Bagi sebagian orang pernikahan adalah awal kebahagiaan. Tapi tidak dengan pernikahan Aisyah Saraswati dan Dimas Anggara.
Pernikahan mereka berawal dari perjodohan kedua orang tua mereka atas dasar persahabatan. Sehingga Aisyah dan Dimas menjalankan pernikahan tanpa cinta.
Pernikahan tanpa cinta itu menyakitkan. Tapi Aisyah berusaha menjadi istri yang baik untuk suaminya rela dengan ikhlas menerima perjodohan ini. Namun Aisyah harus menerima kenyataan pahit kalau suami nya memiliki wanita idaman lain Maira jasmine, sahabat aisyah sendiri.
Bahkan mereka sudah berhubungan sebelum Dimas dan Aisyah menikah.
Tidak hanya itu dirinya hanya dijadikan ATM berjalan saja untuk keluarganya.
Sanggupkah Aisyah menjalani kehidupan rumah tangga seperti ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
[18] Pesta Dansa
"Siapa dia Aisyah? Apa kamu mengenalnya?" tanya Dimas pada Aisyah
"Tidak, hanya bertemu sekali saat berkunjung ke rumah Adel. Dia ternyata kaka tiri nya Adel.
"Oh, kirain pacar kamu" sindir Dimas sambil tersenyum sinis pada Aisyah
"Aku tidak seperti kamu yah mah, yang mencari wanita lain padahal ada istrinya di rumah" ucap Aisyah yang tetap memandang lurus ke depan menatap Adel sekeluarga di panggung.
"Aku tidak selingkuh Aisyah, aku hanya memanas-manasin kamu supaya kamu lebih perhatian pada suami mu ini"
"Terserah Mas. Aku tidak peduli. Kalau kamu terbukti benar selingkuh, Aku tidak segan-segan menggugat cerai kamu".
"Hussh. Aku tetap tidak akan bercerai denganmu"
Aisyah melirik sekilas Dimas, memutar bola mata nya malas. Dari awal menikah tidak ada rasa cinta apalagi Aisyah sudah melihat Dimas berselingkuh dengan sahabat sendiri. Hilang sudah rasa respeck pada suaminya itu.
Fokus kembali ke panggung,
"Para hadirin silahkan dinikmati hidangan yang sudah di sediakan oleh kami. Terima kasih atas perhatiannya" ucap Tuan Bagas Wijaya. Setelah itu mereka semua turun dari panggung dan bergabung kembali dengan tamu-tamu. Suara musik kembali dinyalakan menambah kemeriahan pesta tersebut.
Tiba waktunya pesta dansa, Dimas mengajak Aisyah berdansa, Aisyah melirik sekilas Maira yang sedang duduk saja sambil meminum minuman nya dan memperhatikan dirinya dan Dimas. Akhirnya mau tidak mau ia menerima ajakan suami nya untuk berdansa untuk membuat Maira cemburu dan kesal.
Tangan Dimas memegang pinggang ramping Aisyah dan Aisyah memeluk leher Dimas, Aisyah termasuk memiliki tubuh yang ideal. Bahkan tinggi Aisyah hanya sebatas dagu Dimas mampu mengimbangi tinggi tubuh Dimas.
Mereka bergerak ke kiri dan ke kanan saat musik lagu di mainkan, Lagu "A thousand Years" milik Christina perry mengaluni pesta dansa itu.
Heart beats fast
Colors and promises
How to be brave?
How can I love when I'm afraid to fall?
But watching you stand alone
All of my doubt suddenly goes away somehow
One step closer
I have died every day waiting for you
Darling, don't be afraid
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more
Time stands still
Beauty in all she is
I will be brave
I will not let anything take away
What's standing in front of me
Every breath, every hour has come to this
One step closer
I have died every day waiting for you
Darling, don't be afraid
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more
And all along I believed I would find you
Time has brought your heart to me
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more
One step closer
One step closer
I have died every day waiting for you
Darling, don't be afraid
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more
And all along I believed I would find you
Time has brought your heart to me
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more
Dalam hati Dimas bersorak senang Aisyah menerima ajakan dia menari. Teringat perkataan sang mamah untuk mengambil hati Aisyah dan setelah itu merebut harta yang di miliki Aisyah seperti rencana awal ia menikahi Aisyah.
Namun Dimas juga masih tetap memikirkan Maira, bagaimana juga dia datang ke pesta bersama Maira untuk menyenangkan hati perempuan itu. Tapi tak di sangka Aisyah datang, mudah-mudahan Maira mengerti dan paham dengan situasinya saat ini.
Saat acara pesta dansa berlangsung, posisi Dimas saat ini sedang berpelukan dengan Aisyah. Tepat saat berhadapan dengan Maira, Dimas menatap Maira sekilas dan berucap tanpa mengeluarkan suara supaya tidak terdengar oleh Aisyah 'Maaf' berharap Maira mengerti dan tidak marah kepada dirinya.
Tapi Maira sudah memasang raut kesal kepada Dimas. Cemburu kepada aisyah padahal sudah jelas Aisyah masih istrinya Dimas.
"Kamu harus sabar Ra, kita ngelakuin ini semua juga untuk kamu. Supaya kita bisa menguasai semua harta aisyah dan kita bisa hidup enak" Ucap Ruli yang duduk di sebelah Maira.
"Tapi mau sampai kapan Tante?"
"Ya kamu sabar dulu"
"Mau sampai kapan aku sabar Tante? Aku sudah ikhlas pacarku menikah dengan wanita lain, dan sepertinya aku sudah tidak ingin bersabar lagi" Maira hendak beranjak berdiri meninggalkan Ruli dan berjalan ke arah pasangan suami istri itu.
Ruli panik apa yang akan di lakukan Maira, ia mencekal tangan Maira.
"Jangan Gila kamu, Kamu bisa merusak segalanya" Ruli menarik tangan Maira untuk meninggalkan pesta, Maira yang kalah tenaga dengan tenaga Ruli dan tidak mau jadi pusat perhatian karena ia harus menjaga image sebagai publik figur.
"Tenang Tante aku akan ikut Tante, tapi Tante jangan main tarik-tarik aku dong. Ira bisa jalan sendiri" Ucap Maira berjalan lebih dahulu meninggalkan Ruli. Sebaiknya ia pergi dari pesta sebelum hati nya bertambah panas melihat Aisyah dan Dimas bermesraan. Ia juga tidak akan bertindak bodoh dan membuat karir nya rusak apalagi banyak kamera mengintai.
Ruli tidak mengikuti Maira,dia bernafas lega, karena Maira memilih untuk pergi dari pesta itu lebih baik daripada ia membuat keributan dengan Aisyah, itu akan menggagalkan rencananya.
Maira menelpon Bastian manajer nya untuk menjemputnya pulang. Sebelum itu ia menggunakan kacamata dan masker untuk menghindari paparazi.
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Bastian datang.
"Hei ladies, Are you Okay?" tanya Bastian setelah membukakan pintu depan mobil saat melihat Maira menekuk murung wajahnya
"No, I'M not Fine"
"Why?" tanya Bastian.
"Aku lelah aku ingin cepat pulang"
"Ok"
Akhirnya mobil yang membawa Maira pergi melaju meninggalkan hotel.
.
.
.
.
Sementara itu kembali ke pasangan yang sedang berdansa, Aisyah dan Dimas.
Aisyah mengendarkan sekeliling, namun tidak menemukan Maira. Sepertinya Maira pergi meninggalkan pesta, Senyum terukir di wajah Aisyah berhasil membuat Maira cemburu. Sudah tidak ada alasan lagi ia berdansa dengan Dimas.
"Sudah Mas aku mau pulang" ketus Aisyah pada Dimas.
Dimas bingung dengan perubahan sikap Aisyah.
"Oke, Tapi apakah kamu tidak akan menemui Adel dulu"
"Tidak, nanti aku menelpon nya. Aku ingin cepat pulang" Jawab Aisyah.
"Baiklah, Ayo" Jawab Dimas dan hendak memegang tangan Aisyah, namun Aisyah menangkis nya dengan kasar.
"Aku bisa jalan sendiri" berjalan menuju Tuan Bagas Wijaya dan keluarganya untuk berpamitan pulang.
Sebenarnya Dimas heran dengan perubahan sikap Aisyah, tapi tidak ia pikirkan menganggap masa bodoh.
.
.
.
Setelah pulang dari pesta, Aisyah langsung masuk ke kamar nya dan mencegah Dimas yang hendak masuk juga ke kamar.
"Kenapa Aisyah sampai kapan kamu mengabaikan aku, Aku masih suamimu"
"Aku tidak ingin berdebat sebaik nya Mas masuk ke kamar tamu saja" Jawab Aisyah langsung masuk ke kamar dan menguncinya.
Sedangkan Dimas,.
"Aisyah buka pintu nya, buka" Teriak Dimas dan tidak berhenti menggedor pintu berharap Aisyah membukakan kamar nya.
Di dalam kamar Aisyah berbaring di ranjang lalu menutup telinga nya dengan headsheet.
Tidak lama kemudian Dimas pun kelelahan, dan memutuskan tidur di ruang tamu.
.
.
.
.
.
Keesokan harinya,
Dimas bangun dan tidak mendapati Aisyah di dapur atau di ruang makan. Kemana perginya Aisyah sepagi ini?
Di buka kan tudung saji, tidak ada makanan
"Sial"
Apa yang dipikirkan Aisyah kenapa dia berubah sekali, pikir Dimas. Sebelumnya walau Aisyah tahu Dimas tidak mencintainya, tapi Aisyah berusaha menjadi istri yang baik dan selalu menyiapkan keperluan Dimas. Tapi sekarang lihat sudah beberapa hari ini Aisyah tidak pernah menyiapkan keperluan nya. Apa artinya ia serius saat ingin bercerai dengan dirinya?
'Ini tidak boleh terjadi, ia belum bisa menguasai semua harta Aisyah'
Tring Tring Tring
Bunyi ponsel membuyarkan lamunan nya...
Di rogoh benda persegi itu dari saku nya.
"Halo?"
"APA ?? AUDIT. KENAPA TIBA - TIBA ?" Teriak Dimas pada seseorang di sebrang sana.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
biar meteka tau diri