Ketika hidupnya terguncang oleh krisis keuangan dan beban tanggung jawab yang semakin menekan, Arya Saputra, seorang mahasiswa semester akhir, memutuskan memasuki dunia virtual Etheria Realms dengan satu tujuan: menghasilkan uang.
Namun, dunia Etheria Realms bukan sekadar game biasa. Di dalamnya, Arya menghadapi medan pertempuran yang mematikan, sekutu misterius, dan konflik yang mengancam kehidupan virtualnya—serta reputasi dunia nyata yang ia pertaruhkan. Menjadi seorang Alchemist, Arya menemukan cara baru bertarung dengan kombinasi berbagai potion, senjata dan sekutu, yang memberinya keunggulan taktis di medan laga.
Di tengah pencarian harta dan perjuangan bertahan hidup, Arya menemukan bahwa Main Quest dari game ini telah membawanya ke sisi lain dari game ini, mengubah tujuan serta motivasi Arya tuk bermain game.
Saksikan perjuangan Arya, tempat persahabatan, pengkhianatan, dan rahasia kuno yang perlahan terungkap dalam dunia virtual penuh tantangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miruのだ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eksplorasi Dungeon
Ferran dan Shira berhasil tepat waktu mengikuti Eksplorasi dungeon yang baru saja ditemukan kemarin, keduanya kagum dengan jumlah pemain yang mengikuti Eksplorasi ini.
Meski sudah dibatasi bahwa yang boleh ikut hanya pemain berlevel 25 ke atas, tetap saja pemain yang ikut telah mencapai angka puluhan, termasuk pemain dari Guild Black Lantern.
"... Sepertinya kita tidak akan terlalu banyak berguna disini!..." Ferran mengelus dagunya melihat jumlah pemain yang telah berkumpul.
Shira memandang Ferran dengan tatapan datar, "Kau seorang Alchemist... Jadi kau seharusnya sedikit lebih berguna dari pada diriku!..."
"Aku tidak mau membuang potionku!... Lagipula!... Menurutmu seperti apa reaksi mereka ketika melihat efek ramuanku!"
"Hm... Ahahahahah"
"Hah... Sudahlah, aku malah sedikit kagum dengan senjata yang kau buat!..." Ferran memandang sebuah belati yang yang dirantai dengan pedang ditangannya.
[Chained Blade
Common Lv. 25
Req: Str 30
Sebuah pedang yang dirantai dengan belati, senjata ini didesain untuk melakukan serangan jarak dekat dan jauh disaat bersamaan. Butuh keahlian cukup tinggi untuk benar-benar dapat melepaskan kekuatan penuh senjata model ini.]
[Atk: 112
Durrability: 100%]
"Itu hanyalah prototipe!" Shira mengangkat bahunya, merasan Ferran terlalu memujinya.
"Tapi kau sudah cukup hebat mampu membuat yang seperti ini!.." Ferran memutar-mutar belati yang terikat rantai pada pedang tersebut.
"Hahahaha, jika saja kau tidak memberitahu ku hal itu, mungkin aku masih berkutat dengan cetak biru saat ini!..." Shira tertawa lepas mendengar pujian dari Ferran.
Disaat yang bersamaan dengan Shira yang mengatakan hal itu, pemain yang akan memimpin ekspedisi dungeon kali ini pun akhirnya angkat bicara. Dia merupakan pemain berlevel 30-an, bersama party-nya yang beranggotakan empat orang termasuk dirinya.
Sebagai tambahan mereka merupakan pemain independen, tidak banyak yang dia katakan, hanya mengingatkan para pemain tentang aturan yang telah disetujui. Terutama mengenai Guild Black Lantern yang dilarang mengambil sedikitpun hasil eksplorasi ini, ketika pemain itu mengatakan hal itu sontak tatapan mata semua pemain segera tertuju pada perwakilan Guild Black Lantern, membuat pemimpin kelompok itu sedikit kesal akan hal itu.
Peraturan lain yang tak kalah penting adalah larangan perseteruan antara pemain, mengingat mayoritas pemain merupakan pemain independen yang memiliki solidaritas cukup tinggi jadi peraturan ini sepertinya bukanlah masalah berarti.
Kelompok eksplorasi yang terdiri dari belasan kelompok pemain itu pun akhirnya memasuki dungeon tersebut. Ferran merogoh tas selempangnya dan mengambil beberapa potion penyembuh, Ferran meletakkan beberapa botol pada loop di tasnya untuk berjaga-jaga.
"Bukankah kau bilang tidak ingin membuang ramuanmu?..." Shira bertanya ketika menyadari Ferran mempersiapkan potionnya.
Ferran melirik pada Shira dan tersenyum tipis, "Aku hanya tidak mau membuang potion berkualitas, bukan berarti aku tidak mau memakai potion biasa..." Ferran lalu menunjukan potion berwarna merah ditangannya pada Shira.
Pada waktu bersamaan, regu eksplorasi telah bertemu dengan sekelompok Undead yang tengah mondar-mandir di lorong dungeon. Shira menaikan alisnya, "Oi... Sebaiknya kau tidak menggunakan potion dengan kemurnian diatas standar-..." Belum juga Shira menyelesaikan kata-katanya, Ferran telah melemparkan ramuannya pada beberapa pemain garis depan yang terluka parah akibat dikeroyok Undead.
"... Apa ada masalah?" Ferran menatap Shira dengan polosnya, membuat pemuda itu menepuk jidatnya sendiri.
"Tch... Apa kau tau masalah yang kau buat?!... Setidaknya dengarkanlah aku terlebih dahulu!"
"Um... Baiklah..." Ferran kembali melemparkan potionnya setelah mengatakan hal itu, disisi lain Shira jadi merasa sedikit kesal juga pada Ferran.
"... Jangan bilang kau tidak punya potion kualitas standar kebawah?" Shira memperhatikan Ferran yang kembali melemparkan beberapa potion, dia juga menyadari beberapa pemain yang terkena potion Ferran segera melirik pemuda itu.
"Aku membawa beberapa potion kualitas standar, namun tidak untuk yang kualitasnya dibawah standar. Kebanyakan potion ku memang memiliki kualitas diatas rata-rata!..." Ferran mengangkat bahu, seolah yang dia katakan bukanlah hal besar.
Shira memandang Ferran dengan tatapan tidak percaya, 'Apa membuat potion berkualitas terus-menerus membuatnya tidak dapat membuat potion yang kualitasnya dibawah standar?...' pikir Shira dalam hatinya.
Beberapa menit kemudian pertarungan akhirnya berakhir, tidak ada korban di pihak pemain, meski level Undead beberapa tingkat lebih tinggi dari rata-rata pemain di raid. Namun jumlah mereka yang tidak terlalu banyak, membuatnya cukup mudah dibersihkan dengan jumlah pemain dalm Raid.
Namun kekhawatiran Shira menjadi kenyataan, ketika pertarungan telah berakhir beberapa pemain yang sebelumnya menerima potion dari Ferran mulai menghampiri anak itu. Shira sendiri yang menyadari hal itu, terlebih dahulu segera menjaga jarak beberapa langkah dari Ferran.
"Permisi... Maaf, sebelumnya bukankah kau yang memberiku potion? Aku ingin berterimakasih terhadap bantuanmu tersebut dan jika bisa, apa aku bisa membeli potionmu?" Seorang pemain yang memakai perisai dan pedang menghampiri Ferran.
Pemain itu diikuti oleh beberapa pemain lainnya, yang juga berniat membeli potion dari Ferran setelah merasakan sendiri khasiat potion pemuda itu.
"Eh?!..." Ferran terlihat sangat terkejut melihat hal itu, dia sempat berpikir bahwa potion yang kualitasnya sedikit diatas standard seharusnya cukup umum beredar di pasaran. Yang tidak Ferran duga adalah, bahwa potion seperti itu memang sering beredar di pasaran, namun karena tingginya peminat, stok potion seperti itu sering kosong dalam hitungan jam bahkan menit setelah dipajang.
Jumlah pemain yang berminat membeli potion Ferran segera membuat pemuda itu menjadi pusat perhatian pemain raid.
"T-tu-tunggu sebentar!... Maaf tapi aku tidak bisa menjual potionku!" Ferran mencoba membubarkan para pemain yang mulai mengerubungi dirinya, seperti semut yang mengerubungi gula.
"Tidak perlu sungkan... Sebutkan saja harganya, kami siap membayar berapapun!"
Senyum Ferran bergetar, namun pemuda itu masih mencoba mempertahankan senyumnya. Jika saja bukan karena Blood Contract Ferran mungkin tidak akan mengalami masalah seperti ini, tapi mau bagaimanapun Ferran harus menyelesaikan masalah yang ia buat tersebut, mengingat jumlah pemain yang mengerubunginya pun semakin banyak.
Kebanyakan pemain yang mengerubungi Ferran adalah mereka yang merasa penasaran akan potion pemuda itu, sedangkan sisanya adalah mereka yang benar-benar merasakan efek potion Ferran secara langsung sebelumnya. Pemain yang mengambil kelas Alchemist sangat sedikit, bahkan pemain yang menjadi Alchemist dikota ini pun dapat dihitung dengan jari sebelah tangan.
Beberapa Alchemist yang ikut dalam Raid pun juga penasaran dengan Ferran hingga ikut mendekat. Bahkan perwakilan Guild Black Latern sekalipun melirik kegaduhan yang ditimbulkan oleh Ferran tersebut.
"M-maaf... Tapi aku benar-benar tidak bisa menjual potionku... Tapi... Aku tidak keberatan memberi kalian beberapa... Y-ya... Beberapa, lagipula aku juga punya cukup banyak potion disini!..."
Beberapa pemain yang sebelumnya menerima pertolongan Ferran segera terkejut, ketika pemuda itu bahkan berani memberikan mereka potion gratis dan menolak keras menjual potionnya.
Nyatanya hal itu berhasil meluluhkan mereka dengan betapa baiknya Ferran, meski pada dasarnya pemuda itu melakukannya karena alasan lain.
"Kawan... Kau sungguh sangat baik, tidak kusangka kau mau berbagi potionmu dengan pemain seperti kami..."
Ferran mencoba sebisa mungkin menahan senyumannya, kerumunan tersebut akhirnya bubar setelah Ferran membagikan sedikitnya satu potion pada setiap pemain. Setelah melihat khasiat potion Ferran dengan mata kepala mereka sendiri, beberapa pemain bahkan bersikeras ingin membeli potion Ferran berapapun harganya.
Beruntungnya beberapa pemain sebelumnya segera menghentikan mereka, dan mengatakan tuk menghargai kebaikan Ferran yang berani membagikan potionnya secara gratis.
Hal itu juga sempat menarik kembali perhatian perwakilan kelompok Black Latern, membuat mereka sekali lagi memperhatikan Ferran.
"Ketua, kalau tidak salah ketua guild sebelumnya memerintahkan kita tuk mencari seorang Alchemist, mungkinkah orang ini yang dimaksud?..." Salah satu pemain dari Guild Black Latern mendekati pemain paling kuat di kelompok tersebut.
"... Kita belum tau, tapi itu mungkin saja! Jika iya sekalipun kita akan mencoba merekrutnya dalam Guild setelah Raid ini selesai... Sedikit tidak mungkin merekrut anggota dalam kondisi kita sekarang, belum lagi aku juga dapat merasakan banyaknya pemain yang mengawasi kita sejak mengetahui keberadaan Alchemist itu!..."
Pemain itu mengangguk pelan, sebelum mencoba bersikap biasa saja dengan kondisi sekitarnya. Disisi lain Shira kembali mendekati Ferran, setelah kelompok Raid kembali melanjutkan perjalanan mereka.
"Kenapa kau menolak keras menjual potionmu pada mereka?!" Tanya Shira penasaran, karena dia kurang mengetahui persoalan Ferran dengan Lauria.
"Diamlah!!" Balas Ferran yang dibuat kesal dengan pertanyaan dari Shira.
Shira hanya tertawa kecil menanggapi kekesalan Ferran tersebut, disisi lain Raid juga kembali melanjutkan perjalanan mereka, setelah kegaduhan kecil yang ditimbulkan akibat Potion Ferran sebelumnya.
Hampir tidak ada sedikitpun halangan bagi kelompok Raid saat mereka menelusuri dungeon tersebut, meski level musuh beberapa level lebih tinggi dari level rata-rata pemain dalam raid. Potion-potion Ferran benar-benar menurunkan kemungkinan kematian dalam Raid kali ini secara drastis.
Disisi lain Shira juga tidak mau kalah dari Ferran dan ikut maju di garis depan pertempuran, skill bertarung maupun daya serangnya mungkin tidak terlalu mencolok. Namun ketahanannya sebagai pemain garis depan patut diacungi jempol.
Belum lagi diantara pemain lain, perlengkapan Shira memang terlihat paling mencolok, bahkan jauh lebih mencolok ketimbang perlengkapan milik anggota Guild Black Latern.
Ya, Shira memang telah mulai mengembangkan kemampuan penempaan miliknya. Dia tidak bergantung lagi dengan Blue Print perlengkapan, dan mulai menyadari bahwa seorang Blacksmith solo juga bisa berkembang, jika mereka cukup kreatif dalam berkreasi dengan perlengkapan mereka.
Dilengkapi dengan sebuah kapak satu tangan dan tameng di tangan kirinya, yang terbuat dari logam langka yang Shira temukan di wilayah Saber Fang Wolf. Serta memakai bulu Saber Fang Wolf itu sendiri sebagai zirah, yang melindungi kepala hingga kaki.
Daya serang Shira mungkin tidaklah seberapa, namun ketahanannya patut disandingkan dengan pemain dengan Job Defenders dan Warrior di level yang sama. Beberapa pemain sempat bertanya dari mana pemuda itu mendapatkan perlengkapan seperti itu, namun Shira hanya menjawab kalau dia memperolehnya dari seorang kenalan.
Ketika para pemain dalam Raid masih terus berjalan menelusuri dungeon, Ferran di garis belakang tiba-tiba menarik Shira ke sisinya menarik perhatian pemain lain.
Para pemain tidak terlalu memperdulikannya, karena memang sudah diketahui secara umum bahwa keduanya satu party. Terlebih lagi beberapa musuh juga telah muncul kembali, yang membutuhkan perhatian lebih dari pada kedua pemain itu.
Ferran terlihat memperhatikan pemain dalam Raid yang mulai sibuk mengurus musuh yang ada dihadapan mereka, sedang disisi lain Shira bertanya tentang kenapa Ferran tiba-tiba menariknya.
Ferran hanya memberikan tanda untuk diam, sebelum menarik Shira menuju persimpangan yang telah kelompok Raid lewati sebelumya.