Anandita putri Yasmin tidak menyangka akan mengalami kejadian yang tak terduga malam itu.
Karena sebuah kesalah pahaman dengan pemuda bernama Gavin putra Bagaskara mereka berdua harus menanggung konsekuensi dinikahkan malam itu juga oleh penduduk kampung karena dikira melakukan perbuatan asusila.
Anandita baru tahu setelah mereka menikah bahwa Gavin adalah murid disekolah tempat dia mengajar.
Bagaimanakah kisah perjalanan cinta mereka,akankah hubungan yang dimulai oleh sebuah salah paham bisa menjadi langgeng.
Silahkan dibaca reader tercinta semoga karya autor yang ini bisa menjadi teman kehaluan kalian.
Jangan lupa untuk meninggalkan like dan komen agar autor semangat untuk updatenya nanti.
Happy Reading reader semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16.Pria Idaman.
Gavin berjalan dengan cepat menyusul Aldo,yang sudah sampai diluar kelas.
"Aldo tunggu,gue juga mau kekantin!"teriak Gavin.
"bukannya lo bilang,lo mau ngerjain tugas dari bu Margaret tadi?"tanya Aldo dengan dongkol.
"gue berubah pikiran,tugas milik bu Margaret gue kerjakan dirumah aja nanti"jawab Gavin.
"bukannya lo,bilang mau langsung kekafe nanti sesudah pulang sekolah?"ucap Aldo masih berusaha mengingatkan ucapan Gavin tadi padanya dengan dongkol.
"berisik banget sih lo!,gue barengin kekantin aja banyak tanya,!"ucap Gavin memotong pertanyaan Aldo.
"lo yang mulai duluan tadi siapa yang bilang.."
"gue traktir lo dua mangkok bakso siang ini,asal lo diam!"ucap Gavin sambil meletakkan tangannya kemulut sahabatnya itu.
"deal"jawab Aldo,langsung berjalan cepat kearah kantin.
"hey Do tunggu,cepat amat jalannya!"teriak Gavin,karena Aldo berjalan sambil setengah berlari kearah kantin.
"cepetan,nanti bakso bu wati keduluan diserbu para nenek lampir"tetiak Aldo pada Gavin.
"hah siapa nenek lampirnya"teriak Gavin sambil mengikuti Aldo dari belakang.
"itu mereka"tunjuk Aldo pada tiga orang murid perempuan yang juga berjalan kearah kantin seperti Gavin dan Aldo.
Gavin hanya melihat kearah yang ditunjuk oleh Aldo ,sebelum lanjut lagi berjalan kekantin.
Tapi sebelum Gavin masuk ke dalam kantin tiba tiba salah satu murid perempuan,yang Gavin tau bernama Gresia, berteriak nyaring padanya.
"Gaviiin!!!,ilove you!!"teriaknya sambil berlari kearah Gavin,bermaksud untuk memeluk tubuh Gavin.
Untung saja Gavin sempat membuat gerakan menghindar dari pelukan Gresia,jadi gadis itu hanya berhasil memeluk udara kosong.
"apaan sih lo!"ucap Gavin sewot sambil menghindari dari gadis itu.
"Gavin kenapa malah menghindar sih!,kan jadinya gue jatoh"sungut gadis itu pada Gavin.
"lo itu nggak punya malu apa teriak teriak kaya gitu didepan umum?"ucap Gavin sambil berjalan masuk kedalam kantin meninggalkan gadis itu sendirian.
"Vin tunggu,!"teriak gadis itu sambil memegang tangan gavin.
"lepas!" Gavin menyentakkan tangannya yang dipegang oleh Gresia.
"ogah!"teriak gadis itu masih tetap menggenggam lengan Gavin dengan erat
"jangan sampai gue bersikap kasar sama elo didepan umum"ucap Gavin,mengancam gadis itu.
"tega banget sih lo,sama gue,Vin"jawabnya sambil melepaskan tangannya dari lengan Gavin.
"karena lo yang maksa gue buat tega sama lo"ucap Gavin kemudian pergi meninggalkan gadis itu masuk kedalam kantin.
Didalam kantin semua mata memandang kearah pintu kantin tempat Gavin dan gadis bernama Gresia yang mereka ketahui sebagai penggemar berat Gavin,sedang beradu mulut itu.
Anandita yang juga ada didalam kantin sedang menikmati makan siangnya dengan bu Margareta guru bahasa Inggris yang baru saja jadi temannya hari ini itu,juga ikut memandang kearah terjadinya keributan itu.
Dilihatnya suaminya sedang digandeng oleh seorang murid perempuan cantik dengan rambut pirang sempurna dan bibir merah karena liptin yng dipakainya membuat dada Anandita tiba tiba menjadi panas.
'beraninya perempuan itu mengandeng tangan Gavin,aku saja sebagai istrinya belum pernah menggandeng lengannya,gumamnya dengan kesal.
Sampai sampai saat bu Margaret menganjaknya bicara Anandita tidak mendengarnya.
"Bu Dita...,bu Dita..!"
"hah,iya bu Margaret anda bicara apa?" tanya Anandita,karena pikirannya terlalu fokus melihat kejadian yang terjadi didepan pintu kantin itu.
"saya bilang itu sudah biasa,"
"apanya yang sudah biasa?"tanya Anandita semakin bingung.
"tuh!"tunjuk bu Margaret pada Gavin yang baru saja berlalu meninggalkan gadis itu dengan cueknya masuk kedalam kantin.
"maksud ibu,pertengkaran itu?"tanya Anandita masih bingung.
"maksudku gadis yang bersikap begitu pada Gavin"ucapnya.
"hah,saya belum paham "jawab Anandita karena pikirannya masih tertuju pada Gavin yang digandeng oleh gadis itu.
"ini sudah sering terjadi,ada gadis yang menyatakan cintanya pada Gavin,bahkan beberapa waktu yang lalu ada seorang gadis yang berasal dari sekolah lain,datang teriak teriak minta pertanggung jawaban Gavin karena mengaku telah dihamilinya"
Seketika Anandita terbatuk keras saat mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh bu Margaret itu.
"bu Dita anda tidak papa?"tanya bu Margaret khawatir.
"saya tidak papa,hanya terkejut saja,saya tidak menyangka bahwa Gavin.."
"pria idaman"
"hah!!"Anandita kembali terbatuk karena terkejut dengan apa yang dikatakan oleh bu Margaret padanya.
"maksud ibu,saya tidak mengerti"tanya Anandita dengan bingung
"ibu tau?"Anandita hanya menggeleng pada bu Margaret.
"Gavin itu pria idaman semua murid murid perempuan disekolah ini,bahkan murid dari sekolah lain juga banyak yang mengidolakannya"
"kenapa?"tanya Anandita masih bingung.
"ibu lihat si Gavin itu,?"bu Margaret menunjuk Gavin dengan dagunya membuat Anandita menoleh kearah sang suami,dan tepat saat Gavin juga menatap kearahnya sehingga pandangan mereka bertemu membuat jantung Anandita berdebar lebih cepat dari biasanya.
"meskipun masih muda tapi dia punya wajah tampan,tubuh tinggi dan pasti dada bidang dibalik seragam yang dipakainya bak oppa oppa korea".ucap bu Margaret membuat Anandita mengerutkan dahinya semakin tidak suka dengan apa yang dikatakan guru satu ini tentang Gavin padanya.
"apakah ibu juga mengidolakan Gavin?"tanya Anandita dengan sebal karena ada wanita yang memuji suaminya sampai seperti itu.
"hehe,sebenarnya Gavin Adalah semangat hidup saya"
"brak!!!"seketika Anandita mengebrak meja didepannya dengan marah.
membuat para murid yang ada dikantin lansung menengok kearah Anandita.
"saya akan kembali kekantor lebih dulu"ucap Anandita berjalan pergi dari kantin itu meninggalkan bu Margaret yang tampak syok karena sikap Anandita tadi.
Dan saat bu Margaret sadar bahwa Anandita sudah tidak ada dikantin,dia segera keluar mengejar Anandita yang berjalan menuju kantor guru.
"bu Dita tunggu!"teriak Bu Margaret dari arah belakang Anandita.
Tapi Anandita tetap berjalan tanpa menghiraukan panggilan dari bu Margaret.
Dengan nafas terengah engah akhirnya bu Margaret berhasil mengejar langkah Anandita.
"bu Dita,maaf kalau ibu tersinggung dengan kata kata saya,tadi saya hanya bercanda tentang Gavin"
"maksud ibu,yang mana?"
"tentang saya suka dengan Gavin,saya hanya bercanda soal itu"ucapnya.
"saya tidak perduli!"jawab Anandita masih terus berjalan,tanpa menoleh pada bu Margaret.
"tapi sebagai seorang guru seharusnya anda perduli dengan murid anda!"ucap bu Margaret.
"maksud ibu?"
"mungkin ibu banyak mendengar hal buruk tentang Gavin waktu baru mengajar disini,tapi saya sebagai gurunya minta ibu jangan percaya dengan apa yang orang katakan tentangnya"
"jadi ibu pikir saya,guru yang seperti itu!?"tanya Anandita dengan marah.
"saya harap bukan?"jawab bu Margaret.
"jadi ibu berharap saya guru seperti apa?"tanya Anandita dengan sebal pada bu Margaret.
seandai di balik, gavin yang marah tidak jelas karena omongan orang lain, dan minta cerai pada anadita, dia terus marah, membentak apakah kau akan anggap juga itu masalah biasa apakah kau juga akan adil jika membuat malah mengemis cinta seandai diperlakukan gitu oleh gavin
stop selalu menganggap kesalahan pemeran utama wanita (sudut pandangmu) adalah hal biasa dan tidak perlu dibesarkan
karena fakta nya yang dilakukan anadita adalah kesalahan serius dan fatal
*karena orang lain suami yang kena imbasnya
*minta cerai, fatal dan laknat
*marah, membentak, kurang ajar, dan durhaka,
*mau pergi dari rumah
ini semua sudah kesalahan serius,
begitu aja thor jika kau diperlakukan kayak gitu oleh suamimu, hanya karena omongan orang lain suami marah2, membentak, dan minta cerai dan mau pergi dari rumah apakah kau Terima begitu saja
thor jadi wanita jangan selalu hanya melihat sudut padang istri saja karena itu membuat kau sangat egois, lihat juga sudut pandang pria (suami)
sampai disini pahamkan
Gimana klo tengah malem cello kebangun 😁