PLAK
Dewa menatap kaget campur kesal pada perempuan aneh yang tiba tiba menampar keras pipinya saat keluar dari ruang meeting.
Dia yang buru buru keluar duluan malah dihadiahi tamparan keras dan tatapan garang dari perempuan itu.
"Dasar laki laki genit! Mata keranjang!" makinya sebelum pergi.
Dewa sempat melongo mendengar makian itu. Beberapa staf dan rekan meetingnyaa pun terpaku melihatnya.
Kecuali Seam dan Deva.
"Ngapain dia ada di sini?" tanya Deva sambil melihat ke arah Sean.
"Harusnya kamu, kan, yang dia tampar," tukas Sran tanpa menjawab pertanyaan Deva.
Semoga suka ya... ini lanjutan my angel♡♡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Korban salah paham
"Hai, Emily....," lambai Deva tiba tiba ketika menangkap sosok itu berada tak jauh di depannya.
Dewa dan yang lainnya pun serentak menatap ke arah lambaian tangan Deva.
"Halo, Emily," seru Sean juga ikut melambaikan tangannya begitu melihat keberadaan Emily.
Emily dan kedua temannya yang ngga menyangka akan disapa, jadi kaget juga. Reflek kedua temannya ikut melambai.
Ziyan hanya tersenyum, sementara Dewa merasa heran melihat Emily melengos padanya.
Deva yang awalnya menampilkan wajah sumringah, jadi agak menciut melihat wajah masam gadis itu.
Kenapa dia selalu marah? Omel Deva dalam hati
*
*
*
Pertandingan final berlangsung cukup seru juga.
"Harusnya kita ikut maen, ya," tawa Ziyan. Adrenalinnya terpacu begitu saja.
"Kurang Quin dan Theo," sambut Sean terkekeh.
Waktu SMA, timnya ngga terkalahkan
Sementara Dewa masih penasaran, dia masih mencuri curi pandang ke arah Emily yang tadi memilih menjauh setelah dipanggil Deva dan Sean.
"Bukannya itu Aaron?" ucap Ziyan yang juga mengikuti arah tatapan Dewa.
"Mana? Kenapa tadi dia ngga menghampiri kita," tukas Sean yang juga ikut melihat ke arah tatapan Ziyan dan Dewa.
"Dia kenal Emily?" Deva menatap Dewa, Ziyan dan Sean bergantian.
"Mana aku tau. Kan, beda kampus," kilah Ziyan.
"Mereka terlihat akrab," komen Sean. Kemudian dia melirik Dewa yang tiba tiba jadi pendiam.
Kamu kenapa, Wa?
Dia mengalihkan tatapnya ke arah Deva yang masih tampak kaget dan dari tadi terus saja nyerocos.
Seolah ngga beban.
Sean merasa aneh dengan reaksi kedua kembar saat ini.
Ngga mungkin Dewa cemburu, kan?
Seakan sadar sedang diperhatikan, Dewa mengalihkan tatapannya ke ponselnya. Seakan mendapat telpon penting, diia segera berdiri.
"Aku keluar sebentar," ucap Dewa sambil menaruh ponselnya di dekat telinganya.
"Ngga usah diterima aja. Lagi seru serunya," cegah Deva kesal. Dewa selalu memprioritaskan pekerjaan, padahal mereka sedang bersenang senang
"Daddy bisa marah kalo aku abaikan," sahutnya sambil melangkah pergi. Konsentrasinya pun kini sudah di ponselnya.
Puluhan pasang mata menatap ke arah Dewa. Sejak diketahui laki laki ini adalah tunangan Nagita, fokus mereka agak berlebih ke Dewa dari pada ketiga laki laki lainnya. Walaupun mereka sama tampan dan kerennya.
Sean terus memperhatikan kepergian Dewa dengan mulai menarik kesimpulan di uar nalarnya. Bibirnya menyunggingkan senyum miring.
Sementara itu di tempat lain, Nagita juga sedang memperhatikan Aaron yang sedang berbicara bersama Emily. Walaupun tidak hanya berdua, karena Emiliy bersama kedua temannya, Carmen dan Nanni.
Tap rasanya tetap saja aneh dan entah kenapa perasaan Nagita mulai ngga nyaman.
Ternyata Aaron dekat juga dengan Emily, Nagita baru tau.
Kemudian netranya menangkap bayangan Dewa yang beranjak menjauh.
Jadi dia sudah pasti dijodohkan dengan Dewa?
Hatinya mendadak resah. Kemudian dia alihkan tatapnya lagi pada Aaron.
Tapi laki laki itu seperti ngga menggubris kehadirannya. Padahal dia berada ngga jauh darinya.
Dewa yang sedang melangkah ke salah satu sudut, masih dengan ponselnya, kini mengarahkan tatapnya secara bebas pada Emily yang terlihat akrab mengobrol dengan Aaron.
Dari tempatnya sekarang, dia bisa terlindung dari tatap curiga Sean padanya.
Gadis galak itu bisa tersenyum juga.
Bahkan sesekali dia tertawa.
Sesekali dia menanggapi telpon relasi daddy yang sedang menanyakan masalah tender yang akan mereka ikuti bulan depan.
Tapi perhatiannya tetap mengarah ke arah Emily.
Sebelumnya, Aaron sudah menyingkir saat Deva dan Sean memanggil Emily. Dia bersandar di tembok kampus yang membelakangi para sepupu dan sahabat sepupunya.
Tanpa sadar Aaron menghembuskan nafasnya berulang kali.
Kapan mereka dijodohkan? Sama seperti helaan nafasnya yang berulang kali, pertanyaan itu pun berulang kali bermain di dalam benaknya.
Seingatnya sepupu kembarnya baru saja pulang.
Kalo ada perjodohan pun pastinya keluarganya akan tau.
Ngga mungkin dirahasiakan!
Aaron merasa sewot tanpa tau kenapa dia harus merasa begitu.
Teringat Quin yang mendadak nikah, apa Nagita dan Dewa juga begitu?
Setelah cukup lama dia bersandar dan sibuk memikirkan berbagai kemungkinan, Aaron pun bergabung dengan timnya.
Pertandingan segera dimulai. Aaron masih sibuk hingga di pertengahan pertandingan, Aaron mulai memasuki gedung- tempat pertandingan voli putra berlangsung.
Aaron mencari keberadaan Nagita, yang ngga terlihat di dalam kerumunan banyak orang.
Tapi netra tajamnya menangkap sosok Emily bersama Carmen dan Nanni, langsung saja dia mendekat.
"Bisa duduk di sini?" Aaron menunjuk tempat kosong yang dipenuhi dengan minuman mereka.
"Tentu saja." Emily segera menyingkirkan minuman mereka.dan memberikannya pada kedua temannya.
"Thank's," ucap Aaron sambil duduk. Posisinya tepat di samping Emily.
'Kok, baru ke sini, Ron?' tanya Carmen.
"Sudah aman di luar?" Nanni ikut bertanya.
'Biasanya akan banyak tugas yang harus segera dia lakukan Sekarang, aman.
"Semoga ngga ada yang jadi provokator kalo timnya kalah," harap Aaron.
Dia paling jengkel kalo nantinya bakal ada kerusuhan.
"Kelihatannya bakalan aman," ramal Emily.
"Kamu seperti mbah dukun aja, Mil....," kekeh Carmen.
Nani terkekeh juga.
"Enak aja." Emily juga terkekeh pelan.
Aaron pun tersenyum agak lebar.
"Tadi aku denger isu dari anak anak, Nagita sudah tunangan. Kamu juga?" todong Aaron pelan.
'Iya," jawab Emily ambigu.
Jadi kamu tunangan dengan Deva? batinnya bertanya.
"Jadi sebentar lagi kalian akan menikah?" kekehnya menyembunyikan perasaan gundahnya.
"Nagita aja. Aku nggak," bantah Emily cepat.
"Dia takut terkena stroke," kekeh Carmen
Nanni juga tergelak.
Aaron tersenyum samar.
Deva memang bisa menjadi penyebab penyakit stroke, jantung, paru paru, dan ginjal, kecamnya dalam hati.
rasakan kau Baron.. sekarang rasakan akibatnya mengusik calon istrinya Dewa... 😫😫
sudah tahu bakal besan juhan orang berkuasa mlh cari masalah muluk baron
kalau mereka ketemu gimana ya...
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
atau nanti Agni juga ikut-ikutan bersandiwara... buat ngetes calon menantu... he he he he ..