Hidup Nicho Javariel benar-benar berubah dalam sekejap. Ketenaran dan kekayaan yang dia dapatkan selama berkarir lenyap seketika akibat kecanduan obat-obatan terlarang. Satu per satu orang terdekatnya langsung berpaling darinya. Bukannya bertobat selepas dari rehabilitas, dia malah kecanduan berjudi hingga uangnya habis tak tersisa. Dia yang dulunya tinggal Apartemen mewah, kini terpaksa pindah ke rumah susun lengkap dengan segala problematika bertetangga. Di rumah susun itu juga, ia mencoba menarik perhatian dari seorang perempuan tanpa garis senyum yang pernah menjadi pelayan pribadinya. Dapatkah ia menemukan tempat pulang yang tepat?
"Naklukin kamu itu bangganya kek abis jinakin bom."
Novel dengan alur santai, minim konflik penuh komedi sehari-hari yang bakal bikin ketawa-ketawa gak jelas tapi tetap ada butterfly effect.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Masih berbicara dengan mantan suaminya yang bernama Agus Gunawan, perhatian Sera mendadak teralihkan pada ibu-ibu yang terlihat bolak-balik di depan rumahnya sambil sesekali menengok ke dalam. Lucunya, saat tak sengaja bertatapan mata dengan Sera, mereka justru buru-buru membuang muka.
Sera tentu hafal betul apa yang tengah dilakukan ibu-ibu tukang gosip tersebut. Risi karena mereka terus mondar-mandir secara bergantian di depan rumahnya, Sera pun langsung menutup pintu. Hal ini justru membuat ibu-ibu itu semakin curiga dengan pikiran negatif mereka. Dan tak jauh di depan sana, Nicho pun semakin panas membara melihat secara langsung bagaimana Sera buru-buru menutup pintu sedang mantan suaminya masih berada di dalam sana. Meski begitu, ia tak ingin ekspresi cemburunya terlihat oleh Cemong dan Ucup.
"Waduh, Neng Sera malah tutup pintu. Kira-kira mereka ngapain, ya, di dalam? Kalo dia mantan suami neng Sera, berarti bisa rujuk dong," celetuk Ucup sembari melirik ke arah Nicho dengan sengaja.
"Wah, tuh orang entar bakal sering datang ke sini dong!" Cemong malah ikut menimpali sehingga membuat keresahan Nicho kian menjadi-jadi.
"Gak usah manas-manasin gua! Gua bukan sayur asem!" ketus Nicho yang sebenarnya penasaran juga.
Di sisi lain, Sera kembali melanjutkan pembicaraannya dengan Agus yang masih duduk di sofa mini.
"Mau apa kamu datang ke sini?"
"Memangnya aku udah gak boleh nengokin kalian?" jawab Agus sambil melonggarkan ikatan dasi di lehernya.
"Kita dah gak gak memiliki hubungan apa pun! Jangan selalu bertindak seolah kita masih kayak dulu," tangkis Sera dengan nada dingin.
"Ya, kita memang bukan suami istri lagi. Tapi kamu harus ingat, hubungan kita gak bisa berakhir gitu aja karena aku tetap ayah Nesha!"
"Ayah Nesha?" Mata Sera memicing sebelah diikuti dengan bibir yang tersenyum masam. "Jangan selalu menggunakan kata-kata itu. Aku muak dengarnya! Pas aku minta tolong ke kamu buat jemput Nesha dari rumah mama aku, kamu malah nyuruh adik kamu. Dan kamu tahu, adik kamu cuma ninggalin Nesha gitu aja sendiri di luar."
"Itu karena aku sibuk selama beberapa hari ini. Tapi lihat, sekarang aku datang, kan?"
"Gak perlu berbasa-basi, langsung aja kasih tahu tujuan kamu datang ke sini!" tandas Sera. Sebab, ia tahu persis kedatangan mantan suaminya bukan untuk mengunjungi anak mereka seperti yang menjadi alasannya.
"Aku pengen ... kalian pindah dari tempat kumuh ini!" ucapnya dengan pandangan yang berkeliling.
"Mendingan kamu yang pergi dari sini!" cetus Sera tanpa jeda berpikir.
Agus berdiri, kemudian mencoba mendekati Sera. "Ra, kamu tahu, kan, sampai sekarang aku masih pengen kita bersama. Aku janji gak bakal kayak dulu lagi. Dan untuk operasi Nesha, aku bakal tanggung sepenuhnya."
"Gak perlu! Nesha sepenuhnya udah jadi tanggung jawab aku!" tandas Sera. Masih dengan memasang ekspresi dingin, ia menoleh lambat ke arah pria itu, "mendingan kamu pulang, sebelum tetangga aku pada omongin yang enggak-enggak."
Bukan tanpa alasan Sera menolak ajakan mantan suaminya itu. Dirinya yang pernah direndahkan dan sering menjadi bahan sindiran keluarga mantan suaminya hanya karena melahirkan keturunan tak sempurna. Bahkan buah hatinya pun seolah tak diterima dan kerap diabaikan sang mantan. Inilah yang membuatnya mantap berpisah dan memilih membesarkan buah hatinya seorang diri.
***
Berada di luar rusun, Nicho tengah menduduki motor besarnya dalam posisi menyamping dengan gaya tengilnya yang sok keren. Di sebelah kanannya, ada Ucup yang juga berdiri sembari bersedekap. Sedang di sebelah kanannya, ada Cemong yang juga duduk berjongkok di jok motor seraya mengelus kepalanya yang tandus.
"Kita siapa?" tanya Nicho dengan suara tegas.
"Tokoh antagonis!" jawab Ucup dan Cemong secara serempak.
"Tugas kita apa?" tanya Nicho kembali.
"Memisahkan dua tokoh utama!" jawab mereka lagi.
"Yak. Bagus! Kalian tahu, kan, apa yang harus kalian lakukan biar mantannya Sera gak datang-datang lagi ke sini?"
Ucup dan Cemong mendadak diam dan kompak memandangi Nicho.
"Pastiin dulu, kenapa Abang gak pengen mantannya neng Sera datang lagi ke tempat ini? Apa karena Abang merasa tersaingi?" tanya Ucup.
Nicho terdiam. Masih enggan mengakui.
"Kalo Abang cemas kayak gini, itu tandanya Abang benaran lope-lopean sama neng Sera!"
"Dan pastiin juga kalo kak Sera lebih milih Abang dari dia. Tapi kayaknya cemong ragu, deh. Soalnya ... dari segi tampang, Abang kalah. Meskipun Abang sebenarnya cakep, tapi rambut dan kumis Abang itu ganggu banget," imbuh Cemong dengan nada menyelekik.
"Heh, seharusnya lu mikir! Rambut gua kek gini aja, gua masih kelihatan ganteng, apalagi kalo lurus!" sambar Nicho tak terima dikatakan seperti itu.
"Tapi kalo dari segi ketajiran, udah pasti Abang kalah telak. Lihat tuh, dari penampilannya aja udah kelihatan orang berada, Bang. Apalagi hpnya pake iPhone!"
"Hah, pake iPhone doang lu dah takjub? Nih, gua juga punya iPhone keluaran terbaru!" Nicho mengeluarkan gawainya dari saku celana.
Mata Cemong terbelalak seketika. Ia sampai merebut gawai itu dari tangan Nicho. "Wuih, Abang habis ngebegal di mana sampai bisa dapat iPhone?"
"Kurang asam, nih, Lu gak lihat apa motor gua keren gini!"
"Nah, itu yang pengen Cemong tanyain dari tadi, Bang! Abang ngebegal di mana sih sampe bisa dapat jackpot motor keren dan hp iPhone gini?"
"Emang tampang gua kriminal apa sampe lu sangka gua abis ngebegal?"
Entah kenapa, bocah ini hampir selalu membuatnya ingin membongkar identitas aslinya.
"Cup, jelasin, Cup! Gua keburu naik tensi sama nih anak! Enak aja sembarang nuduh gua kang begal!" suruhnya pada Ucup yang sedari tadi diam sambil mengupil dengan tenang.
"Heh, Mong, asal lu tahu ya, dia ini mantan aktor populer!" sahut Ucup yang kini pasang dada membela Nicho.
Sayangnya, ucapan Ucup justru dianggap mengada-ngada.
"Ahay ... gak sekalian bilang mantan presiden Mamarika, Bang? Si Donal Bebek," ejeknya dengan gaya ngeselin.
Obrolan mereka terhenti begitu melihat mantan suami Sera baru saja keluar dari rusun tersebut.
.
.
.
Like dan komeng
Hadeuhh Nick...gimana mau dapat krja klu saat interview jawabanmu begitu, mana ga ada pengalanman apa2 lagi 🤣🤦♀️
😁😁