NovelToon NovelToon
Langit Senja Galata

Langit Senja Galata

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Anfi

Lunara Ayzel Devran Zekai seorang mahasiswi S2 jurusan Guidance Psicology and Conseling Universitas Bogazici Istanbul Turki. Selain sibuk kuliah dia juga di sibukkan kerja magang di sebuah perusahaan Tech Startup platform kesehatan mental berbasis AI.

Ayzel yang tidak pernah merasa di cintai secara ugal-ugalan oleh siapapun, yang selalu mengalami cinta sepihak. Memutuskan untuk memilih Istanbul sebagai tempat pelarian sekaligus melanjutkan pendidikan S2, meninggalkan semua luka, mengunci hatinya dan berfokus mengupgrade dirinya. Hari-hari nya semakin sibuk semenjak bertemu dengan CEO yang membuatnya pusing dengan kelakuannya.

Dia Kaivan Alvaro Jajiero CEO perusahaan Tech Startup platform kesehatan mental berbasis AI. Kelakuannya yang random tidak hanya membuat Ayzel ketar ketir tapi juga penuh kejutan mengisi hari-harinya.

Bagaimana hari-hari Ayzel berikutnya? apakah dia akan menemukan banyak hal baru selepas pertemuannya dengan atasannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 9. Ayzel memblokir Alvaro

“Kamu berulah apalagi Al?” tanya pak Kim melalui penggilan telepon dengan Alvaro.

“Aku tidak melakukan apa-apa. Dua divisi itu butuh bantuannya,” Alvaro menjelaskan pada pak Kim kenapa dia meminta Ayzel untuk membantu divisi satu (tim riset) dan divisi dua (tim konsep).

“Kamu menghubunginya langsung?”

“Aku minta Athaya untuk mengatakannya,” Alvaro masih belum paham kesalahan apa yang dia buat.

“Pantas saja,” Alvaro itu cerdas. Tapi kalau masalah perempuan, kecerdasannya tidak berguna.

“Hah?” Alvaro semakin bingung.

“Ayzel mungkin tersinggung. Bukannya mengatakan sendiri padanya, tapi malah meminta Athaya yang bilang. Alvaro ... Alvaro, kamu bahkan pergi tanpa pamit. Alih-alih memberikan penjelasan, malah memberikan setumpuk tugas.” Pak Kim tertawa mengejek atasannya yang sudah seperti adiknya sendiri.

Alvaro mencoba menghubungi Ayzel berkali-kali, tapi tidak diangkat. Pesan yang di kirimnya juga tidak di respon Ayzel, akhirnya dia menyerah dan meminta tolong pak Kim.

“Athaya bisa minta tolong sambungkan saya dengan Ayzel,” Alvaro sudah kehabisan akal karena usahanya minta tolong pak Kim juga tidak mempan.

“Baik pak,” Athaya menuju ruang divisi dua untuk menyambungkan Alvaro dengan Ayzel.

Namun saat sampai di sana Ayzel sudah tidak ada di tempat, dia sudah menyelesaikan beberapa MOU nya. Rancangan konsep aplikasi terbaru juga sudah di cetaknya, beberapa bahkan sudah dievaluasi.

“Shahnaz. Dimana Ayzel?” Athaya bertanya pada Shahnaz yang baru kembali dari pantry.

“Sepertinya sudah ke kampus, pekerjaannya sudah selesai” ucap Shahnaz.

Athaya memberitahu Alvaro bahwa Ayzel sudah tidak ada di kantor, hari ini memang dia sudah bilang akan ke kampus.

Sebenarnya Ayzel masih di kantor, hanya saja mereka tidak tahu karena Ayzel sedang di ruangan Alvaro. Dia mengambil beberapa barang yang masih tertinggal di laci mejanya, karena Ayzel pikir dia tidak akan lagi berada di ruangan itu.

Ayzel berjalan menuju meja Alvaro, dia menaruh kotak kecil di mejanya. Bukan berisi hadiah atau apa, melainkan berisi kunci mobil beserta dengan kelengkapannya.

“Terimakasih untuk pinjaman mobilnya. Tapi aku tidak memerlukan itu,” Ayzel bergumam pada dirinya sendiri. Dia keluar dengan membawa semua barang-barang miliknya untuk di bawa pulang.

“Kak pulang jam berapa?” Humey mengirimi Ayzel pesan singkat.

“Sekitaran jam tiga. Kenapa?” balas Ayzel.

“Susul ke cafe biasa ya? Temani menjelajah Bosphorus,” pinta Humey pada kakaknya.

“Boleh, aku ke sana setelah selesai keperluanku dulu,” Ayzel sudah di kampus sedang mengurus kelengkapan ujian tesisnya lusa.

Dia di bantu Naira untuk mempersiapkan semuanya, rekan sekampusnya itu sudah lebih dulu selesai ujian tesis kemarin. Jadi dia memberikan beberapa tips untuk Ayzel, beruntung Ayzel memiliki rekan yang juga warga negara Indonesia.

“Sudah semua lengkap, tenang saja. Kamu pasti bisa,” Naira menyemangati Ayzel.

“Tetap saja deg-degan Nai,” meskipun masih lusa tapi Ayzel sudah mulai grogi.

“Gimana sama atasanmu? Kayaknya udah lama kamu gak cerita tentang tingkah randomnya,” Naira mencoba mengalihkan perhatian Ayzel agar lebih santai.

“Dia sudah kembali ke korea, tidak tahu nanti balik lagi atau tidak. Nai menurutmu aku harus melepas kerja magangku atau tidak?” Ayzel meminta pendapat Naira yang juga kerja magang seperti dia.

“Tergantung sesibuk apa kamu Ay. Praktik profesi kita sebenarnya lebih penting kan?” Naira mencoba mencari celah diantara dilema mereka.

“Kamu benar, kita harus mendapatkan lisensi lebih dulu. Bagaimana denganmu?”  tanya Ayzel.

“Aku harus merelakan salah satu,” ujar Naira.

“Sepertinya kita memang tidak boleh serakah,” Naira mengangguk tanda setuju atas ucapan Ayzel. Kemudian mereka berdua tertawa memikirkan hal itu.

Akhir-akhir ini Ayzel memikirkan tentang kelanjutan magang kerjanya di perusahaan Alvaro, bekerja di sana sangat menyenangkan baginya. Selain itu Jaziero Tech Startup merupakan salah satu perusahaan yang juga memberikan upah untuk karyawan magang, megingat tidak semua karyawan magang di Turki akan mendapat upah. Tapi Ayzel tidak bisa egois, dia tidak mungkin bekerja di dua tempat dalam satu waktu.

“Nai, mau ikut jalan-jalan ke Bosphorus?” Ayzel mengajak Naira, mungkin saja dia juga mau ikut.

“No ... aku mau rebahan saja. Jangan terlalu lelah Ay, lusa kamu ujian. Sebelum ujian kamu juga masih ke kantor kan?” Naira mengingatkan Ayzel, dia butuh kondisi yang prima untuk ujian tesis.

“Euumm ... terimakasih sudah mengingatkan,” mereka berdua saling berpelukan sebelum berpisah untuk urusan masing-masing.

Ayzel bergegas menuju restoran dukkan galata menggunakan taksi, Humey sudah menunggunya di sana. Dia sudah janji akan menemani sepupunya itu menjelajah sekitar selat Bosphorus, Ayzel tidak mungkin membiarkan sepupunya jalan hanya berdua dengan pria Indonesia yang baru di kenalnya selama di Istanbul.

“Humey,” Ayzel menyapa sepupunya yang terlihat duduk dengan seseorang yang Ayzel yakin dia adalah pria yang selama dua minggu ini di bicarakan Humey.

“Hai. Kak,” Humey melambaikan tangan pada Ayzel. Mereka pergi menuju Bridge Galata untuk naik Bosphorus Cruise setelah sebelumnya Ayzel melaksanakn sholat ashar dulu.

Butuh waktu sekitar 15 menit berjalan dari restoran dukkan galata menuju bridge galata. Ayzel menyarankan rute singkat mengelilingi Bosphorus bagian utara menggunakan Bosphorus Cruise, dengan lama perjalanan 1.5-2 jam.

“Kak, perkenalkan Malvin” Humey memperkenalkan pria yang akhir-akhir ini selalu menemaninya di Istanbul.

“Ayzel. Sepupu Humey,”  Ayzel tersenyum dengan sedikit membungkukkan badannya sebagai pertanda perkenalan.

“Malvin,” pria tersebut juga tersenyum melakukan hal yang sama dengan Ayzel.

Bosphorus Cruise berangkat dari Bridge Galata pada jam empat sore, mereka akan turun di Beksitas setelah mengelilingi selat Bosphorus bagian utara.

“Kakakmu sedang patah hati?” Malvin yang melihat Ayzel beberapa kali menghela napas dan melamun.

“Haa? Bagaimana patah hati kalau jatuh cinta saja tidak berani,” jawab Humey.

Humey menceritakan pada Malvin tentang Ze, kakak sepupunya yang pernah menunggu dan mencintai seseorang selama 13 tahun. Namun pria itu akhirnya menikah dengan wanita lain, dia juga pernah beberapa kali ta’aruf dan berakhir tidak berjodoh. Ayzel mengabadikan kisah 13 tahunnya dalam sebuah buku antologi.

“Salah satu alasannya ada di sini karena hal tersebut?” Malvin melihat kearah Humey.

“Eumm ... salah satunya, selebihnya karena dia ingin mengupgrade dirinya. Sejak hari itu sepertinya kak Ze mengunci hatinya,” Humey berkaca-kaca jika bercerita tentang kakaknya.

“Sorry,” Malvin melihat Humey menahan air matanya agar tidak jatuh.

“Tidak apa-apa. Semoga Tuhan mempertemukan kak Ze dengan teman hidup yang memperlakukannya seperti ratu,” Malvin dan Humey mengucapkan aamiin.

Sementara orang yang di bicarakan sedang berdiri melihat perairan selat Bosphorus, terlihat beberapa kali menghela napas. Sesekali melamun dengan pandangan yang menerawang jauh.

“Bazi yaralar görünmez, ama en çok onlar acitir. Çünkü o, kalbinde iz birakti” beberapa luka tak terlihat, tapi merekalah yang paling menyakitkan. Karena dia telah meninggalkan jejak di hatimu. Ayzel berteriak dengan lantang sebagai stress released.

Humey dan Malvin saling berpandangan melihat Ayzel, mereka tak terlalu paham perkataan apa yang di teriakkanya. Mereka berdua tidak terlalu lancar juga tentang bahasa Turki.

“Hallo Ayzel, dimana?” Ayzel baru saja ikut duduk menikmati udara bersama Humey dan Malvin saat panggilan telepon dari Shahnaz masuk.

“Ada apa?” Ayzel mendengar suara Shahnaz yang sedikit melengking.

“Sumpah Ay, pak Alvaro nyariin kamu. Hampir semua di telepon,” Ayzel sebenarnya sedang tidak mau membahas tentang Alvaro. Ayzel memang sedikit kecewa pada atasannya tersebut.

"Semua pekerjaan yang berhubungan dengannya sudah aku selesaikan,” Ayzel masih dengan tone suara yang lembut meskipun dia sedang marah.

“Mana mau tahu dia Ay,” jawab Shahnaz.

“Aku selesaikan nanti dengan beliau, kamu tenang tidak usah panik” Ayzel dan Shahnaz mengakhiri panggilan telepon.

Humey dan Malvin menkmati pemandangan senja di selat Bosphorus, sementara Ayzel hanya termenung. Dia sudah sangat sibuk akhir-akhir ini, ditambah Alvaro yang membuat suasana hatinya semakin buruk.

“Ngambeknya benar-benar keterlaluan,” batin Ayzel saat melihat ponselnya penuh dengan notifikasi panggilan tak terjawab dari Alvaro.

Room chatnya juga penuh notif dari Alvaro, ponselnya tak henti-hentinya berbunyi. Entah itu notifikasi pesan masuk, ataupun notifikasi panggilan tak terjawab. Ayzel langsung memblokir Alvaro dari kontaknya, dia benar-benar punya nyali melakukan itu.

“Kenapa di matikan?” Humey menyadari kakaknya mematikan daya posel miliknya.

“Sudah hampir turun,” Ayzel mengalihkan jawaban dan menunjuk mereka sudah sampai di Beksitas.

Malvin pamit untuk pergi lebih dulu karena dia ada urusan, sebenarnya dia ke Turki untuk urusan pekerjaan. Ayzel dan Humey memutuskan untuk langsun pulang, Humey menyadari suasana hati kakaknya sedang buruk.

“Mau cerita?” Humey memberanikan diri bertanya pada Ayzel yang sedang melihat jalanan dari balik kaca taksi.

“Nanti saja kalau di rumah. Energiku serasa habis,” Ayzel memijat pelipisnya.

Mereka sudah sampai di rumah, Humey leih dulu mandi baru setelah itu Ayzel. Ayzel akhirnya menceritakan semua pada adik sepupunya, tentang dia yang tiba-tiba jadi asisten Alvaro. Dia menceritakan dengan detail semua tentang Alvaro, sampai dengan kejadian hari ini.

“Dia pergi karena tersinggung atau urusan lain? Kak Ze sudah memastikan?” Humey mencoba melihat dari sisi yang lain.

“Kakak tidak tahu Humey. Dia pergi karena tersinggung atau memang ada urusan mendesak,” Ayzel tidak ingin memperburuk suasana hatinya. Dia harus mengakaji ulang materi tesisnya sebelum presentasi dan ujian lusa.

Mereka berdua akhirnya terlelap tidur setelah melakukan deep talk sebentar, lelah dan berat itu yang Ayzel rasakan akhir-akhir ini. Dia tidak ingin mengacaukan semua hasil kerja kerasnya, jadi dia berusaha untuk melakukan yang terbaik.

Hari ujian tesis tiba, pagi ini Ayzel sudah siap dengan semua yang harus dia bawa. Dia harus kekantor sebentar untuk absen, dia sudah bilang pada Athaya tentang jari ujiannya. Hanya Athaya yang tahu, Ayzel tidak memberitahu yang lain agar konsentrasinya tidak terpecah.

“Kamu langsung ke kampus saja, ya? Di sana sudah ada Naira,” Pinta Ayzel pada Humey. Hari ini Ayzel tetap ke kantor dulu, baru akan ke kampus sekitar jam 10.

“Oke ... biar aku bawa semua ke kampus,” untungnya Humey ada di Istanbul saat Ayzel ujian tesis, jadi cukup terbantu.

Ayzel berangkat lebih pagi dari biasanya, dia masih punya pekerjaan yang harus di selesaikan lebih dulu. Deadline hari ini adalah satu MOU dan evaluasi konsep, untunglah selama dua hari kemarin dia sudah mengevaluasi beberapa konsep.

“Shahnaz bawa rancangannya ke mejaku,” Ayzel terlihat sangat sibuk. Bahkan Athaya tak bisa menganggunya, sekalipun pak Kim sudah memintanya untuk bicara tentang Alvaro.

“Oke ... beberapa sudah aku taruh di meja,” Shahnaz pun ikut larut dalam kesibukan itu.

Ayzel mengevaluasi rancangan yang sudah setengah jadi, melihat apakah ada yang harus diperbaiki atau bisa lanjut untuk masuk tahap selanjutnya. Athaya sudah mondar mandir di depan ruangan divisi 1, Ayzel benar-benar fokus dan tidak bisa di sela oleh siapapun.

“Pak Kim. Sebaiknya anda sendiri yang bicara dengan Ayzel,” Athaya mengirimkan pesan pada asisten Alvaro. Athaya paham kenapa Ayzel sangat sibuk, namun tidak dengan karyawan lain.

“Baiklah saya ke sana,” pak Kim menuju ruangan divisi 1. Dia bahkan penasaran kenapa tidak ada satu orangpun yang bisa mengalihkan fokus Ayzel untuk menerima panggilan Alvaro.

Pak Kim sudah berada dalam ruangan divis 1, memang di sana terlihat sangat sibuk. Tak ada satupun orang di sana berdiam diri. Terlihat Ayzel yang sangat fokus dengan semua rancangan, mejanya terlihat sangat penuh. Pak Kim mendekat ke meja Ayzel, dia duduk di kursi yang ada di depan mejanya.

“Ayzel, bisa kita bicara sebentar?” Ayzel sama sekali tidak bergeming dari fokusnya, namun dia mendengar apa yang asisten utama Alvaro itu ucapkan.

“Urungkan niat pak Kim jika apa yang akan anda bicarakan di luar konteks yang berkaitan dengan rancangan divisi 1. Saya tidak ada waktu sampai lusa,” Ayzel berkata dengan lembut namun cukup penuh penekanan.

“Baiklah kita bicara lusa saja,” pak Kim sekarang paham dengan yang di maksud Athaya tentang Ayzel yang menjadi kesayangannya.

Saat fokus Ayzel akan mengesampingkan semua hal yang tidak berkaitan dengan apa yang saat itu dia kerjakan. Bahkan menyebut nama atasannya sebagai dalihpun tidak akan membuatnya bergeming.

“Bicara sendiri saja. Aku tidak bisa membantu,” ucap pak Kim pada Avaro yang sedang menelpon dirinya.

“Dia memblokirku,” ucapan Alvaro mampu membuat pak Kim tertawa keras.

“Seorang Alvaro CEO muda yang sangat sukses di blokir seorang karyawan magang? Sebaiknya kamu cepat kembali ke sini,” titah pak Kim pada Avaro.

“Minggu depan aku kembali ke Istanbul,” pak Kim masih terkekeh mengingat Ayzel yang memblokir nomor Alvaro.

Sementara itu Ayzel sudah ada di kampus, mempersiapkan semua usaha terbaiknya hari ini di hadapan para penguji. Humey dan Naira menunggu di luar ruang sidang dengan harap-harap cemas, terlebih Naira. Karena dia tahu judul tesis Ayzel termasuk rumit.

“Ceklek” pintu ruang sidang terbuka dari dalam, Ayzel keluar dengan menghela napas panjang. Humey dan Naira bersamaan bertanya padanya bagaimana hasil akhirnya.

“Lulus,” Ayzel tersenyum dan mereka bertiga berpelukan.

Mereka bertiga mampir makan malam dulu sebelum pulang. Setelah ini Ayzel mungkin akan lebih sibuk dari biasanya, karena akan mulai praktik klinis sebagai psikolog.

 

1
Arsyila Syafina
semangat KK upnya .. karna AQ udah semngt bngt nungguinnya /Drool//Drool/
a yulaela_fa(Ayu Anfi): diushkan kak minimal 1 eps/hr
trimksh sdh membca ayzel x alvaro
total 1 replies
Arsyila Syafina
uuuh .. lebih bnyak donk kak apload nya /Drool/
a yulaela_fa(Ayu Anfi): sdh rilis kak eps 33 + 34.
hr ini up 2 sekaligus
a yulaela_fa(Ayu Anfi): blm lolos review kak, 2 episode sedang menunggu rilis.
sabar ya
total 4 replies
Arsyila Syafina
.
Arsyila Syafina
jangan sampk ada wanita lain./Sob/
Arsyila Syafina
jangan Sampek Alvaro gak jadi sama ayzel ya kk /Sob/
a yulaela_fa(Ayu Anfi): siap kk.
nantika part selanjutnya bsk smg bs up ep br lg.
trimaksih sudah membaca karya saya ☺️☺️🫶🏻
total 1 replies
Arsyila Syafina
jangan lama2 ya kk .. lagi nungguin banget nie 😁,,
a yulaela_fa(Ayu Anfi): besok pg ya kak aq up. br selesai diedit.
trmksh sdh membaca langit senja..
total 1 replies
TRI ALFITO DEANOVA
keren👍
a yulaela_fa(Ayu Anfi): trimkash kak, smg kedpn sy bs lbh baik lg
total 1 replies
Taki
Kebanjiran emosi!
a yulaela_fa(Ayu Anfi): 😁🫣🙏🏻
trimksh kak sdh mmpir & menyempatkan membaca
smg hrnya menyenangkan 🤗
total 1 replies
Nori
Terkesima dengan alur ceritanya, semoga terus berkembang 👏
a yulaela_fa(Ayu Anfi): trimakasih kak, kalau ada saran dan kritik boleh kak dtls dikomen.
trimakasih /Heart//Heart/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!