Ia tidak sengaja menghabiskan malam bersama dengan seorang pria, tapi siapa sangka pria itu adalah Bos nya sendiri.
Ia kira semua masalah akan berakhir begitu saja, tapi bos nya yang licik malah mengancamnya dengan video panas mereka. Dan memaksanya agar berada di sisinya dan menjadi wanita penghangat ranjang miliknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OMB : Bab 1
Dua orang tengah berjalan bersama menyusuri lorong kantor, keduanya nampak akrab layaknya saudara kandung. Semua mata langsung tertuju pada gadis cantik dengan rambut yang di gerai, berbeda dengan temannya.
Grace tersenyum dengan malu, ia membenarkan kacamata bulat tebal miliknya.
"Kita sudah satu tahun kerja di sini, gak kerasa yah." Ucap Erika dengan senyuman senang.
"Iya."
Hingga mata Grace berbinar saat melihat kekasihnya yang berjalan mendekat, "Hey, Erika. Kau semakin cantik." Puji Jimmy.
Erika tersenyum, lalu ia melihat ke arah Grace. "Grace, aku pinjam pacarmu dulu yah. Kita kan satu divisi, jadi banyak kerjaan." Ucap Erika dengan tangan yang langsung menarik Jimmy pergi dari hadapan Grace.
Grace terdiam dengan senyuman kikuk, ia tidak mempermasalahkan hal itu. Karena ia dan Erika sudah seperti saudara yang saling menyayangi satu sama lain.
Dan hanya Erika lah yang mau menjadi sahabatnya sejak sekolah dasar.
Grace lalu berjalan ke divisi miliknya, ia duduk dengan tenang dan langsung melihat ke arah laptop.
"Grace." Seseorang memanggil namanya dengan pelan, Grace langsung melihat ke arah teman sekantornya.
"Iya kenapa?" Tanya Grace dengan senyuman seraya membenarkan kacamata miliknya.
"Gue tadi liat pacar Lo sama si Erika, emang Lo gak cemburu?" Tanya Rima heran.
Grace tersenyum, "Enggak lah, ngapain cemburu. Aku sama Erika itu udah temenan sangat lama, mana mungkin dia sampai ngerebut pacar ku. Malahan aku berterimakasih pada Erika, kadang kalau aku sibuk. Erika yang sering membantu Jimmy." Jawab Grace.
Rima duduk di samping Grace, ia satu divisi dengan Grace dan hampir satu tahun ia mengenal gadis itu.
"Tapi Grace, Lo itu harus hati-hati." Jelas Rima.
"Apasih? Mana mungkin Erika berniat jahat, dia itu baik. Kamu aja yang belum kenal dia, kalau kamu udah kenal. Dia itu orangnya baik banget loh." Jelas Grace.
"Terserah Lo aja, tapi gue cuman mau ngingetin doang."
Grace kembali tersenyum dan melihat layar laptopnya, ia sesekali melirik handphone yang tergelak. Tidak ada satupun notifikasi WhatsApp dari kekasihnya.
Hari sudah mulai menjelang sore, Grace masih berada di kantor dengan beberapa tugas yang belum selesai. Sementara teman-teman sekantornya sudah pulang, ia kini terdiam dengan pikiran yang terus di penuhi oleh ucapan Rima.
Mata Grace menatap handphone dan langsung mengambilnya, ia segera menelpon Jimmy untuk membicarakan perasaannya yang sedang tidak menentu.
Cukup lama telponnya berdering, mata Grace seketika langsung berbinar senang saat kekasihnya mengangkat panggilan darinya.
"Hallo, sayang."
"Hallo? Grace?"
Grace terdiam sejenak, ia sangat mengenal suara wanita yang telah mengangkat telpon kekasihnya.
"Erika? Kenapa handphone Jimmy ada padamu."
"Sorry, jangan salah paham dulu. Tadi kami lagi makan bersama dan Jimmy lagi ke toilet."
"Apa? Makan bersama, kenapa kalian tidak bilang kepada ku?"
"Apaan sih Grace, kita kan teman dari kecil. Masa hal kayak gini juga harus bilang ke kamu? Dan lagi, aku sama Jimmy itu satu divisi. Dan mana mungkin aku berani ngerebut dia dari kamu, kamu jangan berpikiran aneh-aneh deh. Aku kan sahabat kamu, mana mungkin sih. Aku tega nyakitin hati kamu."
"Oh.. Iya, benar yang kau bilang. Setelah Jimmy kembali dari toilet, katakan jika aku menelpon."
"Oke, nanti akan ku sampaikan."
Grace langsung mematikan panggilan tersebut, ia kini terdiam dengan perasaan yang campur aduk.