicara diam aja bisu atau gimana sih??? Heran punya mantu kok gak ada yang bener!!!" Kata Bu Ina sambil pergi meninggalkan Alifa setelah puas mengomel namun tak mendapatkan jawaban dari Alifa.
Aby ikut sakit hati, jadi selama ini Alifa sering di perlakukan tidak baik oleh ibunya, selama ini Alifa sering bercerita namun dia kira hanya Alifa yang tak nyaman di rumah namun kali ini ibunya keterlaluan menurut Aby.
Aby mendatangi Alifa lalu menepuk pundak istrinya untuk meminta maaf atas sikap ibunya barusan. "Alifa... "
"Cukup Mas, jika kamu akan mengomel seperti ibu lagi, aku lelah! " Putus Alifa membuat dada Aby sesak merasa bersalah.
***
Maaf ya baru bisa Up.
Wajib tinggalkan jejaknya ya.
Terima kasih banyak yang udah baca.
🙏🙏🙏🙏
Niscaya rumah tangga mu bakal langgeng dan bisa menua bersama