NovelToon NovelToon
Mind-blowing

Mind-blowing

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Aliansi Pernikahan / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Tukar Pasangan / Saudara palsu
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: lavenderoof

"Tidak perlu Lautan dalam upaya menenggelamkanku. Cukup matamu."

-

Alice, gadis cantik dari keluarga kaya. Hidup dibawah bayang-bayang kakaknya. Tinggal di mansion mewah yang lebih terasa seperti sangkar emas.

Ia bahkan tidak bisa mengatakan apa yang benar-benar diinginkannya.

Bertanya-tanya kapankah kehidupan sesungguhnya dimulai?

Kehidupannya mulai berubah saat ia diam-diam menggantikan kakaknya disebuah kencan buta.

Ayo baca "Mind-blowing" by Nona Lavenderoof.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lavenderoof, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 Kencan Kedua

Cindy menggeleng pelan, sambil memakai anting berlian di telinga kirinya. "Tidak bisa, Al. Kau tahu Kevin sangat sibuk akhir-akhir ini. Dia bahkan sudah menjadwalkan dari jauh hari."

Alice menghela napas panjang. "Aku tidak mau pergi sendirian. Kau yakin aku bisa melewati ini lagi?" tanyanya, memohon sedikit belas kasihan.

Cindy menepuk bahu Alice dengan lembut. "Aku yakin kau bisa. Lagipula, ini pertemuan kedua, Al. Tidak sesulit yang pertama, bukan?"

Alice mendengus, "Tidak sesulit itu katamu?"

Cindy tertawa kecil, lalu berhenti dan memutar mata dengan tatapan serius. "Kau harus benar-benar memberanikan diri kali ini. Mungkin dia akan membenci atau bahkan jijik kepadamu. Setidaknya dia sendirilah yang akan lebih dulu mengakhiri pertemuan kencan ini. Itulah yang kita harapkan."

Mendengar rencana kakaknya yang sebenarnya masih sama seperti rencana pertama, ia menarik napas dengan dalam.

"Huh, Wish me luck!"

Alice akhirnya berdiri di depan pintu restoran tempat pertemuan akan berlangsung. Cindy sudah mengantar dan berjanji akan menjemput setelah selesai, tetapi kali ini ia tidak menunggu seperti sebelumnya.

Sambil merapikan tahi lalat palsu di atas bibirnya, Alice memikirkan rencana untuk membuat kencan ini berakhir cepat. "Tidak sulit, bukan?" gumamnya kepada dirinya sendiri, meskipun hatinya tetap berdebar.

Di sisi lain, Cindy menatap adiknya dari dalam mobil, senyum kecil tersungging di wajahnya. "Good luck, Al. Semoga kali ini kau lebih berani," katanya pelan sebelum melajukan mobilnya menuju pertemuan dengan Kevin.

*

Saat Alice melangkah masuk ke restoran, kakinya terasa berat. Meskipun ini bukan pertama kalinya dia bertemu dengan pria itu, rasanya seperti pertama kali lagi.

Heels kuning cerahnya beradu keras dengan lantai marmer, menciptakan suara yang memecah kesunyian lobi.

Sebelumnya, meski ia sudah tahu siapa pria itu, ketegangan yang hadir dalam setiap interaksi mereka selalu membuat dadanya terasa sesak. Kali ini, ia merasa lebih siap, lebih berani, namun tetap saja ketakutan itu menyelimuti.

Pria itu sudah membuat kesan pertama yang sulit dilupakan. Tatapan dinginnya, aura yang selalu membuat siapapun merasa terintimidasi, seolah setiap langkah dan setiap kata yang terucap dari dirinya penuh perhitungan.

Restoran itu terasa sunyi meskipun ada beberapa orang di sekitarnya. Alice berjalan pelan menuju meja yang sudah dipersiapkan, matanya tidak bisa menghindari tatapan tajam pria itu yang duduk dengan wajah datar.

Ruangan itu terasa lebih sepi karena suara dentingan piring dan sendok yang datang dari meja lain, tidak terdengar di meja mereka.

Di meja, hanya ada teh hangat yang pahit, tanpa makanan atau minuman lain. Hanya ada kesan kaku dan formal yang mengalir di udara.

Tidak ada anggur atau makan malam seperti biasanya pada kencan pasangan. Tidak ada kebersamaan yang terasa. Hanya ada jarak yang menganga, membuat Alice semakin merasa kecil.

Alice duduk dengan hati berdebar, tangan memegang cangkir teh untuk mencoba menenangkan diri. Namun, tanpa kata-kata, pria itu hanya memandangnya dengan tatapan yang tidak bisa dibaca. Aura yang dipancarkannya terasa seperti tekanan yang berat, membuat Alice hampir tidak bisa bernafas.

Tak tahan lagi dengan suasana yang makin menegangkan, Alice memberanikan diri untuk bertanya, meskipun suara hatinya bergetar.

“Kenapa... kenapa kau ingin bertemu lagi?” tanyanya, mencoba menyembunyikan ketegangan di suaranya. “Kenapa kau menginginkan kencan ini?”

Namun, jawaban pria itu membuat seluruh tubuhnya terasa kaku dan hati yang semula berdebar kini terasa terjatuh. Pria itu mengangkat alisnya, masih dengan wajah yang tidak menunjukkan perasaan apapun, dan berkata dengan nada datar.

“Apa yang membuatmu berpikir aku menginginkan kencan tidak bermutu ini, nona?”

Jawaban itu seperti tamparan keras, membuat Alice merasa sangat rendah. Seolah-olah dia baru saja diterpa badai dingin yang tak terduga.

Tidak ada rasa peduli di mata pria itu, tidak ada rasa ingin mengenal lebih jauh, hanya ada jarak yang semakin memisahkan mereka. Kata-kata itu bukan hanya membekukan suasana, tapi juga membekukan hatinya yang sudah berusaha bertahan.

Pria itu tidak tertawa, tidak tersenyum. Bahkan tatapannya lebih tajam dari sebelumnya, seolah menginterogasi setiap gerak-gerik Alice.

Semua yang ada di dalam ruangan terasa asing, seperti ada sebuah dinding yang terbentuk di antara mereka berdua, tak terjangkau oleh kata-kata atau interaksi yang biasa terjadi pada sebuah kencan. Semuanya terasa seperti formalitas yang dipaksakan.

1
Putri Anissa Hdy
kita liat Nnti kelanjutannya 🤔
adelia
lumayan menarik
khiasaputri
☝🏻Masih nunggu jodohnya dateng
nona lavenderoof
Mohon dukungannya ya, Lavendears!
ig : lavenderoof
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!