Azril Fathurlutfi adalah seorang remaja yang merantau ke Jakarta untuk meraih prestasi nya demi mewujudkan impian kedua orang tua nya
Di tinggalkan banyak harapan dan impian oleh kedua orang tuanya membuat azril menjadi terobsesi akan keberhasilan
Apa jadinya jika di tengah obsesi itu ada kisah percintaan yang cukup rumit antara sahabat nya, dan kedua teman perempuan nya
Apakah Azril mash bisa fokus dengan obsesi itu atau malah goyah karena percintaan yang cukup rumit ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ezama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Abraham Maliq
Sudah satu minggu lama nya azril tinggal di jakarta dan menempati sebuah apart yang mewah
di sini makan nya sudah terjamin dia tidak perlu mengantarkan kue ke warung untuk mendapatkan uang makan
pagi-pagi sekali azril keluar dari kamar nya dengan memakai baju olahraga yang ada di walk in closet nya
Satu set baju olahraga berwarna putih sangat kontras dengan kulit nya yang juga putih dengan 165cm membuat baju olahraga itu sangat pas di badannya
tak lupa sepatu sneakers yang juga berwarna putih dengan ukuran kaki 55 sangat pas di kaki nya
dengan tas slingbag di bahu kanannya azril menuruni anak tangga dan menghampiri bu fatma dan juga dinda yang juga datang pagi-pagi sekali
" selamat pagi bu, selamat pagi din " azril menyapa 2 manusia yang sudah berada di meja makan dengan makanan di atasnya
dinda terpaku melihat azril yang berdiri di hadapan nya sekarang
Sangat tampan batinnya
sedangkan bu fatma tersenyum karena azril menuruti apa perkataan nya tadi malam di telfon kamarnya
" pagi zril, wahh kamu sudah sangat tampan pagi ini dan juga kelihatan sangat fresh ya, ayo duduk dulu kita sarapan baru kita berangkat "
azril duduk berhadapan langsung dinda membuat gadis itu dengan mudah menatap azril dari jarak yang cukup dekat
dinda meneliti rambut hitam azril yang terlihat sedikit berantakan dengan titisan air yang sesekali menetes di ujung rambut nya
Merasa di perhatikan azril pun menatap dinda
" din, kamu nggak lagi liatin aku kan?"
Dinda mengalihkan pandangannya pada bu fatma ternyata gadis itu salting karena kepergok menatap azril tadi apalagi kepergok azril nya langsung
Dinda hanya menggeleng " mari makan, selamat makan "
...***...
setelah sarapan ketiganya pergi ke mall untuk membeli keperluan sekolah dinda dan azril
Kini mereka sedang berada di toko yang menjual peralatan tulis menulis
" kalian pilih aja keperluan sekolah kalian ya, ibu tunggu di sofa itu "
Azril masih berdiam diri sambil menatap punggung bu fatma yang menjauh dari mereka
Dinda yang melihat itu langsung menggandeng tangan azril menuju keranjang belanja
" nih zril, masukin aja peralatan sekolah kamu di keranjang biar mudah bawa nya "
" iya terimakasih din, aku kesana dulu "
saat azril hendak berjalan dinda dengan cepat bersuara " kenapa kita nggak barengan aja milih-milih nya zril "
azril tak menanggapi dia terus berjalan di ikuti oleh dinda
saat sekitar 2 jam memilih-milih yang sekiranya sangat di perlukan untuk sekolah akhirnya selesai juga
saat ini azril dan dinda tengah duduk di sofa sedangkan bu fatma membayar belanjaan peralatan tulis menulis yng tadi sudah di pilih oleh azril dan dinda
" zril kamu capek ga? " Azril hanya menggeleng sedangkan dinda cemberut susah sekali untuk akrab dengan azril pikirnya
tak lama bu fatma datang dengan tiga tas jumbo belanjaan di kedua tangan nya
" nih kalian bawa, lumayan berat juga ya "
Azril dan dinda mengambil alih tas belanjaan mereka
" bu kita sekarang mau kemana lagi? "
" kita sekarang mau ke sekolah kalian, lihat-lihat aja dulu biar kalian lebih mengenali sekolah baru kalian "
...***...
tak membutuhkan banyak waktu dari Mall ke sekolah baru keduanya kini mobil bu fatma yang di kendarai oleh supir pribadi beliau sudah berada di parkiran sekolah
" ayuk turun azril dinda "
Azril dan dinda turun dari mobil dan mengikuti kemana kaki bu fatma melangkah
Bu fatma nampak berhenti di satu ruangan yang bertuliskan kepsek
Tokk... Tok.. Tok..
" masuk " jawaban dari dalam ruangan membuat bu fatma membuka ruangan itu
Meskipun hari libur kepsek tetap ke sekolah di karenakan bu fatma sudah membuat janji
" selamat pagi pak " bu fatma dan pria tua itu saling berjabat tangan
" selamat pagi, bu fatma betul? " bu fatma hanya mengangguk
" Silahkan duduk "
" terimakasih pak, pak ini dia mereka yang mendapatkan rekomendasi dari sekolahnya supaya bersekolah di sini "
" ah iya, kalian bisa duduk di sofa sana dulu saya akan berbicara lebih banyak dengan bu fatma "
Azril dan dinda menuruti mereka duduk di sofa dengan jarak yang cukup jauh
Dinda melirik ke sebelah nya nampak azril yang tengah melihat-melihat brosur sekolah nya yang ada di atas meja kecil itu
tak lama azril berdiri dari duduknya dan keluar dari sana merasa penasaran akhirnya dinda mengikuti azril
" zril kamu mau kemana? "
" mau ke tengah lapangan "
" aku ikut "
Azril terus berjalan ke tengah lapangan sekolah barunya tak lama datanglah beberapa laki-laki dengan membawa bola futsal
" kalian siapa? kenapa bisa ada di sini? " tanya salah satu laki-laki itu
" kita murid baru kak, disini kita mau lihat-lihat aja " jawab azril
" ou, kenalin gw Abram kelas 9, nama lu? " ucap Abram sambil menyodorkan tangan kanannya dan di sambut oleh azril
" Azril Fathurlutfi, kakk bisa panggil Azril " Abram mengangguk lalu menatap dinda dengan menyodorkan tangan kanannya
" dan nama lu? " dinda dengan ragu membalas jabatan tangan Abram
" Adinda Amelia kakak bisa panggil aku Dinda " Abram mengangguk
" kenalan kalian " ucap Abram kepada teman-temannya
" gw Adam sekelas dengan Abram, senang bisa kenal dengan kalian "
" gw Deo satu tingkat di atas kalian "
" gw Zian sekelas dengan Abram "
Azril mengangguk dan menjabat tangan ketiga cowok itu
sedangkan dinda dia sangat terpaku saat menatap wajah kakak tingkatnya ini yang bernama Deo tampan sekali
" kalau begitu, kalian mau ikut main futsal bareng? " tawar Abram
" nggak dulu deh kak, aku belum bisa mainnya gimana " ucap azril
" masa sih lu nggak bisa, ini mudah loh " Celetuk Zian
" Apa tadi lu bilang? " Tanya Deo
" aku belum bisa kak "
" aku?? lu masih sebut diri lu sendiri aku?? " tanya Deo tak percaya
Adam menepuk punggung Deo pertanda untuk berhenti berucap
" ya udah mending kita langsung ke lapangan aja, Azril lu ikut kita dan dinda lu cewek jadi mending lu jangan ikutin kita " ucap Abram sambil berjalan merangkuk Azril
Adam, Deo, dan Zian tampak tak percaya dengan Abram yang merangkul Azril
selama mereka mengenal Abram tak pernah mereka melihat Abram sampai merangkul pundak seseorang yang baru di kenal nya
" zril lu kalo mau bisa gua ajarin main futsal " ucap Abram
Azril sedikit terkekeh mendengar nya sampai sini dia cukup faham dengan cara bicara kakak-kkak tingkat nya ini
" boleh, kalau kakak mau ajarin "
" mau dong, gw tuh nawarin tadi kan niatnya emang mau ajarin lu " ucap Abram mengacak sedikit rambut azril yang memang sedikit rendah darinya
^^^Kuala kapuas, 26 Februari 2025^^^