Karna menolong seseorang membuat Rafdelia menjalani kehidupan yang tidak di inginkan nya tetapi seiring berjalannya waktu Rafdelia menjadi menerima takdir kehidupannya.
ketahui kelanjutan kisah hidup Rafdelia dengan membaca cerita ini dari awal ya teman.
SELAMAT MEMBACA..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febri inike putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
Di lain tempat, sebuah club malam...
"jadi, sekarang Lo bakal menetap di Indonesia apa nanti bakal balik lagi ke Amerika, do?" Tony bertanya pada Valdo sambil menyesap minumannya.
"rencana gua bakal balik ke Amerika, Ton. Disini gua paling cuma beberapa Minggu. Cuma pengen ngelepas kangen sama negara sendiri and ngumpul bareng-bareng Lo pada. Rindu gua Ama kalian, Ama makanan disini juga..." Valdo menjawab sambil tertawa.
"yang pasti Ama cewek-cewek juga kan..." Rangga menambahkan sambil terkekeh.
"tapi di Amerika cewek-cewek nya cakep-cakep kan do, **** **** lagi. Pantas Lo betah kan Disana selama 3 tahun ini.!" goda Roy.
"yaa.... Begitulah." balas Valdo sambil mengedipkan matanya sebelah.
"Tapi walau bagaimanapun gua tetep suka yang lokal bro. Tetep aja kalau buat jadi istri gua maunya orang Indonesia lah." Timpal Valdo lagi.
"Sama kita bro, gua juga kalau buat dijadiin istri ya tetap cewek lokal lah. Tapi kita juga masih pada muda woii... Ngapain mikirin nikah segala. Puas puasin dulu lah..." ucap Roy.
"Lo mah kapan puasnya?! Liat yang **** dikit langsung nafsu Lo, wkwkwk...." Rangga mentertawakan Roy.
"lhaa wajarlah, gua kan laki-laki normal. Kalau gak nafsu, patut dipertanyakan kelelakian gua." Roy tak mau kalah.
"alah.... Ngeles aja Lo!" balas Rangga mengusap kasar wajah Roy, membuat yang lainpun ikut tertawa.
"eh, by the way si Zein mana?" tanya Tony pada yang lain.
"Tadi katanya ke toilet" jawab Valdo.
"Ah, gua juga kebelet nih. Gua ke toilet dulu!" ucap Rangga beranjak dari tempat duduknya.
Zein baru saja keluar dari toilet, tiba-tiba Adrian menghampirinya.
"tuan..." panggil Adrian dengan hormat.
"CK Adrian, kamu ngagetin aja. Ada apa?" Zein sempat kaget karena Adrian muncul tiba-tiba.
"Maaf tuan.. Saya cuma mau nanya apa anda lupa kalau malam ini akan makan malam di apartemen bersama istri anda?" soalnya saya sudah sampaikan pesan anda tadi ke nyonya Rafdelia."
"Ya ampun... Saya lupa! Karena ngumpul bareng anak-anak malam ini jadi saya gak ingat. Udah jam berapa ini?" Zein melihat jam tangannya. "Udah hampir jam setengah sepuluh malam ternyata. Ya udahlah, batal aja Makan di rumah. Lagian ada Valdo disini, kapan lagi bisa bareng tu anak." Zein dengan santainya menjawab.
"Tapi kasian istri anda, pasti sudah nungguin. Apa gak sebaiknya Anda kabari dulu tuan?" ucap Adrian lagi.
"What? Istri???" Rangga yang tiba-tiba sudah berada disana berteriak kaget mendengar ucapan Adrian barusan. Sontak membuat Zein dan Andrian terkejut.
"Zein, gak salah dengar gua? Kapan Lo nikah kok udah punya istri aja???" tanya Rangga lagi penuh curiga.
"I.. Itu.. Gua.." Zein gugup menjawab pertanyaan Rangga. Sementara Adrian sudah dengan wajah paniknya. Ia yakin akan terkena masalah setelah ini karena ucapannya tadi, tapi mana dia tau akan ada Rangga disana.
"Lo harus jelasin semuanya ke anak-anak, ayok ikut gua!" Rangga menarik tangan Zein yang hanya pasrah dibawa kehadapan teman-temannya.
Zein tengah berada diantara keempat sahabatnya Valdo, Rangga, Tony dan Roy. Ia serasa seperti sedang di sidang karena sebuah kejahatan. Tatapan menyelidik dari teman-temannya itu membuat Zein hanya bisa menelan saliva namun ia tetap berusaha setenang dan sesantai mungkin.
"Jadi kapan Lo nikah, kok gak ngasi tau kita?" Tony membuka suara.
"kemarin." Zein menjawab dengan santai.
"Lo nikah kemarin tapi Lo gak ngundang kita? Terus kepada gak ada satupun media atau pemberitahuan tentang pernikahan Lo? Apa Lo emang sengaja nikah diam-diam ya, Lo udah hamili anak orang, Zein?" Roy bertanya panjang lebar saking penasarannya.
"Hhhh..." Zein membuang nafas panjang sebelum menjawab berbagai pertanyaan yang ada dalam benak para sahabatnya itu.
"Cerita nya panjang... Gua dijodohin sama perempuan yang mami pilihkan. Gua udah nolak karena gua gak kenal sama tu cewek dan gua gak mau nikah kecuali sama Gina, cuma dia satu-satunya perempuan yang gua cintai dan ingin dan ingin gua jadikan istri. Tapi masalah terjadi, mami kena serangan jantung gara-gara berdebat sama gua tentang perjodohan ini. Hampir aja gua kehilangan nyawa orang tua gua satu-satunya. Untung aja nyawa mami masih bisa terselamatkan pada saat itu. Tapi dokter menyarankan mami harus segera melakukan pengobatan ke Jerman, karena disana bisa ditangani oleh tenaga ahli yang lebih bagus. Mami menolak kecuali kalau gua mau dijodohkan sama pilihan mami, baru mami mau berobat kesana. Akhirnya gua terpaksa menerima dengan syarat pernikahan ini tertutup dari pemberitaan dan gak boleh ada orang yang tau tentang ini. Nah.. Jadilah kemarin itu gua udah nikah." Zein bercerita dengan tatapan datar.