Luna terpaksa menjadi istri ke-3 dari seorang Tuan yang bernama Daru. Suami Luna sebelumnya di nyatakan telah meninggal dunia dan rupanya memiliki banyak hutang.
Mereka harus Menjadi Pelunas Hutang Suami nya yang katanya berjumlah puluhan Triliun. Luna hanyalah seorang Ibu Rumah Tangga yang tidak memiliki penghasilan sendiri.
Ia tidak sepenuhnya percaya bahwa suami yang sangat di cintai nya meninggalkan penderitaan untuk nya dan anak-anak.
Ibu dari tiga orang anak itu harus membayar semua hutang suaminya dengan menikah dan menjadi budak. Luna hanya bisa pasrah menerima namun kesedihan selalu melanda kala anak-anaknya harus ikut mendapatkan siksaan.
Mampukah mereka menjadi takdir yang mengejutkan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jumli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ayah
"Kak, kau yakin ingin menyerahkan kakak ipar dan anak-anaknya? Kasian kalau orang itu berniat jahat sama mereka," ujar Andre.
Ia jadi tak tega jika harus mengorbankan Luna serta anak-anak, siapa yang menjamin kalau orang itu benar-benar Hendra yang sudah meninggal?
"Kau pikir aku bodoh? Tentu saja tidak! Itu hanya untuk mengelabuinya," balas Daru sedikit marah karena Andre berkata seperti tadi.
Andre tersenyum senang jika demikian, Ia kira Daru akan mengorbankan orang lain demi menyelamatkan Damar dan Kartika.
"Maaf kak. Aku kira tadi itu_"
"Jangan banyak bicara, cepat jemput mereka!" potong Daru kesal pada Adiknya itu. Andre hanya mengangguk dan segera pergi dari sana.
"Ken, kita ke lokasi itu sekarang," titah Daru tegas dan mereka segera meninggalkan tempat pertemuan itu.
__________________
Andre memandang Luna dengan tenang, meskipun ada sesuatu yang terpendam dalam matanya. Kini Luna dan anak-anaknya sudah duduk di dalam mobil.
"Kita akan pergi ke tempat yang aman, Luna. Jangan khawatir," kata Andre seakan mengerti saat melihat wajah gelisah Luna. Mungkin wanita itu berpikir mereka akan di apa-apakan oleh Andre karena membawa mereka tiba-tiba seperti ini.
Luna menatapnya dengan penuh rasa penasaran, lalu menoleh ke luar jendela. "Tapi, kenapa Bayu dan Putri harus ikut? Apakah ada hal yang mengharuskan mereka ikut pergi juga?" tanya Luna dengan nada bingung.
Ia hanya cemas dengan kondisi Putri jika terlalu lama bepergian, padahal pasti Putri kecilnya itu ingin sekali jalan-jalan seperti anak lainnya. Luna tahu itu, tapi Ia juga tidak mau terjadi apa-apa pada Putri.
Andre menghela napas panjang, seakan berpikir sejenak sebelum menjawab. "Ada hal-hal yang harus kamu ketahui nanti, kak Luna. Yang terpenting sekarang adalah Rio sudah ditemukan. Ku harap Itu berita baik, kan?" jawab Andre, mencoba mengalihkan perhatian Luna.
Mata Luna bersinar mendengar kabar tersebut, senyum tipis terbentuk di bibirnya. "Benarkah? Rio ditemukan?" tanyanya dengan penuh harap.
"Syukurlah, Aku sangat senang mendengarnya!" ujar nya senang sambil mendekap kedua anaknya yang ada di sisi kanan dan kiri Ibu itu.
Namun, meskipun hati Luna terasa lebih ringan, pertanyaan tentang kehadiran Bayu dan Putri tetap mengusik pikirannya. "Tapi... kenapa mereka ikut? Bukankah seharusnya Rio di kembalikan ke rumah sakit atau ke rumah kediaman Damar?" Luna kembali bertanya, kali ini nada suaranya sedikit ragu.
Andre mengemudi dengan kecepatan yang tetap, tapi ekspresinya tetap tak terbaca. "Nanti kamu akan mengerti, Luna. Semua akan terungkap. Sekarang, mari kita fokus pada perjalanan dulu," jawabnya dengan suara yang lebih tenang, tapi Luna malah merasa aneh dengan tanggapan Andre. Sebenarnya mereka mau di bawa ke mana?
"Tuan Andre, sebenarnya kita mau ke mana?"
Luna asing dengan jalanan yang saat ini mereka tempuh, kemana mereka akan pergi. Luna jadi was-was diri jika seperti ini.
Wanita itu juga lupa membawa handphone, bagaimana jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, siapa yang akan menolong mereka.
Luna tahu Andre selama dari Amerika sangat berbeda dengan orang lain, pria itu sangat baik pada mereka, namun meski demikian, Luna tetap merasa waspada jika seperti ini.
"Ayo kita keluar, kita sudah sampai," ujar Andre setelah mengemudi kurang lebih satu jam.
"Ini tempat apa?"
Luna menatap sekeliling dari dalam mobil. Tempat itu nampak seperti sebuah gedung yang di tinggalkan telah lama, terlihat kumuh dan berada di tengah-tengah hutan, tidak ada rumah atau bangunan lain di tempat itu.
"Kita akan ke dalam gedung itu," kata Andre.
Luna diam karena Andre terlihat ingin melanjutkan perkataannya.
"Sebelumnya Aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian, terutama kamu kakak Ipar."
Andre terlihat serius dan tidak main-main.
'Ya Tuhan, sebenarnya ini ada apa' batin Luna khawatir, apa sebenarnya yang terjadi pada putranya Rio. Mengapa mereka harus ke tempat ini dan kenapa juga Andre seperti sangat tegang begitu?
"Di dalam ada Rio, rupanya Ia di bawa oleh orang yang mengaku sebagai Hendra. Tapi, seperti yang kita semua ketahui, Hendra suami mu sudah meninggal."
"He_ Hendra," gumam Luna hampir tak terdengar dan terkejut. Dadanya seakan bergemuruh karena hal ini. Mungkin kah perasaan nya selama ini benar? Suaminya sungguh masih hidup?
Ada binar kebahagiaan di bola mata Luna. Ia akan kembali bersatu lagi dengan Hendra, wanita itu senang tak terkira.
Putri yang juga mendengar dan mengerti apa perkataan Andre hanya terdiam membisu. Anak berwajah tak bercahaya itu ingin senang tapi juga takut. Sedangkan Bayu yang masih tidak tahu apa-apa hanya anteng dari tadi menyaksikan keseriusan orang dewasa dalam mobil itu.
"Ku harap Kakak Ipar tidak percaya begitu saja. Jangan sampai itu hanya tipuan, karena kami juga belum melihat orang nya seperti apa," lanjut Andre tapi sepertinya Luna tidak mendengar dengan baik. Wanita itu nampak hanyut dalam kebahagiaan karena akan kembali bersama Hendra.
"Sayang, Ayo kita keluar lihat Ayah," ujar Luna pada kedua anaknya.
"Ayah?" tanya Bayu berbinar begitu Luna mengatakan bahwa mereka akan melihat Ayah, yaitu Hendra.
"Iya Nak, di dalam ada Ayah," balas Luna.
"Kak, kenapa malah senang?"
Andre tidak menyangka kalau Luna justru mengira orang di dalam betul-betul Hendra. Padahal tadi Ia sudah menjelaskan kalau kemungkinan itu adalah sebuah tipuan saja. Jika seperti ini, bisa-bisa Luna justru dengan senang hati menyerahkan diri kepada orang itu.
"Ibu, Putri takut," cicit Putri saat melihat kekhawatiran Andre. Gadis itu seakan mulai mengerti jika ada bahaya di dalam.
"Jangan takut sayang, Ibu yakin itu benar-benar Ayah. Dia benar-benar tidak mati seperti harapan Ibu."
Luna berusaha menenangkan Putri. Wanita itu lalu keluar dari mobil di ikuti anak-anaknya. Andre sendiri hanya bisa keluar dengan pasrah, Ia tidak tahu kemungkinan di dalam akan seperti apa.
Jelas-jelas ini adalah tipuan, mana bisa orang yang sudah mati bisa hidup kembali. Itu adalah suatu hal yang sangat mustahil.
Andre juga menatap sekeliling, tidak jauh dari tempat mereka Ia juga melihat mobil Daru sudah terparkir. Nampaknya kakaknya itu sudah ada di dalam.
Mereka mulai berjalan memasuki gedung kumuh tak terawat itu. Tumbuhan hijau yang menjalar memenuhi gedung bagian depan sampai gedung itu sendiri seperti tersembunyi.
.
.
.
Jangan lupa kembali besok pagi untuk membaca kelanjutannya. Langsung ikuti cerita ini agar tidak ketinggalan jam Update 🤗
Jika cerita di atas menarik minat kalian, semoga berkenan meninggalkan jejak berupa Like👍
Jika berkenan Author juga meminta agar teman-teman bersedia membagikan cerita ini pada yang lain agar semakin banyak yang membaca dan membuat cerita ini berkembang dengan baik.
Maaf bila merepotkan dan Terimakasih atas bantuannya 🙏