NovelToon NovelToon
Menikahi Pria Bangkrut Dan Arogan

Menikahi Pria Bangkrut Dan Arogan

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Terlarang / Pernikahan Kilat / Diam-Diam Cinta / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:149.7k
Nilai: 5
Nama Author: Jesi Jasinah

Patah hati saat mengetahui kenyataan kekasihnya menikahi perempuan lain yang sudah dihamilinya. Membuat Elena terpaksa menerima lamaran seorang lelaki yang jauh dari impiannya selama ini. Hal ini terpaksa dia lakukan demi menutupi rasa malu kedua orang tuanya karena undangan pernikahannya yang sudah tersebar.

Diliputi rasa sedih, akhirnya kini dia sah menjadi istri Anggara seorang lelaki yang usahanya sedang bangkrut, dan terkenal dingin juga arogan.

Menikah tanpa cinta dengan kondisi ekonominya yang sulit ditambah sikap arogan dan dingin suaminya, sungguh merupakan tantangan berat baginya. Namun tekatnya yang ingin mempertanggung jawabkan keputusan yang telah diambil dan hanya ingin menikah sekali seumur hidup membuatnya harus bertahan dan berusaha menyesuaikan diri dengan situasi ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jesi Jasinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4. Nasihat Ayah

Setelah kepulangan Anggara, aku pamit untuk membersihkan diri kepada kedua orang tuaku.  Rasanya keringat dibadan ini terasa lengket. Aku juga ingin menenangkan diri setelah mengalami berbagai kejadian dihari ini.  

Setelah mandi dan makan aku langsung terlelap dikamarku.  Tepat disepertiga malam dalam suasana hening aku terbangun  dan mengambil air wudhu.  Malam ini aku akan melaksanakan shalat istiharah seperti yang disarankan oleh kak Anggara.

Pagi harinya usai sarapan pagi, ayah dan ibu menanyakan tentang lamaran kak Anggara.  Hatiku masih bimbang walau sudah lebih mantap untuk menerima lamaran kak Anggara demi kebaikan kami semua.  Aku berharap cinta akan datang dikemudian hari.

"Ayah lebih setuju kalau kamu menerima lamaran Anggara nak, bukan ayah takut malu kalau kamu gagal menikah dengan Andrea.  Tapi sepertinya Anggara pemuda yang baik, walau sikapnya terlihat dingin dan tidak romantis," saran ayah.

"Sebagai wanita lebih baik kita dicintai daripada mencintai nak, kalau kita dicintai, kita akan selalu disayangi dan dijaga tapi kalau kita yang terlalu mencintai maka kita akan cenderung dimanfaatkan oleh lelaki yang merasa dicintai," pendapat ibu.

"Apa ayah dan ibu tidak apa-apa kalau anak ibu dan ayah menikah dengan lelaki bangkrut dan sedang jatuh miskin," aku lalu menceritakan penyebab bangkrutnya perusahaan kak Anggara"

"Tidak apa-apa nak, harta bukanlah syarat mutlak yang membuat pernikahan seseorang bahagia.  Lebih baik menikah dengan orang yang tak punya harta tetapi mempunyai niat tulus untuk hidup bersama dan saling membahagiakan.  Daripada banyak harta tapi penghianat sepertu Andrea," jawab ayah.

Segala upaya untuk menyangkal agar pernikahan aku dan kak Anggara tidak terjadi telah aku utarakan didepan ayah dan ibu.  Namun ayah dan ibu tetap bersikeras agar aku menerima lamaran kak Anggara.  

Akhirnya demi menyenangkan hati ayah dan ibu dan demi agar ayah dan ibu terhindar dari rasa malu akibat gagalnya pernikahanku.  Setelah melakukan shalat istiharah dengan niat tulus dan mengharap ridho dari ilahi aku memutuskan untuk menerima lamaran kak Anggara. semoga dia benar-benar lelaki yang baik, mudah-mudahan aku bisa menyintainya dengan setulus hati setelah menikah nanti.

Setelah merasa mantap dengan keputusanku, aku segera mengambil ponselku dan menelpon kak Anggara melalui nomor yang dia tinggalkan kemarin.

"Serius kamu menerima lamaranku Elena" 

Suara kak Anggara diseberang sana tampak Antusias.  kedengarannya dia begitu bahagia dengan keputusanku.

"Terimakasih ya Elena, aku bahagia sekali saat ini, akhirnya impianku untuk menikah dengan wanita yang sangat aku cintai akan segera menjadi kenyataan.  Aku akan segera datang kerumahmu dan mengurus semua keperluan pernikahan," ucap kak Anggara dengan penuh semangat.

Hari ini aku dan kak Anggara akan membeli barang sesarahan untuk keperluan  pernikahan.  Kak Anggara mengendarai motor metik yang baru saja dibelinya.

Saat baru datang  lelaki itu langsung mencium tangan ayah dan ibu, berkali-kali mengucapkan terimakasih kepada kedua orangtuaku atas kesediaannya menerima dia sebagai menantu saat dia dalam keadaan bangkrut dan terpuruk.

"Kami menerimamu bukan semata karena kami malu karena undangan pernikahan Elena dan Andrea telah terlanjur tersebar dan beberapa persiapan pernikahan pun telah dipersiapkan.  Namun kami menerimamu karena kami melihat kesungguhan dan ketulusanmu dalam mencintai putri kami," ujar ayahku.  Sembari menatap netra kak Anggara.  Sementara kak Anggara pun menganggukkan kepala tanda mengerti.

Kembali ayah meneruskan bicaranya bahwasannya kebangkrutan dan kemiskinan kak Anggara saat ini bukanlah masalah, ayah bilang dia tak butuh menantu kaya yang bisa memanjakanku dengan hartanya.  Tapi ayah ingin menantu yang mencintai putrinya dan menerimaku apa adanya.  Mampu membimbing seorang istri hingga bisa masuk surga.

"Insyaallah pak saya memang bukan lelaki yang baik, namun saya akan terus belajar untuk menjadi lelaki yang baik, suami yang baik dan ayah yang baik untuk anak-anak kami kelak.  Untuk itu saya juga mohon bimbingan ayah dan ibu untuk itu," sahut kak Anggara kemudian.

Setelah lumayan lama berbincang dengan orang tuaku, kak Anggara pamit pada ayah dan ibu untuk pergi membeli barang seserahan.  Tentu saja dengan senang hati ayah dan ibu mengijinkannya.

Aku membonceng motor metik kak Anggara.  Dalam perjalanan dari rumahku sampai kepasar.  Tak sepatah katapun keluar dari mulut lelaki yang akan menjadi suamiku.

Sekitar setengah jam kemudian kami pun sampai diparkiran pasar induk yang terkenal ramai karena harganya yang relatif murah.

"Maaf ya aku cuma mampu membelikan barang-barang ditempat ini, soalnya kalau kita kebutik, kemungkinan uangku tidak cukup.  Soalnya aku juga harus berhitung untuk biaya pernikahan dan biaya hidup setelah kita menikah"

Aku mengangguk tanda memgerti.  Kak Anggara juga mengutarakan niatnya kalau setelah menikah dia ingin memenuhi kebutuhannya dari hasil keringatnya sendiri bukan dari hasil pemberian orang tuaku.

Selain itu dia juga tidak mau memakai uang hasil kerjaku untuk keperluan rumah tangga.  Dia ingin istrinya hidup seadanya dari hasil jerih payahnya.

Lelaki itu langsung berjalan begitu saja, tanpa mengajakku, dia terus melangkah tanpa memperhatikan aku yang ada dibelakangnya dan berdesak-desakan dengan pengunjung pasar.  Aku baru pertama kali pergi kepasar tentu saja merasa kesulitan mengikuti langkahnya yang panjang-panjang dan sesekali hampir bertabrakan dengan orang-orang  yang melangkah tergesa- gesa.

Kulihat dia berhenti disebuah toko pakaian, aku pun segera berhenti didekatnya.  Dia menoleh kearahku.

"Ayo silakan dipilih bajunya, mukena dan apa saja yang diperlukan dalam seserahan, mungkin kamu lebih tahu.  Maaf aku engga tahu apa-apa soalnya aku kan belum pernah menikah," titah kak Anggara.  

Aku masih ingat barang seserahan yang diberikan oleh Andrea seminggu yang lalu.  Akupun membeli jenis barang yang sama tapi kualitas dan harga berbeda.  Tentu saja beli dipasar harga lima puluh persen bahkan lebih murah lagi.

"Ternyata harganya murah sekali ya.  Seumur hidup baru kali ini aku beli barang murahan begini.  Padahal tak pernah terlintas sedikitpun dalam fikiranku akan membelikan calon istriku barang murahan ini," celoteh kak Anggara.

Ucapan kak Anggara spontan membuat pemilik toko dan karyawannya langsung memandang dengan pandangan tidak suka.

"He…mas kalau memang punya uang banyak ya silakan saja beli pakaian dibutik yang terkenal dan mahal.  Jangan beli disini, tapi barang-barang disini juga yang kamu hina.  Pake dibilang barang murahan segala," ujar pemilik toko.

"Ya memang murah bu, lihat harganya cuma ratusan ribu.  Saya biasa beli baju selembar harganya puluhan bahkan ratusan juta bu, saya ini terpaksa beli disini karena uang saya tidak cukup untuk beli yang mahal," kak Anggara langsung menyahut ucapan pemilik toko dengan gaya arogannya.

Menyaksikan gaya bicara kak Anggara saat ini mengingatkanku pada tingkah dan gaya kak Anggara beberapa tahun yang silam. Tentu saja karakter kak Anggara itulah yang membuat aku tak pernah menyukai lelaki itu.  Semoga setelah menjadi suamiku sedikit demi sedikit kak Anggara bisa bersikap dan bertutur kata yang lebih baik.  Itu doaku di dalam hati sambil terus memperhatikan perdebatan calon suamiku dan pemilik toko.

******

1
reni puspitasari
Luar biasa
Nurhayati Nia
mampir thor
Alisia Tapilatu
Kecewa
Alisia Tapilatu
Buruk
💫0m@~ga0eL🔱
mampir slm knl thor🙏
Da Kurnianto
Luar biasa
R. Kamal
haa ha NENEK BENERRR ITUUUU
auliasiamatir
awas kau leha, kalau macam macam si sumpel aja mulut leha yab elen
auliasiamatir
ise elena keren....
auliasiamatir
yam ampun buk, 🤣🤣🤣
auliasiamatir
dah lima bulan aka yah thor, koma nya.
auliasiamatir
makin keren..
auliasiamatir
semiga nina tertolong
dan andrea segera mampus
auliasiamatir
cepat bantu nina jhon
auliasiamatir
wajar sih papa nya nina, ragu
buktiin jhon kamu lelaki yang tepat 💪
auliasiamatir
semoga dapat restu dari orang tua mereka
auliasiamatir
ha....siapa dia
auliasiamatir
aku juga bahagia bacanya Anggara
auliasiamatir
semiga nanti kamu bangkit lagi yah anggara
auliasiamatir
lucu yah anggara, masa bisa ngomong gitu sama mertua 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!