Ketika hidupnya terguncang oleh krisis keuangan dan beban tanggung jawab yang semakin menekan, Arya Saputra, seorang mahasiswa semester akhir, memutuskan memasuki dunia virtual Etheria Realms dengan satu tujuan: menghasilkan uang.
Namun, dunia Etheria Realms bukan sekadar game biasa. Di dalamnya, Arya menghadapi medan pertempuran yang mematikan, sekutu misterius, dan konflik yang mengancam kehidupan virtualnya—serta reputasi dunia nyata yang ia pertaruhkan. Menjadi seorang Alchemist, Arya menemukan cara baru bertarung dengan kombinasi berbagai potion, senjata dan sekutu, yang memberinya keunggulan taktis di medan laga.
Di tengah pencarian harta dan perjuangan bertahan hidup, Arya menemukan bahwa Main Quest dari game ini telah membawanya ke sisi lain dari game ini, mengubah tujuan serta motivasi Arya tuk bermain game.
Saksikan perjuangan Arya, tempat persahabatan, pengkhianatan, dan rahasia kuno yang perlahan terungkap dalam dunia virtual penuh tantangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miruのだ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hal Menarik, Bagi Ferran
"Huh...?" Baru saja membuka Forum Etheria Realms, Vina dikejutkan dengan berbagai diskusi pemain yang membahas mengenai Ferran the Pill Master.
Hampir semua diskusi terbaru di Forum membahas mengenai Kakaknya, membuat Vina mengerutkan keningnya. Saat Vina mencari lebih dalam mengenai topik diskusi ini, dia akhirnya menemukan informasi bahwa ada pemain di kota Valedale, yang mengidentifikasi seorang pemain lain dengan nama Ferran.
Yang kebetulan juga memiliki ciri-ciri khas seorang Alchemist, pemain itu juga menyertakan foto in game dalam postingannya. Dimana terlihat seorang pemain berambut abu-abu, dengan tas selempang khas Alchemistnya.
Tengah berbicara dengan seseorang pemain lain, yang memiliki lambang Guild Tsukuyomi Expedition di jubahnya. Terlihat juga ada seorang gadis lain, yang memiliki penampilan hampir serupa dengan pemain yang diidentifikasi sebagai Ferran.
Dan diduga memiliki hubungan dengan sang Pill Master tersebut, namun dari pada membahas mengenai gadis itu. Banyak pemain malah lebih tertarik, dengan hubungan apa yang baru saja dilakukan oleh anggota Tsukuyomi Expedition, dengan sang Pill Master.
"Tamat riwayatnya!..." Vina merasa sedikit iba pada Lann, mengingat begitu banyaknya orang-orang di Forum yang tengah membicarakan tentangnya.
Vina lalu mencari lebih jauh dan menemukan beberapa diskusi, yang lebih berfokus membahas tentang karakternya. Disaat yang sama terdengar suara derit pintu dari lantai dua, membuat Vina reflek menoleh.
Hanya untuk menemukan kakaknya yang baru saja turun dari lantai dua menuju dapur, Vina menghela nafas melihat hal itu. Berniat mengalihkan pandanganya, namun teringat akan sesuatu.
"Ah... Kakak, apa kakak tidak mendapatkan masalah saat mencari penginapan?" Tanya Vina, mengingat tentang beberapa orang yang terlihat mencari kakaknya itu di game.
"Hm...? Penginapan apa? Aku menidurkan karakterku di toko Alchemy!" Arya menoleh malas mendengar pertanyaan dari adiknya itu, mengingatkan dirinya yang baru saja menyewa ruangan Alchemy sampai pagi untuk tempat tidur.
"Oh Begitu... Syukurlah..." Vina kembali mengalihkan perhatiannya pada ponselnya.
Vina lalu menemukan beberapa orang lain, yang tengah berencana bertemu dengan Ferran di Valedale. Bahkan ada juga beberapa orang yang dengan sombongnya, berencana membegal Ferran yang terlihat tengah menuju wilayah tengah.
"Pill Master Ferran... Hm... Tidak buruk!" Vina terkejut mendengar suara kakaknya, yang telah tiba-tiba berada dibelakangnya.
"Kakak, apa kau sadar betapa seriusnya masalahmu?!" Vina menatap kakaknya itu dengan raut wajah serius.
"Beberapa orang memburuku bukan? Kenapa kau begitu khawatir akan hal itu?" Berbeda jauh dengan Arya, yang masih menanggapi masalahnya dengan raut wajah santai.
"Beberapa- *** ... Bagaimana kau bisa begitu santai, ketika sudah ada begitu banyak orang bersiap memburumu diluar sana?!" Vina tidak bisa menahan dirinya dan mengumpat keras, dia tidak habis pikir bagaimana bisa kakaknya itu masih begitu santai di situasinya saat ini.
"Sebab itulah aku bertanya, kenapa kau begitu khawatir? Tidak bisakah kau tenang sedikit?" Arya memejamkan matanya, dan bersandar di sofa.
"Jika mereka berniat memburuku, maka biarkanlah mereka memburuku!... Tapi... Akan ku tunjukkan pada mereka bahwa memburuku bukanlah hal yang mudah!..."
----->><<-----
Ferran membuka kembali matanya, dia terbangun di sofa Ruangan Alchemy tempatnya menghabiskan waktu semalam. Pemuda itu menghela nafas pelan, seraya memijat tengkuknya yang agak terasa sakit.
Setelah mengecek beberapa hal, dan membersihkan semua peralatan miliknya, Ferran turun dari lantai dua. Dimana dia menemukan gadis NPC semalam masih berjaga di balik meja kasir, dengan raut wajah kelelahan.
Beberapa keping emas diletakkan diatas meja kasir, membuat gadis itu sedikit terkejut dan kembali terjaga. Dia lalu menyadari Ferran didepan meja kasir, tengah mengecek kembali kelengkapan barang-barangnya.
"Tidak ada yang tertinggal... Baiklah... Dimana gadis itu..." Ferran bergumam pelan, namun mengingat kondisi toko yang masih sangat sepi, gadis NPC penjaga toko dibelakangnya dapat mendengarnya dengan jelas.
"Anu..."
"Hm...? Apa uang yang kubayarkan kurang?" Ferran berbalik dan bertanya, tidak pernah terpikir bahwa uang yang telah ia hitung sebelumnya itu kurang.
"Tidak... Itu..." Gadis itu terlihat gugup, membuat Ferran memiringkan kepalanya heran.
"Bisakah saya melihat potion buatan Master Alchemist?" Dengan raut wajah gugup serta sedikit ketakutan, gadis itu akhirnya mengutarakan niatnya pada Ferran.
"Hm... Potion yang mana?" Ferran mengangkat alisnya, seingatnya dia hanya membuat satu jenis potion semalam. Dan harusnya juga itu adalah resep baru, jadi tidak ada yang mengetahui itu selain dirinya.
"Kau mengintip ku membuat potion?" Pertanyaan dari Ferran pelan dan tanpa dibawa oleh emosi apapun, namu terdengar seperti ancaman paling mematikan di telinga gadis itu.
Gadis itu terlihat sangat ketakutan, namun tetap berusaha untuk menenangkan dirinya dihadapan Ferran, yang masih terlihat santai.
"Um... Itu... Dari bahan yang anda beli semalam... Seingat saya, tidak ada potion yang memakai bahan dasar seperti itu... Dan lagi, dari jenis bahan yang anda beli-" belum sempat gadis itu menyelesaikan penjelasannya, Ferran telah lebih dulu memotongnya dan membuat gadis itu terkejut.
"Kau berasumsi bahwa aku membuat resep baru, untuk menangkal dinginnya proses pendakian gunung?" Ferran tertawa kecil melihat gadis dihadapannya mulai terlihat gugup kembali.
"Sa-sa-saya tidak bermaksud..."
Ferran tersenyum lebar, sudah lama sejak terakhir kali dia dibuat terhibur oleh seseorang seperti Gadis itu. "... Menarik... Siapa namamu?"
Walaupun menanyakan hal itu, Ferran tetap mengaktifkan Elysian's Visions miliknya tuk melihat status gadis itu.
"Um... Vina... Vina Fortune..."
Ferran kembali tertawa kecil, "Haha... Yah... Untuk seorang Senior Alchemist, matamu cukup jeli juga... Menarik!..."
Ferran lalu mengeluarkan sebuah botol potion sedang, berisi cairan berwarna kemerahan. "Aku memang sempat membuat percobaan kecil semalam, namun tidak menyangka akan benar-benar berhasil!"
Vina menerima potion itu, dan mengidentifikasinya memakai alat tertentu, yang segera membuatnya terkejut.
"A-ah... Anu... Bisakah saya membeli resep potion ini, saya siap membayar berapapun!"
Ferran kembali tersenyum lebar mendengar hal itu, dia lalu mengeluarkan catatannya dan menulis sesuatu. "Inih..."
"O-uh.." Vina mengambil kertas catatan Ferran, yang pemuda itu tempelkan pada keningnya.
"Tidak perlu membayarnya, kau hanya perlu menunjukkan padaku. Saat kita bertemu lagi, potion yang serupa dengan yang saat ini kau pegang!..."
"Heh... Tapi... Uh..."
Ferran berbalik, bertepatan dengan pintu toko yang dibuka dan memperlihatkan seorang gadis pemanah dengan rambut serupa dengan Ferran, berjalan masuk dengan tergesa-gesa.
"Kau lama sekali!" Keluh Ferran didepan wanita itu.
"Kau pikir berapa banyak orang yang mengejar kita hah?!..." Gadis yang tidak lain adalah Kira itu membentak Ferran kesal, nafas yang tersengal-sengal seperti bukan halangan baginya tuk berteriak keras.
"Ini, pakai, ini juga pakai!..." Kira menyerahkan beberapa perlengkapan pada Ferran, termasuk jubah bulu dan topeng setengah wajah.
Setelah mengenakan semua itu, sembari sedikit mengeluhkannya pada adiknya, Ferran melambaikan tangan ke belakang. "Kalau begitu, kutunggu potionmu itu!..."
Vina melihat punggung Ferra dan Kira yang keluar dari toko itu, dan menyatu dengan keramaian. Dia meremas kertas catatan pemberian Ferran, mulutnya bergetar namun pandanganya terlihat sangat serius.
Gadis itu melihat kembali catatan dari Ferran sebelum memeluknya, dia menguatkan tekadnya melihat seseorang untuk pertama kalinya mempercayakan sesuatu padanya, serta menunggu pencapaiannya.
----->><<-----
Untuk dapat mencapai wilayah tengah, setiap pemain maupun NPC perlu melewati pegunungan, yang membatasi wilayah tengah benua Vaeloria, dengan empat wilayah lainnya.
Pegunungan ini menjulang sangat tinggi bahkan hingga menembus awan, membuatnya sering disebut sebagai pegunungan awan oleh pemain.
Ada dua jalur untuk melewati pegunungan awan, yang pertama adalah dengan mengambil jalur memutari kaki gunung. Hal ini akan memakan waktu yang sangat lama, belum lagi jalur ini juga biasanya dihuni berbagai monster berlevel 80 hingga 90.
Serta mengingat betapa mulusnya jalur tersebut, membuat banyak perampok akan lebih memilih menyergap di jalur ini. Sedangkan jalur kedua adalah jalur pendakian, dimana pemain bisa memilih mendaki gunung dan mengambil rute lebih singkat.
Kekurangannya, jalur ini sangat sulit dilalui, terutama bagi kereta kuda, serta dengan kondisi cuacanya yang tidak menentu, jalur yang sering tertutup salju, dan ancaman dari longsor dan badai salju yang bisa datang kapan saja.
Karena medannya yang ekstrim dan tidak stabil, jalur ini jarang dijadikan tempat para perampok menyergap. Serta disisi lain juga, membuat monster jarang berkeliaran di jalurnya.
Mayoritas pemain akan lebih memilih membentuk Party yang cukup besar, seperti kelompok karavan yang tengah bersiap berangkat, tidak jauh dari lokasi Ferran dan Kira di gerbang kota itu.
Mengingat situasi akan menjadi jauh lebih mudah diatasi dengan jumlah, tidak ada yang cukup gila mendaki pegunungan awan hanya bermodalkan dua orang pemain saja, ya setidaknya begitulah isi pikiran banyak orang.
Kira dengan jubah bulu yang menutup kepala hingga kaki, mengecek berbagai kelengkapan barang-barang keperluan mereka kembali sebelum berangkat. Keduanya terlihat cukup menarik perhatian, ditengah gerbang selatan Kota Valedale dengan perlengkapan mereka itu.
Ferran melihat ke sekelilingnya, wajahnya yang ditutupi oleh topeng dan tudung jubahnya jelas menarik perhatian pemain.
"Apa lagi yang kau cari sebenarnya?" Ferran bertanya karena sudah merasa tidak nyaman, dipandang oleh begitu banyak pasang mata.
"Hanya melakukan sedikit pengecekan!... Hm... Baiklah semuanya sudah lengkap! Ayo!"
"Tunggu!..." Seorang gadis setinggi satu setengah meter, dengan rambut oranye dan tumpukan tas serta koper di punggungnya berlari pelan mendekati Ferran dan Kira.
Ferran mengerutkan keningnya melihat hal itu, sedang disisi lain Kira terlihat dengan malas melihat kearah gadis itu.
"... Bisakah aku menumpang perjalanan dengan kalian? Aku akan membayar kalian jadi tolong!..." Gadis itu dengan nafas yang masih belum pulih sepenuhnya, bertanya pada Ferran dan Kira dihadapannya.
"Kami akan mengambil jalur pendakian, kau seharusnya tau itu berbahaya, lagipula ada banyak karavan lain yang masih bisa membantumu!..." Kira menjawab tegas, dia jelas sangat tidak setuju dengan niat gadis itu yang ingin mengekor pada mereka.
"Oh... Ayolah, aku akan membayar kalian 20 gold!..." Gadis itu mengeluarkan kantong kulit berisi banyak Gold.
"Tidak, kami tetap menolaknya!..." Namun Kira terlihat jelas tidak peduli dengan bayaran dari gadis itu, uang jelas bukan lagi masalah bagi mereka, jadi untuk apa Kira menerima satu lagi beban tambahan.
"30 Gold!..." Gadis itu menambahkan satu kantong emas lagi, membuatnya menarik perhatian beberapa pemain disekitar gerbang kota.
Normalnya pemain bisa mengikuti kelompok karavan, yang hendak melewati pegunungan awan dengan 20 keping emas. Namun melihat gadis itu berani membayar 30 keping emas, hanya demi bisa berjalan dengan Ferran dan Kira, tentu menarik perhatian banyak pemain.
Memang tidak jarang ada pemain level tinggi melewati pegunungan awan, menuju wilayah tengah. Namun mengingat Ferran dan Kira memakai item yang menghalangi identifikasi, pemain akan lebih memilih cari aman ketimbang berurusan dengan keduanya.
"Tidak-..."
"Santailah sedikit!..." Ferran memotong jawaban Kira, dan mengambil dua buah kantong uang dari tangan gadis itu.
"Satu beban tambahan tidak akan menggangu kita!..." Ferran mengedip matanya pada Kira, yang segera dimengerti oleh adiknya itu.
Kira menghela nafas panjang, "... Baiklah aku mengerti... Kau sudah mendengarnya bukan?... Kami akan mendaki, jadi jika kau ingin bersiap, segeralah bersiap!..."
".... Baik, terimakasih!" Gadis itu mengangguk dengan mata berbinar, dia segera mengambil perlengkapan yang lebih hangat untuk melewati jalur pendakian.