NovelToon NovelToon
Rumah Tanpa Jendela

Rumah Tanpa Jendela

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Anak Yatim Piatu / Teen Angst / Cinta pada Pandangan Pertama / Angst / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: definasyafa

"Untukmu Haikal Mahendra, lelaki hebat yang tertawa tanpa harus merasa bahagia." - Rumah Tanpa Jendela.

"Gue nggak boleh nyerah sebelum denger kata sayang dari mama papa." - Haikal Mahendra.

Instagram : @wp.definasyafa
@haikal.mhdr
TikTok : @wp.definasyafa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon definasyafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

⋆˚𝜗 Prohibition 𝜚˚⋆

Berita tentang hubungan antara Haikal dan Ella sudah menyebar luas, seluruh siswa-siswi Diningrat Internasional School sudah mengetahuinya. Tentu semua itu terjadi sebab admin Instagram base sekolah yang mengeluarkan berita itu semalam. Bahkan video dimana Haikal mengatakan pada salah satu siswi kelas 12 jika Ella adalah miliknya itu sudah tersebar luas di kalangan Diningrat Internasional School dan para pengagum berat Peaceable Geng. Saat Haikal menyelamatkan Ella dari siswa kelas 12 yang sempat menggodanya itu juga ikut terseret, entah dapat dari mana admin DIS itu yang jelas dua video singkat itu mampu membuat semua penggemar Haikal si cowok humoris patah hati masal.

Ella, gadis cupu polos kelas 10 itulah ternyata yang berhasil menjadi kekasih salah satu anggota Peaceable. Selama ini mereka selalu bersaing sengit untuk mendekati anggota Peaceable dan menjadi kekasih mereka, tapi semua usaha mereka tidak pernah ada hasilnya. 7 anggota inti Peaceable kini hanya tersisa 5 sebab salah dua orang sudah berpawang, Haikal si pelawak Peaceable dan Rey buaya daratnya Peaceable.

Pandangan mereka serempak tertuju pada tujuh lelaki tampan yang berjalan beriringan, aura mereka terlihat tenang namun mencengkram. Seragam atas yang mereka keluarkan dengan dua kancing teratas yang sengaja tidak mereka kancing kan, satu tangan yang sama-sama mereka masukkan kedalam saku celana. Terlihat begitu tampan, siapapun yang melihatnya pasti akan tergila-gila oleh ketampanan mereka.

Arkan ketua Peaceable berjalan di barisan paling depan layaknya seorang pemimpin. Matanya yang tajam itu menatap lurus ke depan, auranya begitu pekat dan dominan, aura yang sudah menjadi ciri khasnya. Kaki jenjang itu terus berjalan dengan tegap, dada bidang serta kedua bahu lebarnya terlihat jelas. Siapapun pasti meronta ingin bersandar di dada bidang dan bahu itu. Langkah Arkan selalu diikuti oleh ke enam anggota inti Peaceable, Sarga yang berada dibelakang sementara Haikal berada di bagian kiri dengan Cakra yang ada di tengah-tengahnya. Rey, Eza dan Nando berjalan mengikut di belakang mereka.

Haikal tersenyum tipis saat pandangannya bertemu dengan gadis yang beberapa hari belakangan ini mengisi kekosongannya. Gadis itu tengah berdiri di depan pintu kelasnya, hendak masuk namun terhenti sebab kedatangan Haikal dan teman-temannya yang berjalan di depan kelasnya.

Disampaing Ella ada Moana, Vani dan Humaira yang juga tengah menatap ke arah gerombolan aset lelaki tampan Diningrat Internasional School, begitupun dengan cegil-cegil Peaceable yang juga tengah berjejeran di depan kelas mereka masing-masing.

Saat melewati tepat di depan Ella, Haikal menempatkan untuk menepi sebentar. Berdiri tepat di depan gadis dengan dua pita besar berwarna hitam yang mengikat sedikit rambut bagian kanan dan kirinya, satu tangan Haikal terangkat mengusap pucuk kepala gadis itu sebentar.

"Masuk kelas sayang, nanti pas jam istirahat aku jemput."

Ella mendongak menatap Haikal yang menuduh menatapnya, kedua mata bulat itu mengerjap dengan pipi yang sudah bersemu merah, apa tadi Haikal bilang, sayang?

Bagaimana bisa Haikal dengan santainya memangil sayang di depan banyak orang seperti ini. Suara Haikal yang berat namun lembut itu jelas dapat didengar oleh orang-orang yang berdiri di sekitar Ella, meskipun Haikal berucap pelan tapi tetap saja, keadaan yang saat ini membuat beberapa orang dapat mendengarnya dengan jelas.

Haikal terkekeh ucapan di pucuk kepala Ella itu diakhiri dengan tepukan pelan, "cantik." bisiknya begitu pelan berharap hanya Ella lah yang dapat mendengarnya.

Setelah mengatakan itu Haikal kembali menegakkan badannya, melangkah dengan gaya coolnya. Kesan songong yang tidak pernah luntur dalam diri seorang Haikal, langkah lebar Haikal mengikuti teman-temannya dan kembali pada tempat nya semula.

Sementara Ella masih diam mematung dengan wajah yang sudah memerah. Kakinya lemas, dia seakan ingin pingsan sekarang.

Haikal tersenyum tipis dalam langkahnya, sangat tipis. Dia senang karena Ella sudah mulai terbuka dengannya, semalam saat memakan sate ayam bersama Ella juga bahkan sudah bercerita panjang tentang hidupnya. Dimana dia yang hidup sebatang kara sebab kedua orang tuanya yang meninggal karena insiden tabrak lari, hingga mengharuskannya tinggal di panti asuhan. Sampai pada kedua orang tuanya yang sekarang mengangkatnya anak hanya karena ingin menjodohkannya dengan Arkan agar mengembangkan perusahaan mereka.

Haikal sempat sedikit terkejut dengan apa yang Ella ceritakan, tapi Haikal berusaha untuk terlihat biasa saja. Haikal yakin jika dia dan Ella akan menghadapi banyak rintangan kedepannya nanti, namun Haikal tidak masalah yang penting masih tetap bisa menjaga gadis itu. Dalam lubuk hati Haikal mengatakan jika suatu saat nanti dia dan Ella sedikit kemungkinan untuk bisa bersama-sama selamanya. Tapi tidak masalah jika nantinya Ella bersama dengan Arkan, setidaknya Haikal bisa menjaga gadis itu sebelum gadis itu benar dan menjadi milik Arkan.

***

"Oh jadi lo cewek yang berhasil dapetin Haikal."

Gadis cantik dengan rambut sebahu yang sedikit pirang itu menatap Ella dari bawah hingga ke atas, dahinya sedikit menyergit saat menyadari bahwa ini bukan kali pertamanya bertemu dengan gadis ini.

"Lo yang sering ngasih bekal buat Haikal, kan?"

Ella sedikit mendongak menatap kakak kelas di depannya yang lebih tinggi darinya, gadis cantik blasteran seperti model yang dulu pernah menyuruhnya untuk menjauhi Haikal.

Perlahan kepala Ella mengangguk pelan, "iya kak, kenalin Ella." Ella menyodorkan tangannya di depan gadis itu dengan senyuman manisnya.

Kedua teman gadis yang menurut Ella seperti model itu saling padang satu sama lain, sementara gadis yang berada di depan Ella itu menatap uluran tangan Ella tanpa minat.

"Gue udah pernah ngasih tau lo baik-baik buat jauhin Haikal, sekarang jangan salahin gue kalo terima akibatnya karena udah berani ambil milik gue." tangan lentik itu mencengkram dagu Ella kuat memaksa Ella untuk menatapnya.

Ella sedikit meringis pelan, namun dia berusaha untuk tidak takut sekarang. Haikal miliknya, dan dia harus mempertahankan itu. "maaf kak, tapi kak Haikal milik Ella. Bahkan kak Haikal sendiri yang bilang gitu."

Tangan gadis itu mengepal, begitupun dengan cengkraman nya pada kedua pipinya Ella yang semakin kuat. Kaki jenjang mulus itu melangkah semakin mengikis jarak diantara dirinya dan Ella, mata yang sedikit kebiruan itu menatap Ella tajam.

"Sok banget lo, cewek cupu kayak lo nggak pantes buat Haikal gue."

Ella sedikit tersentak ke belakang saat gadis itu melepas tegangannya begitu kasar, tangan Ella mengelus kedua pipinya pelan kemudian dia kembali mendongak menatap gadis di depannya itu tanpa ekspresi.

"Terserah kakak mau bilang apa yang penting kak Haikal udah jadi milik Ella sekarang bukan milik kakak."

Gadis berambut sebahu itu menggeram marah tangannya terangkat hendak menampar Ella, tapi seseorang lebih dulu mencekal tangannya kuat. Ella yang semula memejamkan matanya siap mendapat tamparan pun sontak mata itu terbuka, menatap lelaki yang berdiri di depan yang berusaha melindungi dirinya.

"Jauhin tangan kotor lo dari ratu kecil gue."

Haikal, lelaki itu menghempaskan tangan gadis itu kasar. Gadis yang sekelas dengan Haikal itu sedikit meringis pelan sebab cengkraman Haikal tadi tidak main-main.

Dia menatap Haikal memelas, "Haikal kenapa kamu kasar sama aku?"

Haikal menatap gadis itu tajam, sebelum pandangannya menoleh ke belakang di mana Ell berada, meraih tangan gadisnya untuk dia genggam.

"Siapapun yang berani ganggu ketenangan cewek gue bakal berurusan sama gue."

Gadis yang sempat membully Ella tadi menatap Haikal tak percaya, "Haikal, aku cuma berusaha nyelametin kamu dari cewek cupu ini, dia nggak pantes buat kamu Haikal." dia berusaha meraih satu tangan Haikal namun Haikal lebih dulu menjauhkan tanganya.

"Cewek gue lebih di atas lo Eve." Haikal terucap tajam bahkan kedua teman gadis yang bernama Evelyn itu menciut sebab tatapan tajam Haikal yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya.

"Nggak Haikal kamu itu punya aku, aku yakin kok kalo kamu udah bosen sama cewek cupu ini kamu pasti buang dia. Setelah itu kamu bakal jadi punya aku, aku anak orang kaya Haikal hampir setara sama Cakra, setelah sama aku nanti kamu nggak perlu capek-capek kerja lagi di cafe Cakra. Aku bakal - "

"Stop Evelyn, tutup mulut sampah lo sebelum gue berbuat kasar."

Haikal menarik tangan Ella untuk keluar dari lorong dekat toilet itu, setelah cukup jauh dirinya melangkah Haikal menghentikan langkahnya melepas genggaman tangannya dengan tangan Ella untuk menatap Ella yang juga dengan menatapnya.

Tangan Haikal terulur untuk mengelus pipi Ella pelan, "sakit?"

Saking dekatnya Ella sampai dapat mencium aroma rokok dari mulut Haikal, sepertinya lelaki itu baru selesai merokok, kepala Ella perlahan menggeleng pelan. "nggak kok kak."

Haikal menghembuskan nafas beratnya, "maaf, aku telat nolongin kamu."

Ella menggeleng keras tangan yang terangkat menggenggam tangan Haikal yang menangkup pipinya, "bukan salah kak Haikal, jangan minta maaf Ella harusnya yang makasih karena udah nolongin Ella."

Haikal tersenyum tipis, "aku anterin ke kelas, ya?"

"Sebentar, kak Haikal bolos? habis ngerokok ya?"

Senyum tipis Haikal sedikit melebar satu tangannya yang tidak Ell genggam itu mencubit hidung gadis itu gemas, "bukan bolos, tadi ke roftop sebentar sama Cakra buat ngerokok."

Ella menatap Haikal dengan tatapan polosnya, "kira-kira kalau Ella larang kak Haikal ngerokok gimana?" tanyanya sedikit was-was takut jika Haikal marah sebab ini hakan baru 3 harian mereka memiliki hubungan.

Haikal justru terkekeh gemas, "iya aku bakal belajar pelan-pelan buat nggak ngerokok lagi, tapi pelan-pelan gapapa kan?"

Ella mengerjap menatap tak percaya apa yang Haikal ucapkan, "Ella bahkan baru mastiin, takut kak Haikal marah. Tapi kak Haikal harus tau kalau ngerokok itu nggak baik, Ella cuma nggak mau kalau kak Haikal sakit nanti."

Haikal tertawa pelan, "aku nggak akan marah karena larangan kamu itu benar, larang aku terus selagi kamu nggak suka sama apa yang aku lakuin, aku nggak bakal marah sayang."

1
adara
lanjut kak semangat
adara
butuh Haikal di dunia nyata😔
adara
kmu harus bisa berhenti merokok haikal
adara
cie Haikal yg udh terang"an ngakuin Ella pacar🤭
adara
makasih Cakra udh bantu Haikal buat perjuangin ella
adara
makasih Cakra udh bantu Haikal buat perjuangin ella
adara
yeyy... selamat Ella akhirnya semua perjuangan kmu membuahkan hasil🥰🥰
adara
Masya Allah Haikal kmu baik banget
adara
sadis amat kal kata" nya🤧🤭
adara
sadis amat kal kata"nya🤧🤭
adara
ciee Haikal jantung nya aman kan🤭
Lestari Setiasih
bagus ceritanya
Lestari Setiasih
ceritanya bagus
adara
pdkt secara ugal ugalan bagus Ella perjuangkan🤭😂
adara
semangat terus cegilnya Haikal 🤭😂
adara
semangat Ella kmu pasti bisa meluluhkan hati Haikal🤭
adara
makasih kak udh up
definasyafa: maaf ya jarang double update skrng🙏
total 1 replies
adara
Haikal jangan terlalu cuek ya sama ella
miilieaa
penulisannya rapi kak /Drool//Drool//Drool//Drool/
miilieaa: the best sih ini, semangat berkarya kak/Heart/
definasyafa: Thank you sunny🌞🤍
total 2 replies
adara
semangat terus kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!