“Kata mami, dilimu dikilim mami untuk menolongku dan papi. Apa dilimu ibu peli yang baik hati ? “
“A–aku ?! “
Ucapan anak laki-laki itu membuat Alana terkejut, dia tidak mengerti maksud dari perkataan anak tersebut.
Namun, siapa sangka kehadiran Alaska membuat Alana masuk ke kehidupan keluarga mereka dan siapa yang menyangka bahwa papi yang dimaksud Alaska adalah pria yang selama ini Alana tunggu kehadirannya.
Bagaimana dengan kisahnya ? Jangan lupa mampir !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arasyi sakit
Setelah selesai mengurus di kantor polisi, Jo dan Tuan Anjelo kembali ke rumah. Asisten Jo berencana untuk menjual apartemen tersebut karena dia tidak ingin kembali ke apartemen yang sudah dipakai mantan kekasihnya.
“Sudah Jo putuskan kakek, jika Jo menjual apartemen Jo. “ ucap Jo tegas.
Tuan Anjelo mengangguk. Dia tenang karena cucunya tidak lagi menjadi batu gara-gara wanita picik itu.
“Kartu yang kamu berikan kepada burung gagak sudah kamu ambil, Jo ? “
“Burung gagak ? Jo nggak pelihara burung kakek, “ ujar Jo bingung.
“Iya burung gagak. Emang kamu berharap angsa putih ? Angsa emas ? “ tanya Tuan Anjelo.
Kening Jo mengerut bingung dengan maksud sang kakek sehingga dia harus mencerna dengan baik-baik.
“Astaga ?!!! Maksud kakek, Memelmu itu lohhhhhhhh !! Isss, gemas kali kakek !! “
“Ooo !! Sudahlah kek, semuanya sudah Jo ambil kembali ! “ ucap Jo tegas.
Tuan Anjelo tersenyum lega. Dis menepuk punggung cucunya yang fokus menyetir.
“Gagal dalam percintaan itu soal biasa, yang nggak biasa itu kalau kamu masih mau bertahan karena cinta. Padahal sudah jelas tahu dia seperti itu dibelakangmu dan kamu masih mau menerimanya. Itu bukan cinta namanya, tapi G*B*L*K !! “
“Paham ? “
“Paham kakek, “ jawab Jo ngeri saat mendengar kakeknya menyebutkan kata “g*b*l*k“ dengan nada keras.
“Bagus, besok mulailah dengan lembaran baru. Kalau masih sulit, nggak papa ada calonmu di keluarga Maverley ! “ goda Tuan Anjelo membuat Jo melongo.
Kini mobil yang di kendarai Jo telah sampai di kediaman mereka. Terlihat seorang wanita paruh baya sudah berdiri menunggu mereka dengan senyuman hangatnya.
“Nenek Jelita !!! “ seru Jo saat sudah turun dari mobil dan bergegas menghampiri Nyonya Jelita yang tertawa melihat wajah masam suaminya.
“HEEEE ?! ITU ISTRI KAKEK JANGAN DIPANGGILLLL !!! “ teriak Tuan Anjelo kesal namun dia sebenarnya senang jika melihat istri dan cucunya akur.
“Biarinnnnn !! “ balas Jo yang kini sudah memeluk Nyonya Jelita.
“Sudahlah, bagaimana lamaranmu nak ? “ tanya Nyonya Jelita kepada Jo.
“Batal, nek ! “ seru Jo tenang.
“Kok batal ? Apa Melia menolak lamaranmu ? “ tanya Nyonya Jelita heran.
“Tidak sayang, Melia mengkhianati cucu kita dan dia melakukan hal tak senonoh di kamar cucu kita dengan pria lain yang tak lain adalah mandor di proyek Tuan Cakro ! “ jelas Tuan Anjelo kepada istrinya.
“A–APA ?!! “ ucapnya kaget sekaligus kesal.
Lalu menatap cucu laki-lakinya, “SYUKUR !! SYUKUR KAMU NGGAK JADI SAMA ITU MANUSIA KUYANG !! KALO JADI, NENEK PASTIKAN TIDAK AKAN PERNAH MAU AKUR SAMA KAMU !! “ seru Nyonya Jelita membuat Jo menganga.
Dia tak percaya respon neneknya sendiri yang ternyata juga tidak menyukai Melia. Dia sendiri tidak tahu alasannya kenapa kakek dan neneknya tidak menyukai Melia.
“Kenapa kalian kompak tidak menyukai Me, —”
“Burung gagak/Kuyang !! “ seru keduanya kompak.
Jo menggaruk tekuknya, “ I–iya apalah itu, “
“Sudah, kita masuk dulu. Sudah jelang malam kunti berkeliaran ! “ seru Nyonya Jelita membawa cucu dan suaminya masuk ke dalam rumah.
“Semua makhluk disebut semua, heran.. “ ucap Jo dalam hati.
*
*
*
*
Keesokan harinya, Azalea menghampiri kamar adiknya Arasyi. Bocah itu terlihat begitu lemas membuat Azalea khawatir. Walaupun diantara mereka dia yang paling galak tetapi dia memiliki hati yang lembut hanya saja dia masih menyimpan luka di hatinya yang disebabkan oleh seorang pria di masa dia dan Alana kuliah.
“Rasyi ? “ panggil Azalea pelan.
“Huuuuu, dingin naaa… “
Mendengar gumaman sang adik membuat Azalea segera menarik selimut yang menutupi seluruh badan Arasyi. Betapa terkejutnya Azalea saat melihat kulit adiknya yang terlihat memerah.
“Rasyi… dek bangun dek ! Rasyi, “ Azalea terus memanggil Arasyi agar anak itu bangun. Namun sepertinya Arasyi tidak di bangunkan sehingga dia sontak mengangkat tubuh Arasyi yang ternyata sangat panas.
“Ssshhh ! Panas banget, astaga… anak ini makan apa sampai alerginya seperti ini, “ ucap Azalea berusaha menahan panas dari tubuh Arasyi.
Setelah berhasil menggendong Arasyi yang tubuhnya gempal berisi, Azalea berjalan terburu-buru keluar.
“Mommy !! Daddy !! “ teriak Azalea khawatir.
Acio yang sudah rapi, keluar dari kamarnya dan terkejut melihat kakak perempuannya tengah menggendong Arasyi yang seperti orang tidak sadarkan diri.
“Kakak, Rasyi kenapa kak ? “ tanya Acio khawatir.
Azalea menggelengkan kepalanya, dia meminta Acio untuk menyiapkan mobil. Mereka harus segera pergi ke rumah sakit.
Acio kembali masuk ke kamarnya untuk mengambil kunci mobil miliknya.
“Mommyyy !! Dadddyyy !!! “ Azalea berdiri tepat di depan pintu kamar orang tuanya. Tak lama pintu terbuka, tampaklah Daddy Chandra yang seperti baru bangun tidur.
“A–, “
“Kakak !! Ayo !! “ seru Acio panik.
Azalea berbalik tanpa mengatakan apapun membuat Daddy Chandra mengerutkan keningnya.
“Daddy ! Adek sakit !! Ayo, ke rumah sakit !! “ suara Acio terdengar keras membuat Daddy Chandra terlonjak kaget.
“Sakit ? Sakit apa ?? “ teriak Daddy Chandra bingung.
“Siapa mas ? “ tanya Mommy Audrey yang sudah segar.
“Cio, dia bilang adek sakit. Nggak tau sakit apa “ ucap Daddy Chandra belum sadar.
Sementara itu, Azalea meminta Acio untuk segera pergi ke rumah sakit. Mereka harus menyelamatkan Arasyi yang sudah tidak sadarkan diri.
Sementara itu, Mommy Audrey yang ke kamar putra bungsunya terkejut kala tidak menemukan keberadaan putra bungsunya.
“Massss !! Rasyi hilang !! “ teriak Mommy Audrey panik.
“Hilang ? “ tanya Daddy Chandra yang menyusul istrinya.
“Mommy !! Daddy !! Arasyi dibawa kakak ke rumah sakit !! “ seru Alvara yang datang tergopoh-gopoh.
“A-APA !! “
*
*
*
*
“Bagaimana bisa Rasyi mengalami alergi. Selama ini dia tidak terlihat seperti orang yang memiliki alergi ! “ seru Mommy Audrey menatap putrinya.
“Lea juga tidak tahu, “
“Apa yang dia makan kemarin ? Kalau di rumah, mommy dan daddy selalu mengutamakan kesehatan kalian”
“Lea juga tidak tahu, “ jawaban Azalea yang itu-itu saja membuat Daddy Chandra menghela nafas.
“Jangan tanya Cio, Cio lebih nggak tahu ! “ seru Acio saat melihat tatapan kedua orang tuanya yang menatapnya seolah tahu jika mereka akan menanyakan hal yang sama.
Mommy Audrey mendekati brankar putra bungsunya. Dia mengusap wajah putranya yang masih terlihat memerah karena Alergi.
“Kemarin makan apa sih nak, kok bisa alergi begini. Padahal mommy tahunya kamu tidak memiliki riwayat alergi, “
Di sisi lain, Opa Cakro dan Oma Cellia menyusul anak dan menantunya yang meninggalkan mereka di rumah. Oma Cellia terus-terusan mengomel membuat suaminya banyak-banyak bersabar.
“Bisa-bisanya, kita di tinggal ! Heran ! Mami sudah bilang loh, tungguuu !! Tunggu sebentar !! Bukannya nungguin malah ninggalin ! Bete nya, jadi mami ! “ omel Oma Cellia saat sudah tiba di ruangan Arasyi cucu bungsunya.
“Hehe, maaf mami. Audrey dan Mas Chandra panik sekaligus khawatir, “ cicit Mommy Audrey.
“Huuu, “ lengos Oma Cellia.
Sementara itu, Azalea dan Acio berpamitan untuk ke kantor namun Azalea memilih untuk tidak masuk sehingga dia memberikan kabar kepada rekannya, Andella. Bahwa dirinya tidak akan datang ke kantor hari ini.
Namun, tak disangka manajer licik mengusik ketenangan Azalea. Dia dengan sesuka hati memotong gajinya membuat Azalea kesal.
“Kamu tidak masuk ! Gaji kamu saya potong !! “
“Enak aja gaji bosnya main di potong-potong. Gaji kamu itu yang bakal aku potong. Itung-itung sebagai pembelian makan siang departemenku ! “ seru Azalea dalam hati.