Hanin, gadis yatim piatu tak berpendidikan tiba-tiba di jodohkan dengan seorang Pria mapan. Awal nya semua mengira calon Hanin adalah Pria miskin. Namun siapa sangka, mereka adalah orang kaya.
Hanin begitu di sayang oleh mertua dan juga ipar nya.
Tidak ada siapa pun yang boleh menyakiti Hanin. Tanpa mereka sadari, Hanin menyimpan rahasia di masa lalu nya.
Yang penasaran, cus langsung meluncur. Baca nya jangan di loncat ya. Nanti Author ya nggak semangat nulis.
Selamat membaca, ☺️☺️☺️☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Hari itu, semua hadir di perlombaan yang di ikuti oleh Hanin. Mereka semua tidak berharap Hanin akan menang. Yang penting, Hanin memiliki pengalaman saja sudah bagus.
Oma dan Opa sangat mendukung perlombaan kali ini. Mereka sampai mencari tahu siapa yang akan menjadi juri. Mereka tidak ingin ada nya kecurangan saat cucu mereka mengikuti lomba.
"Baiklah semua peserta lomba. Kali ini, kita akan mengadakan lomba masak seperti tahun-tahun sebelumnya. Sudah beberapa tahun juara bertahan kita adalah Grace. Ayo Grace, maju ke depan." Ucap si pembawa acara.
Grace maju dengan tubuh yang sengaja di lenggokkan. Ia berharap Abian melihat nya. Tapi sayang, Abi malah lebih fokus melihat Hanin yang sedang senyum-senyum sendiri.
" Terima kasih untuk semua nya. Saya berharap, tahun ini saya akan mengalahkan seluruh peserta yang ada di sini. Karena, saya yang akan menjadi pemenang nya lagi." Ucap Grace saat itu.
Dan seluruh penonton pun bertepuk tangan. Akan tetapi, Grace merasa heran. Mengapa juri kali ini berbeda dengan biasa nya.
Wajah nya menjadi pucat. Padahal ia sudah membayar mahal juru-juri yang akan menilai nya hari itu.
Siapa lagi yang punya kerjaan kalau bukan Abian. Sejak dulu Abian sudah tahu jika Grace curang. Maka dari itu, Abian meminta tolong untuk mengganti seluruh Juri yang telah di sogok oleh Grace.
Grace kembali ke tempat nya. Dan tidak lupa menghubungi asisten nya itu sambil marah-marah.
"Halo, kenapa semua juri di ganti? Dan kenapa kau tidak memberi tahu ku?"
"Maaf Grace. Semua terjadi begitu cepat. Aku pun baru saja ingin memberitahu mu."
"Kalau begini, aku harus apa?"
"Kamu tenang saja. Menu kali ini sangat lah mudah. Kamu pasti bisa menang. Soalnya juri nya ini suka makanan kampung."
"Oke. Baiklah kalau begitu."
Mereka pun mengakhiri panggilan tersebut. Kini, Grace tidak takut lagi karena ia sudah tahu apa yang di inginkan oleh para juri.
"Baiklah semua! Ayo setiap peserta berkumpul di depan." Ucap si pembawa acara.
Seluruh peserta pun berkumpul dan berdiri di depan. Hanin masih saja menyapa keluarga nya sambil tersenyum. Ia bahagia sekali bisa berada di sana.
"Jadi, setiap peserta akan diberikan pilihan untuk memilih menu dan bahan-bahan nya sendiri. Kalian bisa memilih sesuka hati. Di sana, tersedia semua nya. Tinggal kalian pilih saja sesuai selera, mana bahan makanan yang akan kalian masak. Bagaimana, kalian siap! "
" Siap! "
" Baiklah. Dalam hitungan ketiga. Satu, dua, tiga. "
Seluruh peserta berlarian mengambil bahan-bahan yang ada. Hanya Hanin yang begitu santai dalam berjalan. Keluarga nya sampai geregetan karena melihat hal itu.
Di saat semua peserta sudah sibuk dengan bahan makanan mereka, Hanin masih sibuk memilih ikan. Dan hal itu sangatlah lama.
"Abi, Hanin ngapain sih. Kok lama sekali dia memilih ikan. Bukan nya setiap ikan itu sama." Ucap Bu Ambar yang melihat Hanin begitu santai.
"Tenang lah, Bu. Walaupun Hanin nggak menang. Tapi dia tetap akan Abi kasih hadiah." Abian pun mencoba menenangkan Ibu nya.
"Tapi,,"
"Sudah lah. Kita biarkan saja Hanin melakukan sesuka nya."
Setelah beberapa saat, Hanin pun menemukan ikan yang ia perlukan. Tidak lupa ia mengambil beberapa bahan makanan yang ia pilih.
Hanin sudah terbiasa melakukan hal itu sejak kecil. Jadi, ia sudah tidak aneh lagi dengan alat-alat masak maupun bahan makanan.
Grace tersenyum senang saat tahu Hanin begitu lamban. Ia yakin, Hanin pasti akan kalah sebelum selesai memasak.
Setelah mengambil dan mendapatkan semua bahan, Hanin pun mulai memasak. Ia masak dengan santai, dan tidak terburu-buru seperti peserta lain yang masih saja berlarian mengambil bahan makanan.
Hanin bahkan masak sambil bersenandung dan santai. Ia masak seperti dirumah. Bukan seperti sedang mengikuti perlombaan.
"Abi, mengapa istri mu itu santai sekali. Hanin bisa masak nggak sih." Tanya Kakak nya Abian.
"Tidak perlu khawatir. Hanin menang atau kalah, yang penting Hanin ikut lomba. Kita nikmati saja ya kak."
Ibu mertua dan Kakak nya Abian yang deg degan melihat Hanin. Tangan mereka bahkan begitu dingin. Sedangkan di depan sana, Hanin masih saja memasak.
Hingga ia membakar ikan buatan nya. Harum semerbak membuat semua orang keheranan. Entah bau apa yang begitu enak di hidung mereka. Bahkan cacing-cacing pun meronta di dalam perut minta di beri makan.
"Ini bau apa, ya? Kok enak sekali. Oma jadi lapar." Ucap Oma nya Hanin.
"Iya Oma, Abi juga gitu. Wangi nya pas. Nggak bikin pusing dan bikin nagih." Ucap Abian.
Lalu tiba-tiba saja suara bel berbunyi tanda waktu nya tinggal sedikit lagi. Seluruh peserta mulai panik. Hanya Hanin yang masih santai menggiling bumbu dengan cobekan.
Ia begitu lihai dalam menggiling semua bumbu itu tanpa terusik dengan suara bel tadi, di saat peserta yang lain sibuk dengan masakan mereka.
Tiba-tiba saja Hanin memencet bel yang ada di depan nya.
Ting...
Itu tandanya Hanin sudah selesai memasak. Semua peserta bertambah panik. Karena ada salah satu peserta yang sudah selesai. Yaitu Hanin.
Apalagi Grace. Ia tidak menyangka jika Hanin bisa selesai secepat itu. Bahkan ia tidak bisa melihat makanan yang di buat oleh Hanin. Makanan itu di tutupi oleh tudung saji kecil.
"Waktu habis! Semua peserta silahkan maju ke depan." Ucap Si pembawa acara.
Hanin dan yang lainnya pun maju ke depan. Ia pun masih saja melambaikan tangan nya ke arah keluarga nya itu.
"Norak banget sih Hanin. Kampungan tau nggak!"
"Emang Hanin dari kampung. Memang nya kenapa?"
"Ya maka nya kamu itu kampungan."
"Terus kenapa? Masalah nya apa?"
"Ya jangan kampungan."
"Suka-suka Hanin. Kenapa kamu yang sibuk. Kan Hanin nggak minta makan sama kamu. Aneh sekali kakak ini." Ucap Hanin sambil menggelengkan kepala nya.
"Kamu nggak ingat aku?"
"Ingat. Kak Grace kan pemenang tahun lalu."
"Itu aja? Kalau yang lainnya?" Tanya Grace mencoba untuk memprovokasi Hanin.
"Hanin lupa."
"Ayo semua nya, kita siap-siap ya, nama yang di panggil harus maju ke depan sambil membawa makanan yang kalian buat." Ucap Si pembawa Acara.
"Baik."
Satu-satu peserta di panggil untuk membawa makanan yang telah mereka buat. Mereka pun memasak dengan cara mereka sendiri.
Tiba lah Grace di panggil untuk membawa menu masakan nya. Grace dengan percaya diri sangat yakin ia akan memenangkan lomba hari itu.
Apalagi seluruh peserta, memang tidak ada yang memuaskan para juri. Ada yang masak nasi nya gosong. Ada yang sayur nya tidak matang.
Dan ada juga yang tidak teliti hingga ulat sayur pun ikut nyemplung ke dalam makanan yang mereka masak.
"Grace,"
"Iya, Chef."
"Kamu masak apa?"
"Sup Ayam Pelangi, Chef."
"Hmm,, nama yang unik."
Para juri pun mencicipi masakan yang dibuat oleh Grace. Ada yang mengangguk kan kepala dan ada juga yang biasa saja.
"Sup Ayam pelangi, dari mana pelangi nya?" Tanya salah satu Chef.
"Di dalam sup nya ada bermacam warna, Chef. Jadi, tampak seperti Pelangi." Ucap Grace.
"Baiklah. Kamu boleh kembali." Ucap Chef itu.
Dan yang terakhir, Hanin pun di panggil oleh si pembawa acara untuk menyajikan makanan buatan nya.
Hanin pun menyajikan ikan bakar milik nya bersama dengan tudung saji berukuran kecil. Tidak lupa ia membawa beberapa jenis sambal untuk di makan bersama ikan bakar itu.
Saat Hanin membuka tudung saji itu, aroma ikan bakar semerbak tercium di indera setiap yang ada di sana. Bahkan Grace pun mengakui nya walaupun gengsi.
"Ikan bakar?" Tanya salah satu chef yang merasa biasa saja.
"Iya Chef. Ikan bakar rahasia." Ucap Hanin mantap.
"Tadi saya melihat kamu begitu santai, Hanin. Mengapa begitu? Bahkan memilih ikan pun sangat lama."
"Supaya Hanin bisa masak lebih tenang. Kalau lari-lari, nanti jadi ngos-ngosan. Kita kan sedang lomba masak. Bukan lomba lari."
Sontak semua yang hadir tertawa. Begitu pun dengan juri yang ada di sana.
"Terus, kenapa milik ikan dan bahan lama sekali?"
"Memilih ikan untuk di masak, harus yang bagus dan masih segar. Hanin tidak mau masak ikan busuk. Nanti yang makan bisa keracunan dan alergi."
Hahhahaha
Lagi-lagi mereka yang ada di sana pun tertawa. Para juri, sudah tidak sabar ingin mencicipi ikan yang masih hangat itu. Hanin sengaja meletakkan nya di dalam tudung saji, agar kehangatan nya terjaga.
" Mengapa ada banyak sambal di sini?"
" Begini Chef. Sambal-sambal ini, ada yang pedas level satu sampai level lima. Hanin membuat nya supaya Chef bisa memilih mana sambal yang chef sukai. Karena, tidak semua orang bisa makan pedas."
"Wah, ide kamu memang bagus. Baiklah. Saya akan mencicipi nya."
Semua chef itu pun makan ikan bakar buatan Hanin. Mereka bahkan tidak berhenti makan sampai ikan itu tinggal tulang nya saja.
"Hanin, mengapa ikan bakar kamu sangat enak. Apa rahasia nya?"
"Maaf, Chef. Hanin nggak bisa bilang nya. Nama nya juga Ikan Bakar Rahasia."
"Apa!"
Sontak seluruh Chef berkata seperti itu secara bersamaan. Dan tidak lama kemudian, mereka pun tertawa bersama.
Lalu kemudian,,,,
ya allah ngakak bener deh masa iya si kancil kek motor pink.. ada2 aja
dan yg terjatuh td kok bisa... kk klo di daerah q mah motor yg bising itu buat ngarit namanya motor grandong.. karna udh di protolin
kok jd segetunya ya allah kasihan rahmat