Di nikahi Om Om sexy dan tajir melintir, siapa yang menolak?
Alula Humaira, gadis 18 tahun ini di nikahi oleh lelaki super seksi dan super kaya.
Rayden Mas Rafael, pria berdarah Jawa Italia ini terpaksa harus menikahi Alula karena jebakan lelucon dari kekasihnya.
Emelly, violinis super cantik yang menipu kekasihnya dengan mengirimkan Alula sebagai istri pengganti.
Bagaimana kisah selanjutnya? Mampukah Alula bertahan hidup dengan lelaki kaya raya yang asing baginya?
NB _ Ini termasuk cerita ringan dan santai, tapi masalah konflik, kita lihat saja kedepannya, hehe.... Biasanya aku suka konflik yang lebih greget....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta tanpa syarat
Raden duduk dengan gusar di atas kursi kebesarannya, dia menyaksikan sendiri bagaimana kejamnya ia melahap dan tidak memberi Alula ampun semalam.
Bukan satu kali tapi dua kali dia lakukan hal yang menyakiti istri kecilnya. Bahkan dia sendiri mengutuk perbuatannya saat melihat betapa kuat remasan yang dia berikan tanpa sadar.
Bertubi-tubi cengkraman dan pemaksaan yang mungkin akan membuat Alula trauma setelah ini. Pantas saja, Alula tak mau di sentuh pagi tadi, rupanya dirinya telah menjelma menjadi iblis dari klan tertinggi malam tadi.
Raden menyesal, dan klasik nya adalah, datangnya kata itu selalu di akhir perkara, tapi ini bukan akhir kisah mereka karena hidup masih harus terus berlangsung.
"Aku tidak habis pikir Bos! Aku menyesal membuat Nyonya muda menikah dengan mu!" Bastian duduk tertunduk pada sofa dengan kedua tangan yang meremas rambutnya.
Bastian mendengar dengan telinga sendiri saat Raden memutar video itu walaupun tidak melihat adegannya.
Raden meraup wajahnya. "Aku tidak sadar melakukannya, aku khilaf." Lirihnya.
Bastian menoleh tajam. "Ini bukan soal Bos yang memakannya, tapi Bos yang masih menyebut- nyebut nama Emelly, Nyonya muda pasti sangat sakit. Semalam saja dia menangis saat melihat mu di peluk dan di cium Emelly, alangkah hancur hatinya saat nama Emelly Bos sebut di atas ranjangnya!"
"Aku tidak sadar Bas, bagaimana bisa aku mengendalikan nya?" Sanggah Raden ketus.
...----------------...
Pada waktu bersamaan. Langkah gagah seorang pria telah terayun di dalam bangunan yang mirip telur transparan berisikan manusia pejuang rupiah ini.
Gedung berlogo R-build yang kini di pimpin oleh Raden Mas Rafael dia pijak.
Abimanyu Kertawiguna, nama ayah dari pemimpin gedung ini. Lelaki berusia lima puluh lima tahun itu melangkah gontai memasuki ruangan milik putra pertamanya.
Abimanyu memiliki tiga orang anak, dua laki-laki dan satu perempuan. Raden Mas Rafael, Arga Mas Andaru, dan Pangesti Ning Ayu.
Di dalam ada Bastian dan Raden yang sedang berkonfrontasi dingin. Sepertinya serius sekali.
Raut frustasi putranya menyambut kedatangan Abimanyu yang tidak sering-sering ini.
Raden dan Bastian berjingkrak mendapati Abimanyu berkunjung tanpa perjanjian, setidaknya itu bukan kebiasaan Abimanyu yang dingin dan angkuh.
"Romo!" Raden berdiri kemudian memberikan tundukkan kepala pada lelaki itu. Begitupun dengan Bastian.
Abimanyu berdiri tegak mencekal tangan ke belakang dengan tatapan yang mengarah pada Raden.
Meskipun sudah berumur, Abimanyu masih terlihat sangat tampan, wajah bule campuran Jawa terkesan lebih sensual.
"Kamu apa kabar?" Pertanyaan yang diajukan karena sudah lama Raden tidak menemui ayahnya. Ada sesuatu yang membuat Raden tidak betah di rumah utama.
"Baik." Sahut Raden menunduk segan, meski tidak dekat setidaknya kesopanan masih Raden junjung tinggi teruntuk ayahnya.
"Apa Romo mengganggu?"
"Tidak." Geleng Raden masih menunduk.
"Aku dengar putraku sudah menikah, tapi tidak mengundang ku, sebenarnya Romo tidak mau mencampuri urusan mu, Romo ke sini hanya mau bertanya, apa rumah tangga kalian bisa bahagia tanpa doa dari kami? Dan jika benar begitu, selamat." Sindir Abimanyu.
"Maaf Romo." Sambung Raden lirih. Sejenak mereka terdiam dan hening sempat terjadi beberapa saat di dalam ruangan ini, hanya tatapan rindu yang Abimanyu hunuskan.
"Siapa dia? Atas dasar apa kau menikahinya? Apa kau hanya bersenang-senang dengan istri mu? Kenapa tidak di kenalkan pada kami?" Tanya Abimanyu.
"Tentu saja tidak begitu Romo," Raden mendongak lalu menggeleng. "Hanya saja, Alula masih belum siap untuk masuk ke dalam lingkungan keluarga kita yang mungkin aneh baginya. Dia berasal dari keluarga biasa." Jelasnya lagi.
Kepribadian, cara makan, gaya pakaian, Alula masih sangat jauh dari kriteria keluarga besar Abimanyu Kertawiguna.
"Apa kau sadar saat menikahinya?" Abimanyu mengerut kening menatap putranya yang mengangguk dengan cepat.
"Tentu saja, Raden sangat menyayanginya, aku sangat, ..."
"Apa alasan mu menikahi gadis biasa sepertinya?" Sela Abimanyu memangkas ucapan putranya, rahangnya pun kian menegas. "Apa kelebihannya? Dan apa istrimu mampu menjadi bagian dari keluarga kita nantinya, Raden?"
Raden meredup tatapan. "Jangan tanya apa alasannya, karena saat seseorang punya alasan untuk mencintai, dia akan berhenti ketika sudah tidak ada lagi hal yang membuat nya jatuh hati."
Hati Abimanyu seakan tercabik-cabik mendengar itu, sebab dirinya pun mengalami hal yang seperti Raden katakan, itulah yang dia lakukan pada ibu Raden.
"Alula hadir mengisi kekosongan hari-hari ku, Raden terbiasa dengan keberadaan nya, bahkan mungkin sudah candu padanya. Dia tidak memiliki kelebihan yang mampu menarik perhatian ku, tapi dia berhasil membuat ku jatuh hati padanya." Imbuh Raden.
Abimanyu tersenyum getir. "Belum lama kamu berhubungan dengan Emelly, apa semudah itu kamu mencintai gadis lain? Jika sangat mudah bagimu berpindah hati, kenapa tidak mencobanya dengan Sindy? Jelas keluarga Sindy jelas bibit bebet bobot nya." Usulnya.
"Aku sudah memiliki semua, aku tidak membutuhkan apa pun selain Alula istri yang aku cintai dan aku sayangi. Romo tahu sendiri, Raden tidak pernah menyukai Sindy." Tampik Raden.
Cukup lama Abimanyu terdiam. "Baiklah, keras kepala mu menuruni aku. Anggap saja aku sedang berusaha mengerti mu sekarang." Katanya dingin.
"Tapi Romo mau tahu dan melihat secara langsung, bagaimana watak dan kebiasaan mantu pertama ku." Ujarnya.
"Bawa Alula mu ke rumah utama, jangan sampai kamu lupa dari mana asal mu tinggal, ingat pak presiden, sehebat-hebatnya kamu di sini, ada doa kami yang tidak pernah kamu kunjungi." Tambah Abimanyu menyindir dengan elegan.
Raden menunduk kepalanya saat Abimanyu memutar tubuh dan berjalan keluar kemudian menuju pintu lift ekslusif.
Sesaat setelah Abimanyu berlalu, Raden tendang kursi kebesarannya, meremas rambut pekatnya. "Ah! Kenapa harus terjadi seperti ini! Lula pasti menolak ajakan ku!" Teriaknya.
Bastian menoleh. "Ini hukuman yang harus Bos terima setelah terus menaruh perasaan pada wanita yang salah! Bahkan gadis yang tepat tidak akan pernah mendapat kesempatan untuk menjadi satu-satunya." Sindir nya.
Bastian memang brengsek tapi setidaknya tidak menyakiti wanita yang sudah sama-sama mengucap komitmen.
Raden menghunus pandang tajam. "Kamu pikir aku mau seperti itu, aku juga berusaha menjadikan Alula satu-satunya!"
"Buktinya apa? Bos menyebut nama Emelly saat Nyonya muda menangisi kesakitan yang Bos timpakan padanya!" Sela Bastian. "Wanita bodoh saja yang masih akan memaafkan mu Bos!" Tambah nya ketus.
Klik....
Pesan teks yang Nakula kirim telah sampai dan Raden bergegas membukanya cepat-cepat.
📥 "Lula pingsan, sepertinya dia sakit, sekarang Lula di rawat di klinik kampus."
"Ya Tuhan Baby, ada apa dengan mu?" Gegas Raden keluar dari balik mejanya, melangkah cepat keluar dari ruangan.
Bastian tak menanyakan kenapa, sudah pasti ini sangat darurat. Mereka berjalan beruntun bahkan mempercepat ayunan langkah kaki.
Rasa was-was, menguasai pikiran kalut Raden, ini semua pasti ada hubungannya dengan peristiwa semalam, Alula Humaira apakah akan memaafkan dirinya? Raden berpikir keras.
Bersambung... Mohon maaf boleh sumbangan vote nya biar semangat hihi...
bisa mati rasa