Di sarankan membaca novel pertama nya dulu yang berjudul "Terpaksa Menikah dengan Pembantu" biar lebih nyambung dan tau jalan cerita nya 🥳
.
.
Sejak Dimas menolongnya waktu ia hampir dilecehkan oleh preman, Chaca langsung jatuh cinta pada pandangan pertama padanya.
Ditambah waktu ia tahu bahwa Dimas adalah kakak ipar dari sahabatnya dan ayah dari seorang pangeran kecil yang sangat menggemaskan bagi Chaca.
Chaca Aninditha yang memang sedari kecil tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu merasa iba dan sedih kala mengetahui Aiden anak dari Dimas juga memiliki nasib hampir sepertinya. Dan itu semakin menjadikan kan motivasi untuk terus membuat agar Dimas mencintainya.
Yuk ikuti kisah Chaca untuk mengejar cinta Om Duda...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran Ayah dan Anak
"Papi," panggil Aiden saat membuka pintu kamar Dimas.
"Ada apa sayang?" Tanya Dimas, "Sini," katanya lagi menyuruh Aiden mendekat.
"Papi kenapa gak suka sama tante Chaca?" Tanya Aiden to the poin dengan wajah dingin dan datar.
"Apa maksud kamu sayang?" Tanya Dimas bingung.
"Aiden bukan anak kecil yang bisa papi bohongin," kata Aiden, "Aiden sudah cukup besar untuk bisa melihat dan menilai seseorang," katanya lagi.
"Benarkah?" Tanya Dimas. "Kalau begitu biarkan papi yang bertanya, kenapa Aiden suka sama tante Chaca?"
"Tante Chaca baik sama Aiden, sayang sama Aiden dan juga dia sama kaya tante Jenar selalu bisa buat Aiden nyaman dan bahagia." Jawab Aiden.
"Apa Aiden gak mau sama mamy?" Tanya Dimas lagi.
"Aiden gak butuh mamy mamy siapa yang papi maksud itu, Aiden cuma mau tante Chaca yang jadi mamy Aiden!" seru Aiden.
"Tapi dia bukan mami kamu sayang," ujar Dimas masih berusaha membujuk Aiden. "Apa kamu gak mau bertemu dengan mami kandung kamu hem?"
"ENGGAK!" jawab Aiden cepat dengan suara meninggi. "Aiden udah gak punya mami sejak Aiden bayi. Aiden cuma punya papi, Oma, opa sama om Bian dan om Arya!"
"Tapi kamu masih punya mami sayang, sekarang mami kamu sudah kembali kesini dan ingin bertemu sama Aiden." Kata Dimas.
"Pokoknya Aiden gak punya mami lain selain tante Chaca titik!" Seru nya.
Dimas pun hanya menghela nafasnya pelan, lalu ia meraih Hapenya dan memperlihatkan sebuah video kepada Aiden, membuat Aiden terdiam dan menatap Dimas dengan tatapan yang sulit di mengerti.
"Dia mami kamu," ujar Dimas pelan.
"Dia bukan mami Aiden, dia MANTAN ISTRI papi." Jawab Aiden dingin dengan mengepalkan tangannya kuat.
"Aiden!" Bentak Dimas yang sedari tadi sudah menahan geram akan sikap Aiden yang menurutnya ke kanak kenakan.
"Seperti yang kamu bilang, kamu bukan anak kecil lagi dan sudah besar, jadi harusnya kamu tau mana mami kamu dan bukan. So papi minta berhenti merengek dan bahas tabte Chaca!" Seru Dimas.
"Mami kandung kamu sudah kembali dan kita akan segera berkumpul kembali!" Kata Dimas lagi.
"Kalau memang papi mau kembali dengan nya SILAHKAN!" kata Aiden tajam. "Aiden akan terus disini sama Oma dan Opa!" katanya lagi sambil menghapus air matanya. Aiden tidak menangis, dia sedang menahan sakit dan marah sehingga membuat air matanya menetes begitu saja.
"Kamu anak Papi dan Mami, jadi kamu akan tetap ikut sama Papi." Kata Dimas tegas.
"Aiden memang anak Papi tapi Aiden bukan anaknya!" Kata Aiden lagi.
"Aiden! kamu gak boleh kaya gitu, biar bagaimana pun dia mami kamu, dia yang sudah mengandung dan melahirkan kamu!" Pekik Dimas.
"Kalau memang Aiden boleh memilih, Aiden tidak akan pernah mau di lahirkan jadi anaknya!" Kata Aiden tak kalah tinggi suaranya dengan Dimas.
"Siapa yang ngajarin kamu jadi pembangkang seperti ini Hah! apa tante Chaca kamu itu yang membuat kamu berani menjawab setiap ucapan papi!" Bentak Dimas lagi membuat air mata Aiden kembali menetes namun tidak ada raut wajah menangis di wajahnya. Hanya ada raut wajah marah dan dingin.
"Jangan pernah bawa bawa tante Chaca!" Teriak Aiden tak terima Dimas menyalahkan Chaca padahal semua kesalahan ada padanya.
"Aiden gak akan lagi ngelarang papi buat rujuk sama wanita itu, tapi sampai kapan pun Aiden akan terus disini sama Oma dan Opa. Aiden gak akan pernah mau ikut sama papi." Kata Aiden lagi lalu segera pergi dari kamar Dimas.
Brakk!
Suara pintu yang di tutup dengan keras oleh Aiden membuat Dimas geram dan semakin marah kepada Chaca. Dimas merasa karena Chaca lah Aiden berubah menjadi semakin temperamen dan berani melawan ucapan nya.
'Chaca!' geram Dimas mengepalkan tangannya.
Disini hati mommy sesek saat membayangkan Aiden yang menahan marah dan sakit sambil mengepalkan tangan hingga mengeluarkan air mata tapi gak nangis. 😥😩