📣Mungkin kalian akan mengalami keram perut, bengek, diabetes, dan gangguan Bucin akun lainnya....
---Niat lari dari perjodohan, justru terjebak dalam Penthouse milik calon tunangan.
Queen masuk menjadi PRT tunangannya setelah lari dari rumah orangtuanya dengan alasan tak mau dijodohkan.
Sama-sama tak mengenal, Queen dan Dhyrga Miller tinggal di atap yang sama... Yok intip keseruan mereka yang bakal bikin kamu senyum-senyum sendiri.(Musim pertama)
---Raja tumbuh menjadi makhluk yang tampan, ia pandai meretas, lompat kelas, bahkan menduduki kursi Presdir di usia muda. Terlebih, ia memiliki tunangan super cantik bernama Kimmy Zoya.
Namun, hidup tak semulus wajah cantik kekasihnya, ia harus menghadapi bagaimana lika-likunya hubungan mereka.(Musim ke dua)
Yok, baca selengkapnya di sini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
B i o s k o p
Di bawah atap mobil yang melaju kencang, Queen dan Dhyrga duduk bersisian, Dhyrga menyetir sendiri, kemarin di hari Sabtu mereka berangkat ke luar kota bersama.
Malamnya menginap di hotel yang sama meski berbeda kamar. Menikmati setiap detik kebersamaan yang terasa begitu indah.
Besok sudah Senin, maka Minggu malam ini mereka sudah melakukan perjalanan pulang ke Jakarta kembali.
Genggaman tangan Dhyrga membuat Queen merasa bersalah, sebab baru kali ini dia mengkhianati Jee Yeon.
Seharusnya Queen menolak jika tidak merasa nyaman dengan kelembutan yang Dhyrga berikan. Tapi sukar, sebab Queen justru menikmatinya.
"Mau nonton nggak?" Dhyrga menoleh pada Queen yang juga menoleh padanya.
Kemarin sibuk dengan urusan pekerjaan, sekarang Dhyrga mencoba mengajak gebetannya refreshing otak. Mungkin dengan begitu gadisnya akan lebih cepat menjawab pernyataan cintanya.
"Nonton bioskop?" Tanya Queen.
"Iya. Drive in, lebih asyik kayaknya. Gimana? Mau?" Kembali Dhyrga menawarkan dengan sesekali melirik sekilas.
"Boleh." Angguk Queen.
Dhyrga melepas genggaman tangan, ia memutar setir demi mengarahkan mobilnya pada jalan yang harus di lalui untuk sampai ke lapangan sebuah mall.
Yah, Drive in salah satu cara asyik untuk pasangan menonton film romantis dari dalam mobil.
Perjalanan masih beberapa menit lagi hingga akhirnya tiba juga mobil hitam itu di tempat tujuan.
"Mereka kenapa?" Queen mengedarkan pandangannya menatap beberapa mobil yang berputar arah kembali, sepertinya tiket sudah kehabisan. "Apa tiket ludes terjual?"
"Kita coba tanya dulu, barusan di aplikasi, masih banyak tiket yang belum terjual. Masa secepat itu?" Cetus Dhyrga.
"Tapi kalo habis sayang banget, filmnya bagus hari ini." Kata Queen. Dia sempat menilik ke aplikasi penjualan tiket dan judul filmnya sangat menarik.
Dhyrga memberhentikan mobilnya tepat di lorong pembelian tiket. Ada tulisan closed di sana, tapi bukan Dhyrga Miller jika harus menyerah sampai di sini saja.
"Maaf Pak, tiket sudah habis." Satu orang berseragam mengatakan itu dengan sopan ketika Dhyrga membuka kaca jendelanya.
"Benar begitu?" Dhyrga keluar dari mobil, menutup pintu dengan gaya super elegan setelah membuat kaca jendela tertutup rapat kembali.
"Benar Pak."
"Tapi aku mau tiketnya sekarang juga. Bagaimana pun caranya, barusan di aplikasi, masih banyak tiket yang belum terjual." Dhyrga kekeuh.
"Maaf Tuan, tapi tidak bisa." Pria berseragam hitam itu menggeleng dengan pasti.
"Kenapa?"
"Ada yang memborong semua tiketnya, kami tidak bisa menjualnya lagi. Kalau Tuan mau, tunggu dua jam lagi setelah film ini selesai." Jelas pria itu. Ada satu petugas lagi yang datang.
"Aku tidak peduli, kau tahu, aku mau nonton film sekarang juga!" Dhyrga menatap remeh kedua pria itu.
"Pak, ..." Satu pria mendorong dada bidang Dhyrga dan lekas di tepis. "Jangan coba-coba menyentuh ku!"
"Tapi maaf, ini prosedur, ..."
"Biarkan mobil ku masuk atau aku pecat kalian semua!" Dhyrga mulai menunjukkan siapa dirinya.
"Hah?" Dua petugas ternganga menatap geming Dhyrga, siapa lelaki berjambang tipis itu? Apakah ada sangkut pautnya dengan pemilik gedung ini? Kenapa bisa mencetuskan kata-kata dominasi?
"Panggil atasan kalian ke sini!" Dhyrga mengibaskan tangannya. Dan satu orang berlari mendatangi mereka bahkan sebelum di panggil.
"Tuan muda." Topan, nama supervisor di bagian tersebut. Tentu saja ada segelintir petugas yang mengenal Dhyrga meski dari foto keluarga Miller yang di hapalkan saat training. "Maaf, anak-anak tidak tahu siapa Anda."
Dua petugas lainnya menundukkan wajahnya segan. "Maaf Tuan muda." Rupanya mereka baru menyadari bahwa pria gagah itu adalah Dhyrga Miller.
Beberapa percakapan mereka lakukan, termasuk alasan kenapa bioskop ini sampai di tutup sebelum waktunya.
"Aku harap kesalahan ini tidak akan terulang lagi."
"Baik Tuan muda, tidak akan terjadi lagi."
"Sekarang buka portalnya, mobil ku harus masuk." Titahnya. Dhyrga melangkah menuju mobil kemudian masuk ke dalam, masih dengan menyertakan raut kecutnya.
"Gimana, bisa Tuan?" Queen bertanya penuh harap.
"Bisa, siapa yang bisa menolak ku?" Dhyrga sombong.
"Luar biasa." Geleng Queen menyengir.
Setelah di persilahkan masuk oleh beberapa petugas, mobil hitam itu memasuki lapangan dan parkir tepat di depan layar lebarnya.
Queen menyisir penjuru arah yang mana sepi tak berpenghuni. Hanya ada dua buah mobil yang terdapat di dalam sana. Milik Dhyrga dan entah milik siapa.
"Belum banyak yang datang, padahal weekend kan?" Queen menoleh pada Dhyrga setelah puas merotasi kan pandangan.
"Mungkin karena tiketnya lebih mahal dari hari biasanya." Kilah Dhyrga.
"Berapa memangnya?"
"Dua puluh kali lipat."
"What?" Queen terkejut, mungkin baginya itu murah, tapi bagi konsumen biasa pasti sangat mahal.
"Kenapa bisa semahal itu? Masa dua puluh kali lipat dari harga biasanya? Mencekik itu mah namanya, kalo Murni ketemu sama pemilik aslinya, Murni cekik balik orangnya." Katanya greget. Dhyrga menjawabnya dengan tersenyum geli.
"Kok ketawa sih?" Queen menepuk paha Dhyrga.
"Gimana kalo ternyata pemiliknya ganteng? Apa masih tega kamu hmm?"
"Murni nggak pandang bulu." Sanggah Queen.
"Maklum lah, tempat ini sudah di reservasi sama artis terkenal katanya, mungkin nggak sih kalo di buat syuting film?"
Queen manggut-manggut. "Oh, mungkin juga. Tapi mana kamera nya?" Jika syuting seharusnya banyak kru yang berseliweran.
"Kamu mau minum apa, Sayang?" Dhyrga menawarkan pada gadis gebetannya.
Queen menautkan alisnya. "Dih, Sayang? Belum juga jadian."
"Anggap saja latihan." Dhyrga tergelak begitu pula dengan Queen. "Jadi mau minum apa Yank?"
"Apa saja, ... eh air putih saja ding, Murni kan mau ikut ajang pencarian bakat nyanyi dangdut, jadi takut serak suaranya kalo minum yang berwarna."
Dhyrga terkikik geli. "Yakin?" Suara Queen sangat fals, mungkin baru masuk gerbang audisi sudah di tendang satpam.
"Tuan muda nggak percaya kemampuan Murni hah?" Ketus Queen.
"Percaya deh." Dhyrga mendekati Queen lalu tersenyum manis tepat di depan gadis itu. Belaian lembut Dhyrga berikan pada helaian rambut Queen. "Sejauh ini, kamu nyaman bersama ku?"
"Iya." Angguk Queen. Benar, Queen nyaman bersama Dhyrga, bahkan melebihi nyamannya saat bersama dengan Jee Yeon.
"Gimana penawaran ku kemarin? Sudah ada jawabannya?" Tanya Dhyrga kembali.
"Belum tahu." Geleng Queen.
"Apa perlu waktu selama itu?" Dhyrga lebih mempertipis jaraknya.
"Tidak, tapi kita jalani dulu saja seperti ini sampai waktu akan menjawab semuanya." Setelah cukup lama terdiam Queen berhasil menemukan sanggahan.
"Tumben bahasa mu tertata rapi, biasanya, ..."
"Apa?" Sela Queen.
"Nggak." Dhyrga terkekeh yang mana membuat Queen memukuli pundaknya. "Aaaa, nyebelin, ..."
Dalam canda tawa mereka, Dhyrga terbawa arus untuk mendekatkan lebih intens lagi wajahnya.
"Stop." Queen menghalau wajah tampan Dhyrga yang menatap lekat dirinya seperti ingin memakannya. Jantung berdegup kencang, jujur saja Queen tak mau melanjutkan langkah salah mereka.
"Why?" Sedikit lagi saja menempel bibir keduanya, kenapa harus di cegah? Dhyrga mengerutkan kening. "Kenapa tidak mau aku cium?"
"Murni be, belum siap." Geleng Queen cepat.
"Kita belum menikah, kita belum juga jadian, jadi Tuan muda nggak boleh macam-macam, mengerti!" Queen mendorong jauh-jauh tuan agresif itu darinya.
"Paham." Dhyrga tersenyum mengusap lembut pipi mulus Queen. "Aku mengerti. Relax, aku tidak akan menggigit mu." Katanya.
Perlakuan ini lah yang membuat Queen merasa nyaman bersama Gaga. Pengkhianat, apakah lebel itu sudah tertancap pada Queen saat ini?
ku gak bisa. berhenti ketawa Lho thotrr.🤣🤣🤣🤣
Raka... Raka...🤣🤣