Faiz cucu dari seorang pengusaha terkenal di kota tempat tinggalnya harus rela menikahi anak dari sahabat sang papa yang tak lain wanita satu-satunya yang sangat dia cintai namun Faiz harus rela memendam perasaan itu setelah sang gadis memutuskan untuk menyerah mendekatinya dan memilih kuliah di luar kota.
Namun takdir mempersatukan mereka dengan cara yang yang tak terduga yaitu Faiz harus menggantikan pria yang telah meninggalkan Naira di hari pernikahannya gara-gara di tangkap polisi.
Namun hati dan perasaan Naira pada Faiz sudah hilang karena Naira sudah mendapatkan pengganti Faiz. Namun takdir berkata lain Naira harus rela menjadi istri dari cinta pertamanya.
Apakah Naira masih ada perasaan untuk Faiz?.
Apakah Faiz bisa membuat Naira jatuh cinta lagi padanya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keributan di pagi hari.
Malamnya semua tamu sudah datang dan keluarga Dirgantara pun berkumpul. Naira sudah tampil cantik dengan memakai gamis yang senada dengan semua keluarga. Faiz yang melihat Naira memakai jilbab sampai tak hentinya memuji sang istri.
"Kamu cantik sayang" puji Faiz berbisik di telinganya Naira karena di depan pak ustad sudah memulai acaranya.
Dira atau Kinan Nadira putri Dirgantara anak kedua dari pasangan Kian dan Erika malam ini di lamar oleh Aldiansyah putra Wiguna anak dari pasangan Dewi dan Yogi prayoga Wiguna. Dira dilamar dari hasil perjodohan. Setelah putus dari Mario Dira menutup diri apa lagi setelah kakinya mengalami cidera dia mulai tak. percaya diri akan ada laki-laki yang mau pada dirinya.
Acara lamaran pun selesai dan semua tamu dipersilahkan untuk menyantap hidangan. Selesai makan Faiz hendak ke luar untuk merokok namun Faiz melihat Renaldi suami Humaira sedang bicara dengan Aldi calonnya Dira. Faiz yang penasaran langsung menghampiri Mereka.
"Kalian pada kenal? " tanya Faiz dan Renaldi dia seperti yang terkejut saat Faiz menghampirinya.
"Iya bang, kita teman satu tongkrongan" jawab Aldi dengan ramah.
"Oh, ya sudah kalian bicara lagi saja" ucap Faiz lalu meninggalkan Renaldi dan Aldi.
Naira yang yang mencari Faiz tiba-tiba Faiz masuk dari luar.
"Abang darimana? " tanya Naira.
"Di luar udah ngerokok" jawab Faiz.
"Ada apa? " tanya Faiz.
"Di cari papa tuh" beritahu Naira. Faiz pun langsung mencari sang papa dengan di ikuti Naira karena dia akan kembali ke dapur.
Selesai acara Naira masuk kamar dan langsung membersihkan wajah dan mengganti baju. Faiz pun masuk saat Naira baru keluar dari kamar mandi.
"Abang cuci muka dulu sana, bajunya udah aku siapkan di kamar mandi" beritahu Naira dan Faiz pun langsung masuk kamar mandi.
Naira naik ke atas tempat tidur duduk menunggu Faiz selesai Naira tidak langsung tidur.
"Kok gak langsung tidur? " tanya Faiz sambil naik ke atas tempat tidur.
"Sengaja nunggu abang" balas Naira.
"Ngapain nungguin?, mau ngajak bikin anak? " tanya Faiz langsung dapat pukulan di bahunya oleh Naira.
"Sakit" ujar Faiz.
"Ya lagian abang, kalau ngomong jangan seenaknya" balas Naira.
"Lah salahnya dimana coba?, abang kan cuman nanya" ucap Faiz.
"Ya gak harus dengan bahasa bikin anak juga kali, kaya apa aja" ucap Naira kesal.
Faiz yang melihat wajah Naira yang kesal langsung tersenyum membuat Naira semakin kesal dan langsung berbaring dan membelakangi Faiz. Faiz pun ikut berbaring dan langsung memeluk Naira dari belakang. Awalnya Naira menolak namun bukan Faiz jika tidak bisa membuat Naira luluh. Faiz langsung menarik Naira ke pelukannya dan Naira pun memeluk Faiz dengan Erat.
Naira bangun lebih dulu dan saat akan turun dari tempat tidur Naira merasakan sakit di inti tubuhnya karena semalam mereka melakukannya lagi setelah berapa bulan mereka tidak satu rumah.
Namun tiba-tiba Naira kaget karena tubuhnya melayang di gendong oleh Faiz.
"Abang turunin" pinta Naira.
"Udah diam aja, abang tau kamu kesakitan kan? " balas Faiz dan Naira langsung diam.
Tibanya di kamar mandi Faiz menurunkan Naira dan Faiz tidka langsung keluar.
"Abang kenapa gak ke luar? " tanya Naira.
"Mau ikut mandi" jawab Faiz.
"Enggak-enggak, abang keluar deh" ucap Naira karena Naira tau maksud dari Faiz pasti bukannya mandi tapi malah yang lain.
"Ya udah abang ke luar" ujar Faiz dan langsung ke luar.
Naira pun mulai mandi dan setelah selesai barulah ke laut dan giliran Faiz yang mandi. Naira menunggu Faiz selesai mandi karena mereka akan melakukan sholat.
Setelah selesai Faiz mengecek kerjaan hari ini sedangkan Naira menyiapkan baju kerja Faiz dan setelah selesai Naira turun ke bawah untuk membuat sarapan. Namun saat masuk ke dapur semua orang menatap Naira sambil tersenyum.
"Mama Sama mbak Alma kenapa lihatin aku seperti itu? " tanya Naira heran.
"Kamu kehujanan dimana? " tanya Alma membuat Naira ngerti.
"Mbak ih kaya yang gak ngalamin aja" ujar Naira dengan wajah malu.
"Udah jangan di dengerin mbak mu, dia iri karena udah tua"ucap Erika sang mama dan Naira tersenyum.
" Emang kakak masih muda? "tanya Alma.
Naira dia hanya tersenyum melihat perdebatan adik kakak di depannya ini.
" Pagi-pagi udah rame aja di dapur"ucap Melda kakaknya Kian.
"Ini loh tante, kakak Erika mau punya cucu" beritahu Alma seenaknya.
"Serius Naira? " tanya Melda pada Naira membuat Naira langsung menggelengkan kepala.
"Al yang serius kamu ini" tegur Melda pada Alma.
"Masih proses" balas Alma lagi dan langsung mendapat pukulan dari Melda.
"Sakit tante" rintih Alma.
"Siapa suruh ngomong sembarangan" ucap Erika puas.
Naira dia hanya tersenyum melihat tiga wanita di depannya yang beda usia tapi mereka bisa akur. Tante Melda adalah kakak dari Kian papa mertua Naira. Alma dia istri dari keponakan Kian papa mertua Naira. Erika mama mertua Naira.
Semua orang sudah berkumpul di meja makan dan menyantap sarapan yang tersedia di meja makan. Naira sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga Dirgantara karena mereka tidak pernah melihat calon menantu mereka harus sama status sosialnya yang penting anak atau cucu mereka saling suka. Namun berbeda dengan anggota keluarga wanita mereka semua harus menikah dengan pria yang statusnya setara dengan keluarga karena mereka gak mau anak perempuan mereka harus hidup menderita. Tapi mereka juga tidak bisa memaksa jika jodohnya harus dari kalangan yang berbeda maka mereka menerimanya seperti suami dari mbak Keyla dia bukan dari kelurga yang sama tapi tetap ada turunan dari orang kaya juga.
"Kamu kenapa bengong? " tanya Faiz yang melihat sang istri dari tadi diam saja dan menatap semua orang bergantian.
"Enggak apa-apa bang" jawab Naira sambil tersenyum.
"Kalau gak enak badan istirahat saja" ucap Faiz dan terdengar oleh semua orang dan langsung menatap dua sejoli itu.
"Ya wajarlah Naira sakit, habis lo hajar" ucap Davin seenaknya dan langsung mendapat tatapan tajam dari Kian.
Naira dia langsung menunduk karena malu, Naira tadi lupa saat turun rambutnya masih basah.
"Lo iri ajak bang, mentang-mentang udah tua" balas Faiz membuat Kian murka dan langsung menggebrak meja.
Semua orang kaget dan langsung nunduk karena jika Kian sudah marah siapa saja pasti kena semprot.
"Kita lagi makan jangan bahas yang tidak penting" ucap Kian dengan tegas.
"Yang sudah selesai boleh pergi" lanjutnya dan langsung pergi membuat semua orang lega.
"Makanya jangan kaya anak-anak" ucap Mamanya Davin.
Faiz pun langsung menuntun Naira pergi dari meja makan.
.ujian rmh tangga naira luar biasa smg faiz cpt sadar lh ingatany
siap² aja ya sakti di gulingkn sm faiz de..