Alea dan Radit baru saja merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang pertama, keesokan harinya Radit ditugaskan keluar kota. Siapa sangka kepulangan Radit dari luar kota merubah kebahagiaan Alea menjadi air mata.
Radit meminta Alea untuk membantu membiayai kebutuhan rumah tangga mereka dan juga membantu membiayai hidup ibu Radit yang belum lama ini menjada, dengan alasan usaha yang dia jalani sedang dalam masalah dan Radit hanya mengandalkan gajinya sebagai pegawai negeri.
Alea yang memiliki peghasilan tidak keberatan membantu sang suami. Tanpa Alea tahu, jika sebenarnya Radit telah menduakan Alea dengan Hana, teman satu kantornya.
Radit berubah menjadi suami yang dingin, menimbulkan kecurigaan bagi Alea.
Alea mencari tahu penyebab Radit berubah, Alea akhirnya menemukan fakta jika Radit menduakan cintanya.
Apa yang akan dilakukan Alea setelah tahu Radit berselingkuh?
Yuk ikuti ceritanya di Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku menjadi Kaya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Hari Yang Melelahkan
Tidak pernah terbayangkan oleh Alea akan duduk berhadapan dengan kakak dari ayahnya saat ini, hal yang tidak mungkin bisa terjadi karena sejak dulu ini semua hanyalah mimpi bagi Alea. Kini mimpi itu menjadi kenyataan, tapi Alea tidak merasa bahagia seperti yang dia harapkan dimasa lalu.
Orang yang tidak pernah mengakui keberadaan Alea ini, tiba-tiba secara khusus datang ke kantor tempatnya bekerja, khusus untuk menemui keponakannya. Laki-laki yang tidak lagi muda ini menyapa dan mengajak Alea makan siang bersamanya.
Disinilah Alea berada, di temani Bagas, dia memenuhi permintaan dan ajakan pamannya. Mereka makan di restoran yang cukup terkenal di daerah Tanggerang, restoran ini berada tepat disamping kantor Alea dan Bagas bekerja.
"Jadi kapan kalian akan menikah?" tanya Sugeng paman Alea.
"Secepatnya." Bagas yang menjawab.
"Lea akan mengabari paman, nanti." sambung Alea jawaban Bagas.
"Itu harus, ayahmu sudah tidak ada. Kamu butuh saya untuk menjadi wali nikahmu." jawab Sugeng.
Alea hanya bisa mengangguk, meskipun hati kecilnya menolak. Mengandai-andai, jika saja bisa orang lain yang menjadi walinya, Alea tentu akan memilih orang lain itu dari pada kakak ayahnya ini.
Sejak lahir hingga sedewasa ini, Alea hanya mengenal nama dan melihat wajahnya di foto saja. Mereka tidak pernah bertemu apa lagi berbincang sebelumnya. Hanya karena ingin menjaga kesopanan saja, maka Alea memenuhi permintaan dan ajakan pamannya siang ini untuk makan siang bersama.
Wajar jika Alea menaruh curiga pada sang paman yang tiba-tiba baik padanya. Apa lagi, apa yang diucapkan pamannya pada Bagas, tidak seperti kenyataannya.
"Alea ini keponakan kesayangan saya." ucap Sugeng mencoba memberi tahu Bagas yang hanya membalasnya dengan senyuman.
Tidak ada yang perlu Bagas komentari, karena dia tahu apa yang dikatakan itu adalah kebohongan besar.
"Pernikahan pertamanya saya tidak hadir, karena saya tidak suka dengan suaminya terdahulu." lanjut Sugeng ceritanya.
"Terbukti sekarang, dia bukan laki-laki baik." ucap Sugeng lagi.
"Berbeda sama kamu, laki-laki sempurna. Kalian itu pasangan serasi." puji Sugeng yang kembali hanya di tanggapi Bagas dengan tersenyum.
"Jangan ditunda lama-lama. Usahakan secepatnya kalian menikah, saya tidak ingin lagi mendengar orang-orang membicarakan tentang Alea yang janda.
"Akan kami usahakan." jawab Bagas. Jika urusan pernikahan tentu saja Bagas sangat ingin bisa terlaksana secepatnya.
Seperti biasa sejak bertunangan Alea tidak dibiarkan Bagas membawa kendaraannya sendiri. Selama Bagas dan Alea masih bekerja di kantor yang sama, maka Bagas yang akan mengantar jemput calon istrinya itu. Masih ada pekerjaan yang harus Bagas selesaikan, sebelum dia benar-benar keluar dari kantornya saat ini dan menjadi pimpinan perusahaan di perusahaan keluarga miliknya.
"Mau langsung kerumah sakit atau mampir membeli sesuatu?" tanya Bagas sebelum menyalakan mesin kendaraannya. Siang ini, Bagas siap mengantarkan Alea kerumah sakit seperti rencana awal mereka sebelum ke hadiran Sugeng yang tiba-tiba datang ke kantor mereka.
Belum sempat Alea menjawab pertanyaan Bagas, telepon genggamannya berdering. Nama Radit yang tertera di layar.
"Jawab saja." ucap Bagas begitu Alea meminta izin pada tunangannya itu.
"Alea, mama... mama sudah pergi, Lea" ucap Radit yang ada di seberang sana.
"Kamu dimana sekarang, Mas?" tanya Alea yang tidak sadar kembali memanggil Radit dengan panggilan mas.
"Saya antar kamu ke rumah orang tuanya Radit." ucap Bagas, karena dia bisa mendengar apa yang dikatakan mantan suami Alea itu pada tunangannya.
"Iya Bee." jawab Alea.
Tiba di kediaman orang tua Radit, Alea di sambut Kinta dengan pertanyaan.
"Untuk apa kamu datang kerumah ini lagi?" tanya Kinta.
"Apa kamu ingin menguasai rumah ini juga?" tuduh Kinta.
Alea hanya bisa menatap tidak percaya, ini suasana berkabung bukan waktu yang tepat untuk berselisih faham. Apa lagi tuduhan itu sangat menyakitkan bagi Alea. Dia memang bukan berasal dari keluarga berada, tapi bukan berarti dia gila harta seperti yang dituduhkan Kinta.
"Alea datang untuk menyiapkan kedatangan jenazah di rumah duka." jawab Bagas.
"Apa maksud kamu?" tanya Kinta tidak percaya.
"Mama sudah pergi meninggalkan kita, Tante." jelas Alea pada Kinta.
"Jangan bicara sembarangan, Radit tidak mengabarkan apapun pada saya." jawab Kinta.
"Tante tanyakan saja pada Radit." jawab Alea lagi sambil berlalu meninggalkan tante dari Radit itu yang terpaku di tempatnya berdiri.
Suasana duka menyelimuti kediaman orang tua Radit. Keluarga dan tetangga serta orang-orang yang mengenal Radit dan juga Alea turut hadir memberikan ucapan bela sungkawa. Semua tamu yang datang, hampir semuanya Alea kenal. Termasuk rekan kerja dan pimpinan tempat Radit bekerja saat dia masih menjadi pegawai aparatur sipil negara.
"Alea, tidak disangka kamu masih mau hadir di kediaman ini." ucap pak Bimo begitu melihat kehadiran Alea di rumah duka.
"Yang melakukan kesalahan itu putranya, tidak berarti saya harus mengabaikan ibunya yang sudah saya anggap seperti ibu saya sendiri Pak." jawab Alea.
"Kamu benar-benar luar biasa, Alea." puji pak Bimo.
Tidak sedikit mereka yang bercerai juga memutuskan tali silaturahmi dengan keluarga yang lain. Bercerai bukan berarti kita tidak lagi bertegur sapa, itu yang coba Alea tanamkan. Pak Bimo mengapresiasi itu. Sejahat apapun yang pernah dilakukan Radit pada Alea, tapi dia tetap membuka hati untuk memaafkan.
Pemahkaman berjalan lancar, Alea yang ikut ke pemakaman tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Meskipun usia pernikahannya dengan Radit hanya sebentar, tapi mereka sudah saling mengenal cukup lama. Alea ikut menangis saat tubuh mama Radit di timbun oleh tanah.
"Maafkan kesalahan Alea Ma." gumam Alea yang bisa didengar oleh Bagas.
Tidak ingin Alea terus berduka, Bagas segera membawa Alea langsung pulang ke kediaman orang tua calon istrinya itu.
"Masuklah, mandi dan sempatkan untuk istirahat." ucap Bagas.
"Terimakasih Bee." ucap Alea saat dia turun dari mobil yang di kendarai Bagas.
Bukan hanya ucapan terimakasih karena Bagas selalu ada untuknya. Tapi Alea tahu, Bagas banyak membantu dalam masalah yang lain. Terutama kelancaran proses pemahkaman, calon suaminya itu bergerak cepat untuk menyiapkan semuanya.
Terlalu lelah hari ini, Alea tidur sampai subuh. Melewatkan waktu makan malam bersama Bagas seperti biasanya.
"Non, ini susu hangatnya diminum." ucap bu Tuti sambil meletakkan segelas susu murni di hadapan Alea begitu Alea duduk di meja makan untuk sarapan.
"Terimakasih Bu. Bapak tidak datang untuk sarapan?" tanya Alea yang tidak melihat keberadaan calon suaminya.
"Den Bagas sudah sarapan selepas subuh dan berangkat ke kantor dari rumahnya."
"Bapak semalam...."
"Iya, den Bagas semalam menginap takut Non Alea butuh sesuatu." potong bu Tuti ucapan Alea.
"Pesan den Bagas, Non Alea hari ini istirahat saja di rumah tidak perlu ke kantor."
"Pak Bagas pesan seperti itu?" tanya Alea untuk meyakinkan apa yang dia dengar.
"Iya Non. Non bisa tanya langsung." jawab bu Tuti.
"Tidak perlu saya hanya ingin meyakinkan saja."
Berdiam diri di rumah terasa lebih melelahkan bagi Alea yang biasa beraktivitas diluar rumah, dia mencoba mencari kesibukan dengan membereskan kamar yang dulu ditempati kedua orangtuanya.
"Apa ini?" tanya Alea begitu dia menemukan sebuah kotak yang cukup besar didalam lemari orang tuanya.
...💔💔💔...
...Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku Menjadi Kaya...
Radit ye gw tandain luuu🔪🔪🔪🔪kecebong Lo tuh bertebaran di mane" hdeuuuhhh😮💨😡😤
sama Radit
sama kakak iparnya
trus sama Leo. sm orang" kantor smua di kirimin foto bugil..😤 Hana" murah bnerrrr