Sejak paham akan jati dirinya, Ringgo berontak dan menjadi 'liar' hingga 'Papa' terpaksa 'mengkarantina' dirinya hingga menjadi seorang perwira. Hatinya pernah patah karena kekasihnya mencintai Rudha, 'kakaknya sendiri'.
Kericuhan masih belum usai saat tanpa sengaja dua gadis hadir dalam hidup Letnan Ringgo dan Letnan Arre tanpa ada hati pada dua gadis malang tersebut. Kelakuan bengal mereka nyaris membuat dua wanita nyaris bunuh diri hingga mereka harus menanggung sesuatu atas keadaan.
Ujian Tuhan belum terhenti hingga petaka datang dan mengubah jalan hidup mereka melalui hadirnya Letnan Ribas.
Akankah hati mereka bersatu atau malah akan menjadi masalah pada akhirnya dan di saat yang sama, seorang wanita itu menggoyahkan perasaan para pria??
SKIP yang tidak tahan dengan KONFLIK. PENUH KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Kurang hati-hati.
Sakit kepala Bang Ringgo perlahan memudar apalagi setelah melihat bercak noda di atas sprei. Ada rasa campur aduk yang ia rasakan.
'Saya tidak paham dengan apa yang saya rasakan, tapi setelah detik tadi berlalu.. saya tidak pernah ingin kehilangan kamu. Batin saya egois, saya takut ada yang memberimu perhatian lebih dari apa yang saya berikan. Saya takut kamu memandang saya sebelah mata dan saya takut ada pria lain yang masih menginginkan kamu.'
Beberapa saat kemudian Niken menggeliat, matanya masih terlihat sembab. Saat membuka matanya, Bang Ringgo masih terus menatapnya. Niken pun mengalihkan pandangannya.
"Sampai kapan saya dapat cemberutmu itu??" Tanya Bang Ringgo.
"Kenapa Om Ringgo paksa Niken??" Omel Niken masih tidak terima.
"Laahh.. bukannya kamu nggak nolak?? Bilangnya tidak mau tapi tarik tengkuk saya sekuatnya." Jawab Bang Ringgo.
"Pokoknya Om harus tanggung jawab..!!!" Oceh Niken lagi.
"Apa masih harus ada pengakuan?? Jelas saya yang akan tanggung jawab, siapa lagi??"
//
Papa Rama melihat Bang Arre masuk ke kamar Dara. Papa Rama hanya bisa menghela nafas panjang kemudian masuk ke dalam kamar Dara.
"Ada apa Pa? Kenapa wajahnya kusut begitu??" Tanya Mama Dilan.
"Papa hanya tidak menyangka, bayi yang kita rawat bahkan seperti anak kandung kita sendiri memiliki hubungan khusus dengan Arre. Papa seperti tidak ikhlas, Ma." Jawab Papa Rama.
"Sebenarnya Mama juga merasakan hal yang sama. Tapi kita bisa apa, Pa. Sebagai orang tua, kita hanya bisa mengusahakan anak-anak agar selalu bahagia. Dara menjadi menantu kita saja, sudah cukup bagi Mama. Dara juga anak Mama." Kata Mama Dilan.
Papa Rama mengangguk membenarkan. Memang akhirnya kini Dara menjadi menantu mereka.
//
Bang Arre nampak kikuk duduk bersanding dengan Dara. Selama ini mereka berdua hanya berinteraksi sebagai adik kakak. Kini mereka berdua duduk di atas tempat tidur dalam situasi yang berbeda.
Terlihat tangan Dara begitu gemetar, semua tidak lain karena kini Bang Arre sudah mengajaknya pengajuan nikah. Bang Arre pun juga merasakan hal yang sama namun dirinya tidak mungkin menunjukan kegugupannya pada Dara.
'Bagaimana cara memulainya?? Bagaimana kalau Dara malah takut??'
"Dek.."
"Baang..!!"
"Kamu dulu..!!" Kata Bang Arre saat mereka membuka percakapan secara bersamaan.
Dara menunduk kalem. Mamang 'adiknya' itu tidak sebar-bar Niken dalam bertingkah.
"Mau Dara pijat, nggak?" Tanya Dara yang sebenarnya sudah terbiasa memijati keempat 'Abangnya'. Keempat Abangnya akan selalu meminta pijat bahu jika sudah menuju kamarnya.
Jelas saja pertanyaan itu mengangkat senyum Bang Arre. Tanpa basa basi Bang Arre pun mengiyakan tawaran tersebut.
"Pintunya tidak di buka, Bang?" Tanya Dara dengan polosnya.
"Nggak usah..!!" Bang Arre segera membuka kaosnya dan membuangnya asal. Namun kali ini tidak seperti biasa, jika biasanya para Abang akan tetap memakai celana panjangnya, kini Bang Arre menyisakan celana pendek melekat pada tubuhnya.
Memang Papa Rama memberikan aturan untuk para putranya agar tidak berseliweran di rumah menggunakan celana pendek kecuali untuk tidur di dalam kamar. Hanya celana panjang dan sarung yang boleh di kenakan saat melintas di rumah, begitu pula aturan untuk para wanita, papa meminta untuk menggunakan celana atau rok di bawah lutut dan pakaian yang sopan. Jika di langgar maka Papa Rama akan marah besar, kecuali.. putranya sudah menikah meskipun masih dalam aturan yang berlaku.
"Cepat di pakai, Bang..!! Nanti Papa marah." Kata Dara.
"Amaan.. kita di dalam kamar. Papa dan Mama nggak akan lihat." Jawab Bang Arre.
"Nggak apa-apa, cepat pijat..!! Dari depan dulu..!!!" Pinta Bang Arre.
"Depan??" Meski tidak paham, namun seperti biasa Dara mengambil minyak urut dari laci nakasnya.
Bang Arre sudah pada posisi nyamannya. Saat Dara akan kembali pada tugasnya, ia cukup kaget dengan posisi tidur Bang Arre.
Tak menunggu waktu lama, Bang Arre menarik tangan Dara agar mengambil 'tempat duduk' di atasnya.
Dara pun menjadi gelisah. Apalagi ia merasakan ada sesuatu yang janggal tertindih di bawah.
Tak ada basa basi, Bang Arre menarik Dara dan memeluknya. Tangannya gesit membongkar disana sini hingga Dara tersentak kaget.
"Nurut dan percaya sama Abang..!!"
Bagai tersihir, Dara mengangguk dan menuruti semua perkataan Bang Arre. Tapi saat ia merasakan ada tindakan yang tidak pernah ia rasakan, Dara pun beralih.
"Nggak mau, nanti Papa marah. Badan kita tidak boleh terlihat siapapun."
"Kalau Abang yang lihat, nggak apa-apa..!!" Jawab Bang Arre sudah dengan suara berat tercekat.
"Baaaang.. aaaaaaa..!!!"
Secepatnya Bang Arre membungkam bibir Dara dengan kecupan hangatnya. Pikirannya seketika melayang terbang tinggi tak tentu arah.
***
Pagi hari Bang Ringgo dan menghadap Papa Rama di ruang kantor kediamannya. Beliau meminta kedua putranya untuk hadir disana karena pembicaraan mereka bukanlah persoalan dinas.
"Papa sudah mewanti-wanti kalian agar berhati-hati dengan Niken dan Dara. Pengajuan nikah kalian belum beres. Semua petinggi masih belum ada di tempat. Paling tidak, kalian bisa minimkan situasi..!!" Kata Papa Rama.
"Mau sekarang atau nanti Niken tetap istri saya kan, Pa. Tetap nama Niken akan masuk pada daftar riwayat hidup saya." Jawab Bang Ringgo.
"Dara juga akan naik nama menjadi istri saya..!!" Imbuh Bang Arre.
"Apa otak kalian masih tercecer di kamar semalam????" Bentak Papa Rama. "Apa Papa tidak tau saat ini kamu punya kasus dengan istri almarhum Zurman?? Anak itu di perdebatkan sebagai anakmu. Sampai Pak Ahlam dengar, beliau bisa ngamuk..!! Dan kamu Ar.. status Dara masih anak Papa di KK. Papa tidak peduli dengan ocehan orang di luar sana, sebagai panglima jelas Papa memiliki resiko publik. Tapi kalian.. bisa-bisanya membuat berita skandal sebesar ini. Apa kalian tidak berpikir akan pekerjaan sampingan Niken dan Dara. Apa kalian yakin mereka kuat dengan tekanan mental yang akan di terima??? Memunculkan surat nikah juga butuh waktu, Le..!!! Kenapa kalian tidak sabar??"
.
.
.
.
petinggi ma anak buah jg tenang
😂😂