Hidupku hancur, setelah pernikahan keduaku diketahui oleh istriku, aku sengaja melakukan hal itu, karena aku masih mencintainya. Harta yang selama ini kukumpulkan selama 10 tahun. Lanhsunh diambil oleh istriku tanpa tersisa satu pun. Lebih parahnya lagi, aku dilarang menafkahi istri siri dan juga anak tiriku menggunakan harta bersama. Akibatnya, aku kembali hidup miskin setelah mendapatkan karma bertubi-tubi. Kini aku selalu hidup dengan semua kehancuran karena ulahku sendiri, andai waktu bisa ku ulang. Aku tidak pernah melakukan kesalahan yang fatal untuk pernikahanku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minami Itsuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15 RAHMA BERTEMU DENGAN KAKAK MADUNYA
"Untuk apa kamu datang ke Resto ini?!"
"Mas, kamu kenapa jadi kasar begini, harusnya kamu senang dong aku datang ke sini. Lihat nih aku bawa bekal makan siang buat kamu."
"Aku tanya sekali lagi, untuk apa kamu datang ke sini? Siapa yang suruh kamu datang tanpa seizinku? Bukankah aku sudah pernah bilang, jangan datang ke resto sebelum mendapat kan perintah dariku, paham kamu!"
"Kalau menunggu izin dari kamu, aku bisa lumutan, Mas! Harus berapa lama lagi aku bersabar menunggu perintahmu untuk datang ke resto ini. Kamu nggak suka ya kalau aku datang ke Resto ini, bukanya wajar kalau aku datang ke Resto milik suami aku sendiri." Kuusap wajahku kasar, sudah di resto lagi ada masalah. istriku malah datang ke sini.
"Apa kamu tidak lihat tatapan semua karyawan aku ke arah kamu? Dengan seenaknya kamu melambaikan tangan dan memanggil namaku, apa kamu tidak malu dengan tatapan orang di dalam."
"Kenapa harus malu, aku kan istri kamu. Kita berdua juga sudah menikah. Untuk apa kamu memikirkan tatapan orang lain, biar kan saja mereka." Kutepuk jidatku berkali-kali dengan tanganku. Rahma benar-benar tidak bisa membaca situasi. Padahal ia sudah kuberitahu, bahwa hubunganku dan dia sudah diketahui oleh Siska. Tapi dia tidak berpikir panjang. Jujur saja, aku sudah mulai takut jika Siska tiba-tiba datang ke sini, dan melihat Rahma.
"Aku nggak mau semua karyawan mencurigai, bahwa bosnya punya istri dua, yang mereka tahu. Istriku itu cuma satu, kalau kamu tiba-tiba datang ke sini. Mereka pasti akan berpikir yang tidak-tidak."
"Kenapa kamu harus takut sih, Mas. Bilang saja sama semua karyawan kamu kalau aku ini istri kamu, sekaligus istri bos pemilik resto ini," ujarnya lagi tanpa beban. Aku mengusap wajahku. Kenapa semuanya malah jadi kacau begini sih.
“Kamu pikir bisa semudah itu aku mengatakan ke semua orang bahwa aku mempunyai istri dua, sekarang pulanglah, jangan pernah datang ke resto ini lagi.”
“Kamu usir aku, Mas?”
“Iya! Kamu pulang sekarang, aku enggak mau kamu ada di sini. Aku—“ Belum selesai aku bicara, tiba-tiba saja Rahma pergi meninggalkanku. Aku heran kenapa dia pergi begitu saja, namun keherananku akhirnya terjawab, kenapa dia pergi begitu saja. Aku melihat Siska masuk ke dalam Resto. Begitu juga dengan Rahma. Tanpa aba-aba aku langsung berlari menuju mereka berdua. Aku benar-benar takut.
Sial kenapa malah jadi begini, aku harus mencegah Rahma, jangan sampai ia berhadapan dengan Siska. Bisa mampus aku!
Sayangnya aku sudah terlambat untuk mencegah Rahma. Dia sudah lebih dulu masuk ke dalam untuk berhadapan dengan Siska.
"Mbak Siska?” Langkah Siska terhenti ketika namanya disebut oleh seseorang. Ia langsung membalikkan tubuhnya dengan anggun, membuat Rahma sedikit kagum. Melihat wajah istri pertama suaminya.
Rahma langsung memberikan senyum yang terbaik. "Kamu mbak Siska kan, istri pertama, Mas Danu," tanya Rahma begitu antusias. tetapi ia tidak berpikir bahwa pertanyaannya membuat perhatian semua orang yang ada di restoran Ini, masalahnya suara dia cukup besar.
Sebelum menjawab pertanyaan dari selingkuhan suaminya. Siska terus memperhatikan penampilan Rahma dari kepala hingga bawah kaki, jika dibandingkan dirinya, bagaikan langit dan bumi, bahkan penampilan Rahma terlalu berlebihan, atau terkesan kampungan karena dia tidak pintar untuk berpakaian, bahkan makeup di wajahnya terlihat menor. Lebih lucunya lagi, warna bedak yang ada di wajahnya terlihat berwarna abu-abu.
Dalam hati, Siska menertawakan penampilan gundik suaminya, ternyata seleranya begitu rendah. Kalau seperti ini, Siska tidak perlu bersaing dengan gundik suaminya.
"Kenalin, mbak. Nama saya Rahma.” ketika Rahma menyodorkan tangannya, Siska hanya melihat tanpa menyambut uluran tangan Rahma, membuat senyum Rahma sedikit pudar, tangannya terus saja mengambang di udara, karena tidak mendapatkan respon perlahan ia tarik tangannya.
"Ada perlu apa ya datang menemui saya, apa kita saling mengenal?” ujar Siska membuat wajah Rahma merah padam. Ia merasa malu dengan perkataan madunya, apalagi semua orang sempat menoleh ke arah dirinya. " Maaf ya saya tidak bisa sembarangan menerima uluran dari tangan seseorang yang tidak saya kenal karena saya takut orang tersebut membawa virus ataupun bakteri." Dalam sekejap, hati Rahma bergemuruh, terlihat dadanya sudah naik turun menahan kemarahan, ia tidak terima direndahkan seperti itu di tempat umum.
Walaupun Rahma terlihat kesal dengan ucapan Siska, tetapi matanya terus saja memperhatikan, penampilan kakak kakak madunya, dari atas kepala hingga bawah kaki. Ia begitu kagum dengan penampilan kakak madunya yang begitu elegan.
Apalagi Barang-barang yang melekat ditubuhnya, mampu membuat mata Rahma begitu iri. Ia ingin sekali memakai barang yang ada di tubuh kakak madunya. “Jika tidak ada hal yang penting, saya mau melanjutkan pekerjaan.”
“Tunggu dulu, mbak!”
“Ada apa lagi? Saya sibuk, ada banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan. Saya sudah tidak punya waktu lagi untuk berbicara dengan orang asing!”
“Orang asing kamu bilang?” Rahma terlihat kesal. Ia tidak menyangka jika madunya begitu sombong dan angkuh. “Saya bukan orang asing, kebetulan saya datang ke sini hanya ingin bertemu dengan Mbak Siska. Karena ada beberapa hal yang harus kita berdua bicarakan.”
“Membicarakan apa? Lalu keuntungan buat saya apa kalau berbicara sama kamu? Jika tidak ada keuntungan buat saya, lebih baik kamu pergi dari hadapan saya” Siska mengibaskan tangannya menandakan bahwa Rama harus segera pergi dari hadapannya. mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan membuat wajah Rahma berubah masam, lagi-lagi ia mendapatkan penghinaan. Ia merasa sangat direndahkan. Tatapan begitu menyebalkan pikir Rahma.
"Apa Mbak Siska tidak tahu siapa saya?"
"Saya tahu kok Anda ini siapa, anda ini seorang wanita murahan kan yang dengan sukarela menjajakan tubuhnya sama suami orang!" Mulut Rahma langsung terbuka lebar. "Tanpa kamu memperkenalkan nama, saya sudah lebih tahu siapa kamu yang sebenarnya."
"Jadi--"
"Kenapa? Kamu kaget ya. Kamu pikir saya ini tidak tahu ya kalau suami saya menikahi wanita la*ur seperti kamu, saya juga tahu kok semua informasi tentang kamu, bahkan tentang keluarga kamu dan juga kehidupan kamu sebelum menikah dengan suami saya, ternyata suami saya seleranya cukup rendah juga ya. pantas saja mas Danu terpesona sama kamu. jadi saya tidak heran kenapa suami saya bisa menikah sama kamu karena kamu begitu rendah dan murah. Itulah sebabnya kamu hanya dinikahkan sirih saja." Siska sangat senang menatap wajah gundik suaminya yang sudah memerah seperti tomat. Karena menahan malu, apalagi suara Siska cukup besar dan juga tajam, sehingga beberapa orang bisa mendengarnya. Siska memang sengaja melakukan hal seperti ini untuk mempermalukan gundiknya agar dia sadar bahwa dia tidak pantas bersaing dengan dirinya. sekaligus menghancurkan mental gundiknya agar tidak berbuat macam-macam dengan dirinya.
menceritakan wanita kuat.
recommended banget
bodoh yg berkepanjangan sekarang rasakan akibatnya