LUNE WALLACE -- soorang wanita cantik yang mengalami koma selama hampir 5 tahun lamanya.
Dia merasa diberikan kesempatan untuk hidup kembali karena ingin mencari cinta dalam hidupnya hingga akhirnya bertemu LOUIS VUITTON KINGSFORD.
(Alur mundur)
Instagram author : @zarin violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
LL 34
7 bulan berlalu, hubungan Lune dan Louis semakin erat dan tak terpisahkan.
Lune bahkan sudah dikenalkan pada keluarga besar Louis. Louis yang introvert akhirnya mengenalkan seorang gadis pujaan hatinya pada keluarga besar Kingsford.
Lune hanya dua kali saja bertemu dengan keluarga besar Louis karena mereka tinggal terpisah dan ada sebagian yang tinggal di kota atau bahkan negara lain.
Sedangkan Louis pun juga sudah datang ke rumah Lune untuk menunjukkan keseriusannya untuk menikahi Lune setelah Lune lulus kuliah.
Keluarga Wallace pun menyetujui hal itu karena melihat dari latar belakang Louis yang bisa dikatakan tak bisa dipandang sebelah mata.
Hubungan Lune dan Louis pun semakin lancar karena hal itu. Mereka pun semakin dekat dalam hal ranjang.
Ya, Lune dan Louis sudah bercinta di saat Lune merayakan ulang tahunnya yang ke 19. (Maap di skip yak belah durennya😁)
Hal itu membuat mereka semakin terikat dan tak terpisahkan karena mereka sama sama sepakat bahwa mereka berdua tak akan pernah berpisah apa pun yang terjadi.
Dan akan menjadi yang pertama sekaligus yang terakhir. Hanya kematianlah yang bisa memisahkan mereka kelak.
"Kau tak ingin menghilangkan bekas luka parut ini?" tanya Louis pada Lune sembari mengusap perut Lune yang terdapat bekas luka di sana.
"Tidak, itu terlihat keren," sahut Lune.
Louis tertawa pelan dan mengecupi perut Lune.
"Daddy hampir serangan jantung akibat luka ku ini. Tapi itu kujadikan sebuah pengalaman keren," kata Lune.
"Tersangkut di pagar sekolah hingga melukai perutmu itu sama sekali tak keren, Baby," ucap Louis yang kemudian merebahkan dirinya di samping Lune.
Lune mengubah posisinya dengan menelungkup di atas tubuh Louis, hingga tubuh polos mereka saling menempel.
"Aku ingin menutupnya dengan tato. Apakah menurutmu itu akan menjadi lebih keren?" tanya Lune.
"Tidak, jangan. Itu akan membuat kau kesakitan. Aku tak mau melihat kau kesakitan," lirih Louis sembari membelai pipi Lune.
Mata hijau Lune yang bulat menatap lekat mata Louis.
"I love you." Louis berbisik lirih dan Lune mengecup bibir pria yang sangat mahal senyum itu.
CUP CUP CUP
"I love you too, Honey. I love you soooo much," ucap Lune sambil menggesekkan hidungnya ke hidung mancung Louis.
Lalu Lune memiringkan kepalanya dan kembali menguluum bibir Louis.
"Kau menginap di sini?" tanya Louis.
"Hmm, mommy dan daddy ke Amerika tadi pagi. Lana sakit dan mereka begitu khawatir dengan putri kesayangannya itu," jawab Lune.
"Mereka juga menyayangimu," sahut Louis.
"Entahlah, aku hanya merasa bahwa Lana selalu diprioritaskan dalam hal apa pun dibanding aku. Apakah aku boleh bersikap seperti itu?" Ucap Lune.
"Tidak, kau tak boleh seperti itu karena mereka keluargamu dan dari yang kulihat justru mereka sangat menjagamu," jawab Louis.
Lune hanya mengangguk dan tersenyum. Lalu Louis memindahkan Lune dari atas tubuhnya dan beranjak duduk kemudian memakai celananya.
"Aku lapar. Buatkan aku sesuatu," kata Lune mengecupi punggung Louis yang selalu tampak seksi di mata Lune.
"Kita makan steak malam ini," jawab Louis yang kemudian berjalan keluar dari kamar.
"Baiklah, aku akan menyusul nanti. Aku akan menelepon Jenna sebentar," kata Lune.
"Hmm, cepatlah," jawab Louis sambil membuka pintu kamarnya.
"Ya, i love you," ucap Lune.
Louis berjalan pergi.
"Honey, kau tak menjawabnya?" Protes Lune.
Louis berhenti dan berbalik.
"I love you too, Gadis tengil," jawab pria tampan itu.