Elara Estelle putri seorang pengusaha yang terabaikan dipaksa menikah dengan Alistair Magnusson seorang tuan muda lumpuh di tengah ejekan keluarganya elara menyembunyikan identitasnya sebagai dokter terkenal ketika rahasia masa lalu terungkap elara merencanakan balas dendam sambil belajar arti cinta dan penerimaan dalam pernikahan yang tak terduga.
penasaran?? yuuk lanjut bacanya ➡️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bellis_perennis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
"Aku ingin bermain ice skating" ucapnya penuh harap.
Alistair terdiam sesaat menatap istrinya yang terlihat sangat antusias ini adalah sisi lain dari Elara yang belum pernah dia ketahui sebelumnya.
Rupanya, wanita itu menyukai hal-hal yang memacu adrenalin biasanya, Alistair lebih senang melihat Elara menikmati waktu di rumah yang hangat dan aman, tapi kini ia melihat ada kilau kegembiraan di mata istrinya.
"Baiklah ...daniel akan mengantarmu ke lokasi ice skating yang paling aman" kata Alistair sambil berpikir ini akan menjadi kegiatan yang menyenangkan namun aman untuk Elara.
Namun elara menggeleng cepat "tidak aku ingin bermain di gunung" ucapnya matanya bersinar penuh semangat.
"Sayang.... itu berbahaya aku tidak bisa selalu menjagamu di sana" jawab alistair jelas-jelas khawatir.
Elara tersenyum lembut namun wajahnya tetap teguh "aku bisa menjaga diriku sendiri lagi pula di sana ada Sofia dia juga sudah menungguku di sana"
"Sofia?" Alistair mengulang namanya dengan sedikit ragu masih berusaha mencari alasan untuk melarang Elara "tetap saja aku tidak bisa tenang"
Elara merengut lalu menatap Alistair dengan wajah memelas yang sangat dia tahu adalah kelemahan suaminya "aku mohon..." ucapnya dengan lembut matanya berkilauan penuh harap.
Alistair menghela napas panjang sadar bahwa dia tak akan mampu menolak permintaan itu "baiklah tapi jika nanti terjadi sesuatu padamu kau harus berjanji di masa depan untuk tidak lagi melakukan hal-hal berbahaya seperti ini" ujarnya dengan nada setengah menyerah.
Elara mengangguk cepat senyumnya merekah "Oke.. Aku janji"
Sebelum berangkat elara naik ke kamarnya mempersiapkan berbagai perlengkapan yang dia perlukan untuk bermain ice skating dia tampak sibuk memilih pakaian dan memastikan semua barang sudah lengkap sementara Alistair memperhatikan istrinya dengan ekspresi khawatir yang tak bisa dia sembunyikan.
Hatinya penuh kecemasan tapi dia juga merasa senang melihat elara begitu bahagia.
"Daniel.."panggil Alistair kepada pria yang menjadi kepercayaan utamanya "kau harus memastikan keselamatan elara dengan sebaik-baiknya jika terjadi sesuatu padanya aku akan memastikan semua orang yang bertanggung jawab di sana menderita"
Daniel mengangguk dengan patuh memahami betapa seriusnya perintah itu alistair menekankan tanggung jawabnya dengan tajam membuat daniel semakin waspada.
Ini sudah menjadi tugasnya untuk melindungi elara dan dia tak akan membiarkan satu kesalahan pun terjadi.
Elara akhirnya berangkat bersama daniel diikuti oleh satu mobil penuh pengawal di belakang meski merasa sedikit risih dengan iring-iringan yang mengikutinya dia tak punya pilihan jika dia menolak mungkin Alistair tak akan mengizinkannya pergi sama sekali.
Perjalanan menuju gunung terasa cepat dan sepanjang perjalanan elara membayangkan betapa serunya bermain ice skating di tempat yang penuh salju dan dingin di sana sofia sudah menunggunya siap menemani petualangan musim dingin yang sudah mereka rencanakan.
Namun, kepergian Elara kali ini tidak luput dari perhatian seseorang yang mengamati dari kejauhan.
Sosok itu menyaksikan dengan tajam mengamati setiap gerakan rombongan yang membawa elara pergi dari rumah.
Pandangan matanya penuh dengan ketertarikan yang mencurigakan seolah ada rencana tersembunyi yang mulai terlintas di benaknya.
*
*
Di balik layar seseorang sedang melaporkan kepada wanita di telepon tentang kepergian Elara ke gunung.
Wanita itu memerintahkan bawahannya untuk memanfaatkan kesempatan ini menekankan bahwa mereka telah lama menunggu momen seperti ini "cari tahu apa tujuan Elara pergi ke sana dan laporkan padaku segera" perintahnya mengiyakan dengan patuh.
Sementara itu elara akhirnya tiba di gunung disambut oleh Sofia yang sudah menunggu "di mana suamimu? Kupikir dia akan selalu menempel padamu kemanapun kau pergi" Sofia menggoda sambil tersenyum.
"Perusahaan sedang membutuhkannya dan berhentilah mengatakannya seolah-olah Alistair itu parasit" jawab Elara mencoba menyangkal godaan Sofia.
Sofia tertawa kecil "kau masih belum percaya pada cintanya, ya?"
Elara menatap Sofia, ada sesuatu di balik tatapan itu tapi ia hanya berkata "aku percaya tapi dia tidak selalu menempel seperti yang kau pikir"
Obrolan mereka berlanjut dengan candaan dan tawa sesekali tanpa mereka sadari kehadiran dua wanita itu menarik perhatian banyak pria di sekitar mereka.
Kecantikan mereka terutama Elara memukau semua orang yang berada di area itu namun keduanya tidak peduli dan hanya menikmati waktu bermain.
Setelah berbincang elara mulai bermain ice skating dia menunjukkan gerakan-gerakan anggun di atas es membuat semua orang kagum.
Ternyata, Elara adalah atlet ice skating yang telah berprestasi di tingkat nasional dan internasional meskipun prestasi itu tidak diketahui banyak orang karena ia tidak memakai nama keluarga Estelle dalam setiap kompetisinya.
Bagi Elara, menggunakan nama itu hanya akan membuatnya merasa seperti berlian yang diperas habis-habisan oleh keluarga yang serakah.
Di tengah permainan, Sofia mendapat panggilan dari ibunya dan terpaksa pamit lebih awal.
Elara yang sudah terbiasa menjaga dirinya sendiri meyakinkan Sofia untuk pergi dan mereka berpisah dengan senyum "sampai jumpa..dan jangan lupa kau janji membelikan es krim" ucap Elara sambil tertawa.
Saat Sofia pergi elara melanjutkan bermain ditemani oleh Daniel dan para pengawalnya yang mengawasi dari jauh.
Namun, tiba-tiba saja sebuah bola salju besar tergelincir dari atas gunung menggelinding cepat ke arah jalur ice skating Elara.
Semua orang langsung panik termasuk Daniel yang segera menyadari bahaya itu.
Dengan ketangkasan luar biasa elara melompat ke arah lereng gunung menghindari jalur yang dilalui bola salju.
Gerakannya yang lincah menarik perhatian dan orang-orang di sekitar bahkan merekam momen tersebut kagum melihat keberanian Elara.
Bola salju itu ternyata berisi batu besar yang bisa saja mencelakai siapa pun.
Setelah elara berhasil selamat daniel segera menghampirinya dengan wajah pucat "anda baik-baik saja nyonya?"
Elara meski sedikit terengah masih tampak tenang "ini bukan saatnya menanyakan keadaanku kita harus menangkap pelakunya dan memberi pelajaran" ucapnya tegas yakin bahwa insiden ini adalah upaya yang disengaja.
"Kami sudah mengejarnya Nyonya sebentar lagi dia akan tertangkap" lapor Daniel.
Elara memandang sekeliling mengamati area sekitar "bawa dia ke hutan kecil di dekat sini. Kita akan menemuinya di sana" perintahnya.
Selagi mereka bergerak menuju hutan dunia maya ramai dengan video aksi berani elara di atas es dengan berbagai reaksi.
Ada yang memujinya sebagai sosok yang anggun dan berani tapi ada pula yang menyindir bahwa dia sengaja mempertaruhkan nyawa demi popularitas.
Tak lama daniel dan beberapa orangnya berhasil menangkap pelaku dan membawanya ke hadapan elara di hutan ternyata seperti yang elara duga pelakunya adalah arabella kakak perempuan tirinya.
"Kita bertemu lagi kak.." ucap Elara dengan nada mengejek membuat Arabella semakin geram.
Namun, Arabelle tidak bisa melawan karena daniel menahannya dengan kuat.
"Jangan panggil aku kakak.. Aku bukan kakakmu dan kau bukan anak dari ibuku Kau hanyalah anak pembawa sial yang dibuang oleh keluargamu sendiri!" Arabella meluapkan amarahnya lupa akan perintah kedua orang tuanya untuk tidak pernah mengungkapkan kebenaran pada elara posisi Elara sebagai bagian dari keluarga Estelle sangat menguntungkan mereka terutama karena statusnya sebagai menantu keluarga Magnusson.
"Benarkah?" Elara tersenyum sinis meskipun hatinya sedikit terkejut mendengar pernyataan Arabella.
Dia sudah lama merasakan adanya perbedaan tapi kini fakta itu terungkap secara langsung "aku sudah menduga hal seperti ini lagi pula penampilan kita saja sudah sangat berbeda"
Arabella yang mendengar jawaban tenang itu malah semakin kesal "berbeda? Memangnya kenapa? orang tuaku bahkan rela menyerahkan mu sebagai budak keluarga kami" ucap arabelle dengan senyuman