Lorong tak berujung
Kisah ini menceritakan tentang perjalanan ke lima sahabat yang ingin mencari popularitas di dunia Chanel YouTube.
Keinginan yang tinggi ini, membuat mereka nekad masuk ke dalam lorong yang disebut angker dan konon tidak berujung.
"Nekad yang berujung maut",
Simak dan baca kisahnya di karya ku yang berjudul:
"Lorong tak berujung"
karya putri cobain
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam Jum'at pertama
"Astaghfirullah,,Luna, kenapa kamu baru kembali anak ku."
Teriak ibu Luna yang mendapati tubuh anaknya yang tergeletak di depan pintu rumah nya.
"Anak ku kembali, pak ustadz tolong anak saya."
Teriak ibu Luna yang membuat warga ikut datang ke rumah nya.
Akhirnya, para warga pun membantu ibu Luna dan membawa nya ke kamar Luna.
Suasana pun kembali gaduh saat kelurga Aska dan Reno yang juga histeris saat melihat kembali nya Aska dan Reno yang masih tetangga.
"Ya Allah, terima kasih sudah membawa kembali anak-anak kami."
Ucap ayah dan ibu Aska dan Reno.
Tak lama kemudian, tangis keluarga Aldi dan Adi pun pecah, mereka mengira jika Aldi dan Adi juga ikut pulang.
"Kemana anak ku,,, kemana anakku,,."
Teriak ibu Aldi yang membuat suasana semakin pilu.
Disaat keluarga yang lain bahagia atas kembalinya Aska, Luna dan Reno, mereka harus mendapatkan kenyataan yang pahit.
"Sabar, nanti kita tanyakan pada Aska, Luna dan Reno."
Ujar pak Ustadz dan pak Rahmat yang menjabat sebagai ketua RT di desa Muara.
Waktu pun terus berjalan, Aska , Luna dan Reno pun akhirnya kembali sadar.
Mereka pun langsung di bawa ke masjid terdekat untuk menjalani pembersihan.
"Luna, dimana Aldi dan Adi?, bukan nya mereka ikut dengan kalian."
Tanya bu Winda dan pak Salim yang merupakan orang tua Aldi.
Entah kenapa, ketiganya justru terlihat linglung, seperti hilang kesadaran mereka.
"Sabar, mereka harus di bersihkan, sepertinya mereka memang masuk ke desa terlarang."
Ujar pak Ustadz pada orang tua Aldi.
Akhirnya, mereka bertiga pun langsung di rukiyah, demi mengembalikan jiwa mereka yang seperti nya terjebak di alam gaib.
Waktu pun terus berjalan, proses rukiyah pun berhasil di lakukan, hanya saja mereka terbangun dengan wajah yang bertanya-tanya pada mereka sendiri.
"Aihhhh,,, mimpi apa aku semalam?."
Tanya Aska yang seakan baru bangun dari tidurnya.
"Mimpi !!!, setelah menghilang selama empat belas hari, kamu bilang ini mimpi!!."
Ujar pak Salim yang tidak menerima dengan ucapan Aska.
"Kalian berlima pergi ke desa Angka, pak Andi yang menceritakan semua nya, apa masih kalian sebut itu mimpi?."
Tanya ibu Widia ibu Aldi.
Pak Ustadz pun langsung menyuruh ketiga nya untuk pulang kembali ke rumah mereka masing-masing, pak Ustadz pun menyuruh orang tua mereka menjaga anak-anak nya.
Seminggu kemudian
sore itu adalah malam Jum'at, mereka pun harus kembali menemui pak Sastro yang menunggu mereka di lorong.
"Aska, kita berkumpul di rumah Luna, jangan sampai warga tahu."
Ujar Reno yang memberi tau pada Aska.
"Apa itu tidak berbahaya, sebaiknya kita bertemu di kebun pisang, mungkin itu lebih aman."
Jawab Aska yang kurang setuju dengan pendapat Aska.
Malam itu juga, Aska dan Reno pun mendatangi rumah Luna, entah kenapa mereka hanya ingat kejadian itu di hari Jum'at, sedang kan dihari biasanya, mereka tidak ingat apa-apa.
"Aldi, Adi, maaf kan kita, kita tidak punya pilihan lain, kita juga janji, akan membawa kalian kembali ke sini."
Ujar Aska, yang duduk di bawah pohon pisang yang rindang.
Ketiganya pun langsung duduk bersemedi, di bawah sinar bulan mereka pun akhirnya di jemput oleh pak Sastro.
Tubuh mereka masih ada di kebun itu, sementara ruh mereka pun seakan terlepas dari tubuh mereka.
Diperjalanan kembali ke lorong itu pun, mereka langsung bertanya pada pak Sastro.
"Eang, kenapa aku tidak bisa mengingat kembali kejadian disini."
Tanya Aska yang langsung bertanya saat mereka dalam perjalanan.
"Kamu tidak akan mengingat nya, kecuali hari Jum'at, sebaiknya kalian bicarakan pada keluarga kalian di hari Jum'at."
Ujar pak Sastro yang menyuruh mereka untuk saling berpegangan tangan.
Aska pun kembali melihat Ranti, hanya saja, pak Sastro melarang Aska untuk mendekati Ranti.
"Ranti, ternyata kamu masih hidup."
Ujar Aska yang ingin sekali memeluk tubuh Ranti.
"Jangan Aska, Ranti sudah tiada, itu hanya makhluk jelmaan yang menyerupai wajah Ranti."
Ujar pak Sastro yang langsung memberi tahu pada Aska.
"Lantas dimana Aldi dan Adi berada?."
Tanya Luna yang ingin sekali bertemu dengan kedua temannya.
Pak Sastro pun langsung menyuruh mereka berjalan dengan perlahan,
mereka pun terhenti di sebuah pintu pagar besi yang menyerupai penjara.
"Aldi, Adi, apa kalian ada di dalam?."
Tanya Aska yang mencoba untuk memanggil mereka berdua.
Awalnya mereka tidak mendengar suara Aldi dan Adi, hanya saja, saat mereka akan pergi, suara Aldi pun terdengar menjawab nya.
"As,, tolong aku, aku tidak kuat disini."
Ujar Adi yang terdengar sangat memilukan hati.
"Adi, bertahan lah, dimana Aldi."
Tanya Aska yang langsung memegang tangan Adi.
"Aldi jahat ka, Aldi terus menerus menyiksa ku."
Ujar Adi yang langsung diseret dari pintu itu.
"Bicara dengan siapa kamu!!!."
Tanya Aldi yang tidak melihat mereka yang ada disana.
"Aku bicara dengan Aska, Aldi,,,aku mohon sadarlah, ayo kita pulang."
Ajak Adi yang langsung di pukuli oleh Aldi beserta para pengawal yang sepertinya menjaga tempat itu.
"Aku sudah senang di sini, aku bisa berkuasa di sini, aku tidak mau kembali."
Jawab Aldi yang ternyata sudah melakukan perjanjian gaib dengan pak Darmadji.
Entah kenapa, waktu di lorong itu terasa sangat cepat, terdengar suara kokok ayam yang terdengar di telinga mereka.
"Sebaiknya kita pulang, kita tidak bisa menjemput Aldi dan Adi sekarang, masih ada beberapa Jum'at yang harus kalian lewati."
Ujar pak Sastro yang langsung menyuruh mereka untuk pergi meninggalkan Adi yang di siksa dengan kejam oleh Aldi teman nya sendiri.
"Aku tidak tega melihat Adi Ka, lakukanlah sesuatu pada nya.''
Ucap Luna yang tidak tega saat melihat wajah Adi yang seakan menatap nya.
"Tidak ada yang bisa aku lakukan, mungkin nanti."
Jawab Aska yang terlihat menyembunyikan matanya yang menetes kan air mata.
Perlahan, mereka pun akhirnya berjalan kembali pulang, dengan di antarkan oleh pak Sastro.
"Kembali lah pulang, tunggu hingga Jum'at ke empat belas."
Ujar pak Sastro pada mereka bertiga.
"Apa!!! , bagaimana aku bisa meninggalkan Adi hingga empat belas Jum'at, sehari disini saja aku tidak bisa."
Jawab Reno yang seperti ingin marah.
"Itu sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di sini."
Jawab pak Sastro yang kini sudah sampai di depan lorong.
Pak Sastro pun langsung menyuruh mereka untuk pergi dari tempat itu, meskipun hanya ruh mereka saja.
Mereka pun langsung masuk ke dalam tubuh mereka yang masih berdiam diri di bawah sinar rembulan.
"Aku tidak bisa, aku ingin menceritakan semua ini pada ayah ku."
Ujar Luna yang tidak tahu jika ayah nya telah meninggal saat melakukan pencarian mereka berlima.
"Sudah lah Luna, biarkan ini berjalan sesuai dengan keinginan nya, kita tidak bisa apa-apa."
Ujar Aska yang melihat ke arah wajah Luna.
"Aska!!! , jangan pandang wajah kekasih ku seperti itu."
Ujar Reno yang langsung cemburu pada Aska.
"Aku bukan melihat wajah Luna, tapi aku melihat ada wajah Ranti di sana."
Jawab Aska yang tersenyum pada kalung pemberian Ranti.
"Aaaaaaa, siluman rubah."
Teriak Luna yang melihat dekat kalung yang dia pakai.
"Aku tidak peduli, aku tidak mengapa Luna, aku menerima Ranti apa adanya."
Jawab Aska yang masih tersenyum sendiri.
"Sudah gila kamu Aska!!!."
Teriak Reno yang langsung menarik tangan Aska dan mengajak nya untuk kembali pulang.
Malam Jum'at pertama pun telah mereka lalui, mereka pun akhirnya memilih untuk pulang ke rumah mereka sebelum matahari terbit.
penasaran dengan kisah kelanjutan nya, tunggu di update terbaru setiap hari.
lanjut kak
semangat terus
merinding