Tujuh tahun lalu saat masih duduk di Universitas Viona Natasya menyukai seorang pria.
Dia pria itu Bernard Antonius, pria yang dianggap keluarganya sendiri seperti sampah.
Pria bertato yang tidak dicintai keluarganya. Viona selalu diam-diam memperhatikan dari jauh.
Saat itu usia Viona baru tujuh belas tahun. Dan Bernard berusia dua puluh enam tahun.
Dan sekarang dia bertemu kembali dengan pria itu, dan menjadi suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Diusir dari Mansion.
Viona terus berontak ingin menarik rambut adik iparnya, dia masih belum puas dan masih kesal.
Bernard memeluk tubuh Viona dari belakang agar istrinya tersebut tidak menerjang adik tirinya lagi.
Bernard sebenarnya sangat gugup memeluk Viona, walaupun tidak disengaja karena pertengkaran istrinya tersebut dengan adik tirinya, agar Viona tidak lagi menghajar adiknya tersebut.
Walaupun gugup tapi tidak tahu entah kenapa, dia sangat nyaman memeluk tubuh Viona.
"Ada apa? apa yang terjadi!!" William masuk kedapur, dia langsung pulang begitu diberi tahu Dina menantu anak pertamanya, bahwa putri kesayangannya Lidia terluka.
"Lidia dipukul sama istri Bernard..rambutnya ditarik, mungkin kulit kepalanya sudah memar!" kata Lisa pada suaminya dengan nada marah.
"Bernard..kenapa kau bisa membiarkan istrimu melakukan kekerasan pada adikmu!!" William memarahi Bernard sambil berjalan mendekati putrinya untuk memeriksa keadaan Lidia.
"Dia sudah keterlaluan..sebagai adik dia tidak sopan pada suamiku, jadi aku mencoba mengajari dia agar menjaga sikapnya!" kata Viona menjawab Ayah mertuanya.
"Lancang kamu..hak apa kamu memberi putriku pelajaran, kamu hanya seorang menantu dirumah ini yang tidak layak untuk angkat bicara..sekali itu pun untuk membela suamimu!!" ujar William pada Viona dengan tekanan nada yang tajam sekali.
Viona terkejut mendengar kata-kata Ayah mertuanya tersebut, sedikit pun dia tidak ada memihak pada suaminya.
Papa macam apa seperti ini! pikir Viona tidak percaya.
Tubuh Viona gemetar menahan amarah yang mau meledak, dia tidak terima Ayah mertuanya ternyata kejam juga pada suaminya.
"Aku tidak terima!!" teriak Viona emosi.
Semua mata memandang Viona yang berteriak.
Bernard merasakan tubuh istrinya tersebut bergetar karena amarah yang memuncak. Dia mengelus punggung Viona untuk menenangkannya.
"Aku tidak terima suamiku diperlakukan tidak adil di Mansion ini!" kata Viona memandang Ayah mertuanya dengan berani, "Dia adalah darah daging Papa mertua, tapi kenapa anda perlakukan dia seperti orang asing!"
"Dia anak yang tidak kuinginkan..ibunya menjebakku dengan obat bius, dia tidak layak mendapatkan perhatian ku!" kata William dengan ketus.
Viona merasakan tubuh Bernard bergetar dibelakangnya yang tengah memeluknya dari belakang.
Viona merasakan betapa terpukul nya Bernard mendengar perkataan Ayahnya tersebut. Viona juga ikut merasakan sakit hati mendengar penjelasan Ayah mertuanya.
"Papa mertua sangat kejam..suamiku sedikitpun tidak tahu bahwa dia ada ke dunia ini karena kesalahan Ibunya..apakah anda pantas mengatakan itu didepannya, anda tidak punya hati nurani sedikitpun!" kata Viona geleng kepala memandang Ayah mertuanya kecewa.
"Itu layak didapatkan nya..sebagai anak yang tidak diinginkan, dia selama ini tidak ada sedikitpun dapat membuat kami bangga padanya..dari kecil sampai besar hanya menghabiskan uang saja merawatnya..dia tidak bisa apa-apa, bekerja pun tidak bisa, tahunya hanya keluyuran saja!!" ujar Ibu mertua Viona dengan sinis.
Viona merasakan tubuh Bernard kembali bergetar dan menegang seperti menahan amarahnya.
"Bernard kamu sudah dewasa..dan sekarang sudah berkeluarga, kamu bawalah istrimu meninggalkan Mansion ini..pergilah dari sini, aku tidak menginginkan ada masalah lagi di Mansion kedepannya..kamu berjuanglah sendiri menghidupi istrimu, hari ini angkat kaki lah dari sini!!" sahut William pada Bernard dengan nada ketus.
Ruang dapur hening.
Viona terkejut mendengar perkataan Ayah mertuanya tersebut. Dia menoleh memandang wajah suaminya yang menunduk.
Wajah suaminya terlihat sangat kecewa, Viona merasakan betapa Bernard kecewa pada keluarga nya tersebut.
Viona merasakan perasaannya semakin mencintai suaminya tersebut, dia mengelus tangan Bernard yang masih memeluknya dari belakang. Apapun yang terjadi dia akan selalu mendampingi suaminya suka maupun duka.
Bersambung.....