Nikah dadakan karna di jodohkan ❌ Nikah dadakan gara gara prank ✅ Nikah dadakan karna di jodohkan mungkin bagi sebagian orang memang sudah biasa, tapi pernah gak sih kalian mendadak nikah gara gara prank yang kalian perbuat ? Emang prank macam apa sampe harus nikah segala ? Gw farel dan ini kisah gw, gara gara prank yang gw bikin gw harus bertanggung jawab dan nikahin si korban saat itu juga, penasaran gimana ceritanya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shusan SYD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 2
Jarak rumahku ke rumah salsa memang tak terlalu jauh karna kita memang tinggal di lingkungan komplek yang sama.
Wanita itu sudah tak kudapati lagi keberadaannya mungkin dia sudah sampai di rumah orang tuanya.
Benar saja, pintu rumah itu dalam keadaan sedikit terbuka dan ternyata ibu mertuaku masih berada di sana.
"Kalian kenapa sih ? Malem malem begini bukannya tidur ?" tanya tante linda saat aku masuk ke dalam rumahnya.
"Eh iya mih, salsa gak mau tidur di rumahku katanya jadi kita berdua ke rukau mamih sekarang." jawabku coba beri alasan tak mungkin juga bila aku harus mengatakan apa yang telah terjadi sebenarnya bukan ?
Saat naik ke lantai 2 kamar salsa memang berada di lantai 2 rumahnya, pintu kamar itu terkunci dari dalam mungkin salsa juga sengaja tak akan membiarkan aku masuk ke dalam kamarnya.
"Sal, buka pintunya." pintaku seraya mengetuk ngetuk pintunya pelan.
"Jangan harap pintunya gw buka." sahutan dari dalam. Huftt aku jadi menghela nafas, apa iya malam pertama aku harus tidur di ruang tamu.
"Sal plisss.. Entar orang tua kita curiga kalo kita kayak gini." ucapku coba membujuk.
"Bodo amat, gw gak peduli." ucap salsa dari dalam kamarnya.
"Kenapa ?" tanya tante linda yang ternyata sudah berada di belakangku. Aku tak tahu sejak kapan dia naik ke lantai 2 ? Aku takut dia akan mendengar percakapanku dengan salsa tadi.
"Sal, ini farel di luar kamu buka doang pintunya kasian dia." ucap tante linda seraya mencoba memutar gagang pintu kamar anaknya. Akhirnya aku merasa seperti ada pahlawan yang melindungiku.
"Iya bentar, tadi lagi di kamar mandi." ucap salsa, dengan raut wajah cemberut dia pun terpaksa harus membuka pintunya.
Aku pun masuk dan duduk di tepi ranjang, setelah menutup pintu salsa berbalik kearahku.
"Jangan lu pikir gw terima sama semua ini, gw cuma gak mau orang tua gw kecewa dan bikin mereka malu sama keluarga lu gara gara gw." ucap salsa.
"Iya sal, sory ya. Walaupun yang kemaren cuma prank tapi rasa sayang gw ke lu beneran kok bukan cuma prank." ucapku coba mengungkapkan.
"Ssstt.. Inget, gw gak bakal pernah anggap lu sebagai suami gw. Anggap aja kalo sekarang kita masih temenan dan lu cuma nginep di kamar gw, paham." ucap salsa.
"Kok gitu sal ?" tanyaku dengan perasaan heran.
"Sekarang lu pindah dan tidur di sofa, inget di depan orang tua kita harus bersikap seperti biasa. Layaknya suami istri." tegas salsa.
"Hmm sampe kapan mau kayak gitu sal ?" tanyaku seraya tersenyum miring.
"Gak tau, pokoknya kita jalani aja dulu sampe gw bener bener cape." ucap salsa.
Aku pikir setelah mengetahui fakta itu salsa bisa ikhlas menerimaku namun ternyata tak segampang itu.
"Dan gw minta, lu rahasiain pernikahan kita dari semua orang tanpa terkecuali. Termasuk temen temen gw juga." ucap salsa. Aku jadi sedikit tersentak setelah mendengar permintaan gadis itu. Ya salsa memang masih gadis meskipun sudah sah menjadi istriku namun aku belum menyentuhnya.
"Kok lu gitu, gak bisa dong." protesku tak terima.
"Terserah, atau mending kita pisah aja sekarang juga." ucap salsa dengan wajah serius.
"Dosa loh sal, lu begituin gw. Gw kan udah jadi suami lu sekarang." ucapku.
"Heh, semenjak gw tau semua cuma prank, gw udah gak anggap lu suami gw lagi. Ngerti ?" ucap salsa dengan bola matanya yang hampir keluar.
Aku tak mungkin melepaskan salsa begitu saja bukan ? Apalagi pernikahan ini memang sudah lama aku idam idamkan. Walaupun ternyata berakhir tak sesuai dengan apa yang aku harapkan. Pernikahan ini pun terjadi bahkan tanpa adanya pesta yang gelar.
Mungkin di sini letak ujianku sekarang, setelah sebelumnya susah payah untuk mendapatkan salsa dan berakhir gagal. Namun ternyata mudah bagiku untuk menikahinya dan kini aku harus bisa mengambil dan meyakinkan hatinya kembali.
'Baik salsa, gw bakal nyoba sabar dan ngertiin lu, semoga aja gw bisa.' batinku.
"Oke, gw tidur di sofa." ucapku mengalah, salsa hanya mendelik.
"Jadi malam ini gw gak dapet jatah sal ?" tanyaku memberanikan diri.
"Jatah apa hah ? Jangan harap lu bakal dapet jatah karna gw gak bakal pernah kasih sampai kapanpun juga." ucap salsa dengan nada penuh kebencian.
"Jangan ngomong gitu, entar lu yang malu." ucapku coba merayu.
"Malu, kenapa jadi gw yang malu ?" tanya salsa.
"Karna lu pasti bakal jilat ludah lu sendiri."
"Gak bakalan yah, sory." ucap salsa dengan raut wajah meremehkan.
"Yaudah." ucapku pasrah.
Salsa memberikan ku sebuah bantal dan 1 selimut tipis.
Aku pun beranjak dan pindah dari ranjang menuju sofa yang memang berada di kamar salsa, aku mulai berbaring di sana. Badanku terasa sangat lelah. Gak apa apalah aku belum bisa dapet jatah yang penting aku udah bisa tidur di kamar salsa sekarang ini.
Keesokan pagi, aku terbangun dengan badan yang jadi terasa sakit semua. Sementara salsa sudah tak kudapati lagi keberadaannya di dalam kamar.
"Sal." ucapku mencari cari namun tak ada juga sahutan.
Aku beranjak keluar kamar dengan keadaanku yang masih berantakan, aku bahkan lupa membawa peralatanku pindah ke rumah tante linda yang kini sudah menjadi mertuaku.
Sementara salsa di lantai bawah, dia sudah dalam keadaan rapi dan tengah terduduk bersama kedua orang tuanya di bangku meja makan.
"Liat pap, penganten baru. Pagi pagi udah seger abis mandi." goda tante linda seraya tersenyum ke arah suaminya, salsa jadi merasa ilfeel.
"Apaan sih mih, emang kenapa kalo penganten baru pagi pagi udah rapi ? Aku kan emang biasa gini. Sebelum jadi penganten baru pun aku selalu bangun pagi, jadi apa salahnya ?" tanya salsa dengan raut wajah yang heran.
"Gak ada yang salah kok sal." ucap papih arga, mertua lelaki ku.
"Kamu kan sekarang udah jadi istrinya farel, harusnya kamu juga bantu buat siapin dia dong !" ucap papih arga coba menasihati anaknya.
"Males banget." gumam salsa pelan.
"Kamu gak boleh gitu, itu kewajiban kamu loh sebagai istri." ucap tante linda, sepertinya dia cukup jelas mendengar perkataan salsa tadi.
"Emang siapa yang mau jadi istrinya dia ?" tanya salsa seraya melahap 1 buah roti lapis yang sudah dia buat untuk dirinya sendiri.
"Kalian nikah atas kemauan berdua kan ?" tanya papih arga merasa heran.
"Gak tau, tanya aja sama farel." jawab salsa dengan nada malas.
Bertepatan aku juga baru saja turun dari lantai 2.
"Farel sarapan dulu." ucap tante linda mengajakku sementara istriku malah cuek bebek.
"Iya nanti aja tan, eh mih. Aku mau ganti baju dulu ke rumah." jawabku.
"Loh, emang kamu gak bawa bajumu kemaren ?" tanya mertuaku lagi.
"Aku lupa tan," jawabku coba beri alasan, mertuaku hanya geleng geleng.
Aku berpamitan, namun baru saja sampai di depan gerbang. Teman teman salsa yang lain dan mereka juga memang teman temanku juga ternyata sudah berada di depan rumah salsa.
"Farel ? Lu ngapain sepagi ini dari rumah salsa ?" tanya alesha dengan tatapan heran.
"Eh, gw... "
"Hay guys, ini tadi farel abis ngambil buku tugasnya yang ketinggalan kemaren. Makanya dia pagi pagi udah dateng ke rumah gw." jawab salsa yang tiba tiba datang, seolah tahu bila tak dia yang menjawab aku akan menjawab bahwa kita sudah melangsungkan pernikahan kemarin.
Tanpa teman temannya sadari, salsa menyenggol tanganku lumayan keras.
"Eh iya, gw abis ambil buku gw." jawabku membantu melancarkan kobohongan gadis itu. Padahal lidahku sangat gatal sekali ingin mengatakan kebenarannya.
"Mana ? Gw gak liat lu bawa buku tuh ?" tanya adiba,
"Eh, itu.. "
"Entar gw yang bawain ke kampus." jawab salsa menyela.
"Yaudah, lu balik gih. Entar kita gak usah berangkat bareng gw berangkat bareng mereka aja." ucap salsa bersikap biasa.
"Oke," aku pun mengiakan sandiwara istriku. Ya salsa memang istriku kan ?