NovelToon NovelToon
Aku tahu kau selingkuh

Aku tahu kau selingkuh

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Konflik etika / Selingkuh / Dendam Kesumat
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Itha Sulfiana

"Tidak semudah itu kamu akan menang, Mas! Kau dan selingkuhanmu akan ku hancurkan sebelum kutinggalkan!"

~Varissa
_____________________


Varissa tak pernah menyangka bahwa suami yang selama ini terlihat begitu mencintainya ternyata mampu mendua dengan perempuan lain. Sakit yang tak tertahankan membawa Varissa melarikan diri usai melihat sang suami bercinta dengan begitu bergairah bersama seorang perempuan yang lebih pantas disebut perempuan jalang. Ditengah rasa sakit hati itu, Varissa akhirnya terlibat dalam sebuah kecelakaan yang membuat dirinya harus koma dirumah sakit.

Dan, begitu wanita itu kembali tersadar, hanya ada satu tekad dalam hatinya yaitu menghancurkan Erik, sang suami beserta seluruh keluarganya.

"Aku tahu kau selingkuh, Mas!" gumam Varissa dalam hati dengan tersenyum sinis.

Pembalasan pun akhirnya dimulai!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan Dikta

Dikta diam membisu. Letak tubuhnya yang semula berdempetan lekat dengan Varissa perlahan menjauh seiring tarikan nafas panjang yang keluar dari hidungnya. Lelaki itu tertunduk dalam. Menyatukan kedua tangannya lalu menumpukan dahi diatasnya.

"Maaf, aku keceplosan!" ungkap Varissa penuh kekecewaan. Diraihnya tas selempang yang berada disudut sofa lalu beranjak berdiri hendak meninggalkan tempat itu. Rasa kecewa tentu bercokol dihati. Pun, dengan rasa malu. Jika waktu boleh diputar ulang, izinkan dia kembali di dua menit yang lalu untuk merevisi ucapannya. Hanya itu keajaiban yang dia minta. Tidak lebih.

"Aku pulang dulu, Ta! Sampai ketemu lagi," pamitnya.

GREP!

Dikta menahan tangannya. Menariknya dengan sangat cepat hingga wanita itu tertarik mendekat ke arahnya. Lalu, kedua lengan kekar itu tiba-tiba saja melingkar di pinggang Varissa. Wajah pria itu bahkan terbenam di perut wanita yang hanya bisa berdiri mematung itu.

"Jika perasaan itu sudah hilang, nggak mungkin Michelle pulang dengan rasa kecewa, Va!" lirih Dikta. Usai bergulat dengan pikirannya sendiri, lelaki itu sampai di kesimpulan akhir. Perasaan yang sudah belasan tahun ia miliki tak mampu ia bendung selamanya. Setidaknya, jika ini menjadi kali terakhir dia mampu mengakui itu, maka izinkan dia melakukannya.

"Diam dulu, Va! Jangan menolak!" pinta Dikta ketika Varissa hendak menjauhkan diri dari lelaki itu.

"Bukan hanya kamu yang menganggap ini salah. Aku juga." Dikta semakin mengeratkan tangannya melingkari pinggang ramping Varissa. "Aku tahu kamu sudah berusaha membendung pertanyaan itu sekian lama. Sama, seperti aku yang selalu berusaha untuk tidak menunjukkan bahwa rasa itu masih ada. Walaupun, mungkin sepertinya aku gagal." Dia tertawa pelan. Setitik airmata terjatuh disudut matanya.

"Va! Aku merindukan kamu. Sangat!"

Lidah Varissa terasa kelu. Entah, ia harus berbuat apa dalam situasi secanggung ini. Haruskah dia membalas pelukan itu? Jika iya, itu artinya sama saja dengan meloloskan perasaan yang masih terlarang untuk ia bagi, selain kepada suaminya. Namun, jika dia memutuskan menolak, maka sesuatu di sudut hatinya harus siap menerima andai suatu hari Dikta memutuskan untuk berubah haluan.

"Hanya detik ini saja, Va! Biarkan aku puas memeluk kamu! Setelah ini, kita bisa berlaku seperti biasa lagi. Hanya kali ini saja!" mohon lelaki itu putus asa.

Kepala wanita itu menengadah. Kedua tangannya mengambang di udara dengan ragu. Mana yang harus ia prioritaskan? Apakah akal sehat yang mengedepankan martabat, atau hati yang terlanjur sudah menemukan obat?

Pelan, sepasang tangan dengan jemari lentik itu mendarat di kepala Dikta. Mengelus lembut penuh kasih sayang memberi ketenangan. Biarkan! Seperti kata Dikta. Hanya untuk kali ini saja. Biarkan mereka sama-sama khilaf. Hanya untuk kali ini saja. Biarkan norma-norma itu kehilangan pengaruhnya. Hanya untuk kali ini saja. Biarkan Dikta merasakan cinta yang seharusnya memang sudah ia dapatkan sejak awal. Sekali lagi. Hanya untuk kali ini saja.

********

"Kamu darimana jam segini baru pulang?" Erik mengikuti langkah Varissa yang baru saja sampai di rumah setelah hari beranjak petang.

Wanita itu tak mengindahkan pertanyaan Erik. Ia terus berjalan seolah suaminya tidak terlihat sama sekali.

"Varissa!" Tegas, Erik menarik tangan istrinya.

"Apa sih, Mas?" protes Varissa kesal. Ia melempar tasnya begitu saja di atas sofa ruang tamu sebelum melenggang cepat menuju dapur untuk mengambil segelas air minum.

"Lastri, tolong ambilin saya air hangat, ya!" pinta Varissa pada Lastri.

ART dengan usia hampir sebaya dengannya itu mengangguk patuh. Setelahnya, ia dengan cekatan mengambil pesanan Nyonya besarnya sembari sesekali mencuri dengar percakapan Varissa dengan Erik di meja makan.

"Kamu kenapa sih, akhir-akhir ini selalu marah-marah? Udah gitu, sering kelayapan, pulang malam pula. Apa kamu pikir, suami kamu nggak butuh istrinya nungguin dirumah?" protes Erik marah.

"Memangnya, kamu menganggap aku ini masih istri kamu ya, Mas?" tanya Varissa dingin. "Bukannya aku udah bilang? Sampai kamu jujur kenapa kamu bongkar-bongkar HP aku waktu itu, hubungan kita akan tetap kayak gini."

Kepala Erik rasanya penuh dengan beban. Sudah sangat lama ia lupa bahwa Varissa memiliki sikap keras kepala yang luar biasa. Dan, satu-satunya cara untuk memecahkan masalah itu hanya dengan jujur yang tidak mungkin Erik mampu lakukan.

"Kejadiannya udah lama banget loh, Sayang! Masa' kamu masih marah sampai sekarang? Kamu itu udah dewasa! Bukan anak kecil lagi!"

"Bodo' amat, Mas! Mau lama kek, baru kek. Kalau aku masih mau marah, emangnya kenapa?"

Erik menghela nafas panjang. Ditatapnya wajah Varissa yang masih bisa tersenyum manis kepada Lastri yang memberinya air minum, namun terus menampakkan wajah masam jika sudah beralih menatapnya dengan putus asa.

"Jadi, mau kamu apa sekarang?"

"Serius, kamu nanya mau aku apa?" tanya Varissa sinis. Erik mengangguk.

Sontak, Varissa mengulurkan tangannya. Alisnya terangkat sambil memberi kode yang belum dipahami oleh Erik.

"HP kamu mana, Mas?" tanya Varissa menjelaskan maksudnya.

"Buat apa?" tanya Erik dengan suara nyaris tenggelam.

"Aku mau cek HP kamu juga dong, biar kita IMPAS!" ucapnya penuh penekanan.

Erik meneguk ludahnya kasar. Dapat Varissa lihat betapa gugupnya wajah lelaki itu saat ini.

"Mana?" tagih Varissa tak sabaran.

"Hmm...,"

"Hmmm apa, Mas? Apa perlu ku rampas kayak kamu dulu?"

"Jangan macam-macam, Va!" Erik segera berdiri dan mundur menjauh dari jangkauan Varissa saat wanita itu berinisiatif merogoh kantong celana pendek yang ia pakai.

"Loh, kenapa, Mas?" Varissa bertopang dagu di meja makan. Bibirnya mengerucut dengan tatapan mata yang seolah mengejek Erik. "Kamu kok kayak takut, gitu? Atau... jangan-jangan, kamu yang nyembunyiin sesuatu dari aku?"

Sekejap, wajah Erik tambah memerah. "Jangan asal nuduh, Varissa!" dengusnya sebal. Ia berbalik. Hendak meninggalkan tempat itu ketika ponselnya mendadak berdering.

Panggilan dari Papanya. Harun. Memberi sedikit kelegaan karena setidaknya itu bukan dari Mauren.

"Kenapa, Pa?" tanya Erik sambil melirik Varissa yang asyik menikmati air minumnya.

[Papa kena tipu, Rik! Gimana ini? Restoran Papa udah diambil sama orang lain.]

"Apa? Kena tipu?" teriak Erik tanpa sadar. Dibelakangnya, Varissa menyeringai puas. Ya, satu lagi mangsanya mulai terkapar.

"Papa bicara pelan-pelan, ya!" ucap Erik setengah berbisik setelah sadar bahwa suaranya barusan terdengar sangat nyaring. Langkahnya ia percepat pergi dari sana, berharap agar Varissa tidak tahu mengenai permasalahan itu.

"Mas... Kita lihat gimana kamu akan menangani permasalahan ini!" gumam Varissa pelan. Puas sekali rasanya malam ini bisa melihat Erik sepusing itu.

"Nyonya kenapa? Kok senyum-senyum sendiri?" tegur Lastri.

"Ada deh! Kamu nggak perlu tahu!" tukas Varissa sambil mencubit pipi Lastri. Setelahnya, ia berlari masuk ke dalam kamar.

1
Mimik Pribadi
Hmm,,,,rasa apaan y yng seperti semlm 🤭
Mimik Pribadi
Whatt!! Udh gitu doang MP nya 🤔🤔,,,
Mimik Pribadi
OMG!!!!! Fakta ini benar2 bikin jantungan,aku udh nebak saat Varissa bilang 'siapa tau papa Harun jga selingkuh,," udh makdeg!! apa iya y apalgi reaksi papa Harus ky slh tingkah.Cumaaa,,,gak nyangka aja klo selingkuhnya sm nenantu anak sendiri apalgi smpe hamil 😱😱😱.
Kasian Tika sumpah,,,,apalgi dia anak perempuan,udh kakak laki2 nya selingkuh,skrng papanya jga selingkuh apalgi dngn kakak ipar sendiri ,bisa2 drop tuh mentalnya 😭😭😭
Mimik Pribadi
"Baru jga elus bibirnya, Om,,,"udh nongol aja mana ky jalangkung lgi,dtng tak diundang ,🤣🤣🤣
Mimik Pribadi
Bu Retno,,,," Noohh! kelakuan menantu idamanmu yng lembur dan perhatian,,, 🤣🤣🤣 preetth!!
Mimik Pribadi
Ooooooowhh!! sweet bngt Dikta,dia begitu mencintai Varissa segitu nya,klo seorng pria sdh meneteskan air mata,itu tandanya dia sdh sepenuh hati mencintai Varissa dngn sangat dalam,dan takut ditinggalkan utk ke-2 kalinya,beruntung bngt kamu Va,lbih baik dicintai drpd mencintai,,,,
Mimik Pribadi
Baru kali ini liat brondong segitu menggemaskan nya 🤣🤣🤣
Dan itu hanya kepadamu Dikta,,,,🤭🥰
Mimik Pribadi
Erik dan Mauren kan sdh lama selingkuh trus ehem2,tapi pada kenyataan nya Mauren jga sama tidak hamil2 jga,,,,,sehrsnya Retno ingat itu,jngn asal nuduh Varissa yng mandul
Itoh
varissa nya kurg badaas msih mnye²
minarni 0714
Luar biasa
May Keisya
banget...syukurin,org yg ga bersyukur ya pasti berakhir tragis
May Keisya
emg keluargamu n Erik ngurus varissa...najis bgt
May Keisya
kerjain aja org ky gitu
May Keisya
emg Bu Retno berbudi luhur...berbudi iblis mah iya kali
May Keisya
miskin aja blagu
May Keisya
org miskin ga tau diri...bknnya bersyukur diangkat derajatnya malah milih miskin lagi
NailaPutri
lah,ko udh end aja
Ani Sukmayati: Thor gmn lanjutannya ,,,, pa mng dh bener" tamat ,,,,???!!!
total 1 replies
Daryati Idar
lanjut thor
guntur 1609
lah kok habis
guntur 1609
masih juga gak waras
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!