Saat Sora membuka mata, dia terkejut. Dia terbangun di sebuah hutan rindang dan gelap. Ia berjalan berusaha mencari jalan keluar, tapi dia malah melihat sebuah mata berwarna merah di kegelapan. Sora pun berlari menghindarinya.
Disaat Sora sudah mulai kelelahan, dia melihat sesosok pria yang berdiri membelakanginya. "Tolong aku!" tanpa sadar Sora meminta bantuannya.
Pria itu membalikkan badannya, membuat Sora lebih terkejut. Pria itu juga memiliki mata berwarna merah.
Sora mendorongnya menjauh, tapi Pria itu menarik tangannya membuat Sora tidak bisa kabur.
"Lepaskan aku." Sora terus memberontak, tapi pegangan pria itu sangat erat.
"Kau adalah milikku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bbyys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Bertemu Dengan Orang Aneh
"Ibu, Ayah orangnya seperti apa?"
Seorang gadis kecil berambut merah muda menghampiri ibunya.
"Ada apa ini, kenapa tiba-tiba kamu menanyakan ayahmu?" ucap ibunya dengan raut wajah masam.
Sepertinya sang ibu tidak terlalu suka membicarakan sang ayah. Itu yang selalu membuat gadis kecil itu semakin penasaran.
"Hari ini saat sedang bermain, semua temanku, mereka semua membicarakan kehebatan ayah mereka." ucapnya sedih.
Padangannya terlihat sedih karena ia tidak tahu wajah ayahnya seperti apa, sifatnya, bahkan pekerjaannya. Tidak ada satupun yang ia ketahui.
Sang ibu hanya menghela nafas dan ia berjalan menuju sebuah laci dikamar tidurnya. Mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam laci.
Dia mengeluarkan selembar kertas yang sudah usang tapi masih terawat.
"Ini adalah ayahmu."
Sang ibu menunjukkan selembar fotonya bersama seorang pria di sampingnya. Warna fotonya sedikit pudar. Tapi gadis kecil itu tahu kalau itu pasti ayahnya, ayahnya sangat tampan!
Didalam foto itu, mereka berdua terlihat sangat bahagia. Senyum lebar tampak terpancar di wajah keduanya.
"Ayahmu memiliki mata berwarna biru langit yang cerah seperti warna matamu."
"Lalu apa warna rambut ayah? Apa sama sepertiku juga." tanya gadis itu.
"Rambut ayahmu berwarna kuning keemasan seperti warna matahari. Warnanya akan bersinar jika terkena cahaya matahari." ucap ibunya sambil mengingat kenangan dulu.
Raut wajah wanita itu terlihat sendu. la terlihat sangat ingin bertemu dengan suaminya. Gadis kecil itu merasakan kesedihan ibunya.
Gadis kecil itu langsung memeluk ibunya. "Ibu ... jangan menangis."
Wanita itu memandangi anaknya, pandangan sedihnya seketika menghilang dan digantikan dengan senyuman lembut.
"Ayahmu adalah pria terkeren yang pernah ibu temui, ayahmu adalah seorang ksatria gagah berani."
"Lalu dimana ayah sekarang?" Dengan wajah polosnya, gadis itu menanyakan hal yang sensitif bagi ibunya. Wajah sendu tampak lagi di wajah wanita itu.
Wanita itu terdiam sejenak sambil memandangi wajah anaknya yang menunggu jawaban.
Wanita itu menjawab dengan nada sedih. "Ayahmu sudah meninggal. Ayahmu meninggal karena sakit ...."
Wanita itu meneteskan air mata, ia terlihat sangat sedih. Air matanya terus mengalir, ia tidak bisa menahan kesedihan di dalam hatinya.
"Ibu ... jangan menangis." Gadis kecil itu ikut menangis sambil memeluk ibunya. Wanita itu memeluk anaknya dengan erat.
"Ayahmu adalah orang terpandang. Nama ayahmu adalah ...."
Tiba-tiba suara wanita itu tidak terdengar. la mengucapkan beberapa kata tapi tidak ada suara yang terdengar.
...****************...
"Sora ... Sora ...."
Flora mengguncangkan tubuh Sora sambil terus memanggil namanya.
Sora membuka matanya.
"Mimpi apa itu?" Sora bergumam pelan.
Entah sudah beberapa hari ini ia selalu bermimpi aneh. Bermimpi tentang seorang gadis kecil berambut merah muda yang sedang bersama ibunya.
Mimpi itu terasa sangat nyata, hingga Sora menganggap kalau dia sendiri yang mengalaminya. Ia merasakan semua hal yang gadis kecil itu rasakan.
"Ayo Sora, sudah waktunya bekerja."
Sora mengikuti flora. Pergi ke kamar mandi, makan di ruang makan bersama pelayan lain dan melanjutkan pekerjaannya.
Hari ini Sora memcuci baju sendirian.
Flora memiliki pekerjaan di tempat lain. Untungnya cucian hari ini tidak begitu banyak, saat siang hari semua pekerjaannya sudah selesai.
"Akhirnya selesai juga." ujarnya sambil meregangkan tubuh. Tubuhnya sedikit pegal karena harus membungkuk sejak pagi.
Karena tidak ada pekerjaan yang bisa ia kerjakan lagi. Sora memutuskan untuk pergi ke belakang camp.
Di sana ada sebuah danau kecil yang jernih. Letaknya sangat terpencil, danaunya di kelilingi pohon lebat. Sepertinya tidak ada yang tahu tentang danau itu. Mengingat tempatnya yang sepi. Wajar saja karena letaknya di paling ujung camp.
Sora juga menemukannya secara tidak sengaja karena letaknya tidak jauh dari tempat biasa ia menjemur pakaian.
Sora melepaskan sepatu dikakinya dan langsung merendam kakinya disungai. "Ah ... segarnya!"
Airnya dingin serta hembusan angin membuat tubuh Sora menjadi rileks, menghilangkan rasa lelahnya.
Tidak ada siapa-siapa disana, tempatnya sepi dan tenang. Hanya ada suara gemerisik air, suara kicauan burung, serta suara gesekan dedaunan yang terkena hembusan angin.
Suasananya sangat tenang. Sora berbaring diatas rerumputan sambil memejamkan matanya menikmati suara alam yang indah.
'Srak ... srak ... srak ....'
"Siapa itu?"
Sora mendengar sebuah suara di balik semak-semak di belakangnya. Suaranya seperti ada seseorang disana.
"Siapa disana?" Sora berteriak lagi. tapi tidak ada sahutan sama sekali. Suara gesekan daun juga menghilang. Suasana nya kembali tenang.
"Mungkin itu tupai!" Sora mencoba berfikir positif.
Sora kembali membaringkan tubuhnya sambil menikmati dinginnya air danau yang menggelitik kakinya.
'Srak ... srak ....'
Suara gesekan itu kembali terdengar. Sora mulai merasa tak nyaman.
"Siapa kau? Keluarlah!"
Sora mengambil batu kerikil dan melemparkannya kearah semak itu.
"Aww ...."
Terdengar suara rintihan seseorang. Sepertinya batu yang dilemparnya tepat sasaran. Seorang pria keluar dari semak-semak sambil mengelus kepalanya yang sakit karena terkena lemparan batu.
"Siapa kau?" tanya Sora lagi. Ia memasang wajah waspada, sambil mengangkat tangannya hendak mengarah ke Pria itu bermaksud melemparkan batu lagi.
"Tunggu! Aku hanya orang yang kebetulan ada disini, tidak bermaksud untuk mengintip atau mengganggumu." ucapnya sambil memberikan penjelasan.
Sora memandangi Pria itu dengan tatapan tidak percaya. Jika dia seorang prajurit seharusnya dia berada di tempat latihan bukannya bersembunyi di balik semak-semak.
"Aku adalah orang baru. Hari ini aku di beri waktu isitirahat. Aku tidak sengaja menemukan tempat ini karena merasa tenang, akupun memutuskan untuk tidur sebentar disini."
Pria itu menjelaskannya dengan detail, seperti bisa membaca pikiran Sora.
Sora menyipitkan matanya tak percaya dengan perkataan Pria itu.
"Kau tidur di balik semak-semak?" ucap Sora bingung.
Jika ia orang normal bukankah tidak akan nyaman jika tidur disitu. Jika itu Sora, dia akan memilih tidur dipinggiran danau.
"Karena aku tidak ingin ada yang menggangguku. Jadi aku tidur disana. Jika ada seseorang yang datang, mereka tidak akan tahu kalau ada seseorang disini dan tidak akan mengganggu tidur siangku."
"Aku bukanlah orang jahat." ucapnya lagi meyakinkan gadis didepannya.
Sora tidak menemukan hal yang aneh pada Pria itu. Tapi bukan berarti ia mempercayainya. Sora membuang batu yang ada ditangannya dan memakai sepatu dikakinya, lalu beranjak pergi.
"Tunggu!" Pria itu menarik tangan Sora menghentikan langkah kakinya.
"Kau mau kemana?" tanyanya. Tatapannya seperti orang yang merasa bersalah.
"Tentu saja kembali." jawab Sora singkat.
"Aku minta maaf jika sudah mengganggu waktumu. Aku tidak bermaksud untuk melakukannya." ucapnya lagi.
"Iya."
Sora tidak ingin berurusan dengan Pria itu. Wajah pria itu tampak terlihat seperti pria yang disukai banyak wanita. Jika ia berurusan dengannya mungkin nantinya akan dapat masalah dengan Elena ataupun yang lainnya.
"Aku harus pergi! Ada pekerjaan yang harus aku lakukan." Sora menarik tangannya dari genggaman Pria itu.
"Apa aku boleh tahu namamu?" Ia menatap Sora dengan tatapan tak sabar, menantikan jawabannya.
"Sora. Namaku Sora."
"Nama yang cantik. Dalam bahasa kuno nama Sora berarti langit. Orang tuamu memberikan nama itu pasti mereka sangat menyayangimu. Memberikan nama yang melambangkan sesuatu yang besar. Sepertinya mereka berharap kau akan menjadi orang yang selalu cerah." ucapnya sambil tersenyum manis.
"Aku baru tahu kalau namaku berasal dari bahasa kuno." ucap Sora dengan matanya menatap Pria itu penasaran.
"Tidak banyak yang tahu tentang bahasa kuno kecuali bangsawan ataupun seorang penjelajah. Mereka harus mempelajari bahasa kuno karena untuk membaca sejarah dunia yang biasanya tertulis dalam bahasa kuno." sambungnya.
Sora terdiam. Semua orang mengatakan ia bukan orang yang cocok sebagai rakyat biasa. Mereka selalu mengatakan kalau ia lebih cocok hidup sebagai seorang bangsawan.
Sora tidak tahu tentang hal itu. Ternyata perbedaan rakyat biasa dengan bangsawan sangat terlihat jelas. Dia yang berasal dari dunia lain mau tidak mau harus menyesuaikan diri dan bisa berbaur dengan baik.
"Kenalkan namaku Aldrich. Dalam bahasa kuno artinya pemimpin yang bijaksana. Orang tuaku berharap aku bisa menjadi seorang pemimpin yang adil dan bijaksana." timpalnya. "Mulai besok aku akan bergabung bersama pasukan ini."
Pria itu mengulurkan tangannya. Sora
menyambut uluran tangannya.
"Salam kenal." jawab Sora.
Pria itu tersenyum. la terlihat sangat bahagia hanya karena menerima sambutan darinya?
"Orang yang aneh!" gumam Sora pelan.
Sora: "Sudah waktunya makan siang. Aku harus pergi."
"Iya. Sampai jumpa lagi." sahutnya.
Sora melangkahkan kakinya meninggalkan Pria itu. Pria itu terus melambaikan tangannya sambil terus tersenyum.
Awal pertemuan itu cukup aneh tapi tidak sampai membuatnya merasa tak nyaman.
Sora senang bisa bertemu dengannya. Pria yang selalu tersenyum dan ceria.