NovelToon NovelToon
Kekuatan Tangan Dewa : Raja Harem Di Dunia Lain

Kekuatan Tangan Dewa : Raja Harem Di Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Vampir / Manusia Serigala / Romansa
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Karma-Kun

Aku hidup kembali dengan kemampuan tangan Dewa. Kemampuan yang bisa mewujudkan segala hal yang ada di dalam kepalaku.
Bukan hanya itu, banyak hal yang terjadi kepadaku di dunia lain yang penuh dengan fantasi itu.
Hingga akhirnya aku memiliki banyak wanita, dan menjadi Raja Harem yang membuat semua pria di dunia ini merasa iri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karma-Kun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Undangan

Kini sudah tengah hari, aku, Mama Laura dan Catrine sedang duduk bersama di ruang makan, kami memeilih makan bertiga saja karena ada urusan penting yang harus dibahas.

Pasalnya, mama Laura sudah mengetahui hubunganku dengan Catrine, bahkan ia juga mengaku sudah mengintipku saat sedang begituan dengan Catrine di kamar mandi. Makanya mama Laura benar-benar murka sehingga tak mau bicara denganku.

Aku sendiri tidak menutupi apapun kepada mama Laura, kuceritakan saja semuanya dengan jujur, termasuk alasanku memilih Catrine sebagai wanitaku.

Aku juga tak lupa meminta maaf dan memohon agar mama Laura mau merestui hubunganku dengan Catrine.

Sayangnya aku terlalu naif, karena mama Laura malah mengabaikan aku begitu saja, padahal aku sudah buatkan hamburger dan makanan enak lainnya, tapi masih belum bisa membuatnya bicara lagi padaku.

Aku tak paham lagi dengan gelagat ibu tiri si Brian ini, ia mungkin cemburu atau tak rela bila aku bersama wanita lain.

“Ayo dimakan makanannya, Ma. Aku sudah susah payah loh bikinnya, tak baik bila terlalu lama mengabaikan makanan,” ucapku lembut.

Mama Laura melirikku sekilas, lalu melirik makanan di atas meja. Tapi, ia sepertinya masih belum berminat sama sekali.

Suasana canggung pun terjadi lagi di meja makan, kami tak saling berbicara dan hanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

“A-Apa yang harus saya lakukan, Tuan Muda?  Nyonya jadi marah besar gara-gara ulah saya,” bisik Catrine meminta pendapatku.

“Kamu tak bersalah, Catrine. Kita melakukannya karena sama-sama mau, terlebih karena aku menginginkanmu. Tolong jangan berpikiran seperti itu lagi ya, biar aku yang akan membujuk Mama Laura nanti,” balasku dengan suara yang sama.

“Tapi, kita sudah ketahuan begituan sama Nyonya. Saya takut nyonya tak senang dan akan megusir saya nanti, karena Nyonya sebenarnya ….”

“Ehem! Kamu jangan terlalu banyak bicara, Catrine. Habiskan saja makananmu, terus pergi dari sini. Aku punya sesuatu yang harus dibicarakan berdua dengan Brian nanti,” ucap Mama Laura menyela Catrine.

“B-Baik, Nyonya.” Sahut Catrine patuh, bergegas mengahabiskan semua makanannya, lalu pergi menuruti perintah Mama Laura.

Aku hanya bisa memperhatikan saja kalau sudah begini, mau ikut campur juga takut membuat Mama Laura semakin marah.

“Saya permisi dulu kalau begitu, terima kasih atas makanannya,” ucap Catrine seraya pergi dari meja makan.

“Apa yang ingin Mama bicarakan denganku? Kenapa Catrine tak boleh mengetahuinya?” Tanyaku setelah Catrine menghilang dari garis pandang.

“Apa kamu sudah tahu kesalahanmu?” Mama  Laura bertanya balik.

Aku pun hanya menggeleng untuk menanggapinya, lagian aku sudah menjelaskan panjang lebar sebelumnya.

“Kamu akan mendatangkan malapetaka besar untuk keluarga kita! Raja Bellfast pasti akan memburu kita bila mereka tahu kamu sudah menyetubuhi Catrine! Belum lagi ada ancaman dari keluarga Luke yang bisa datang kapan saja!” Lanjut Mama Laura dengan suara penuh kemarahan.

“Kenapa Mama ketakutan kayak gitu? Aku masih bisa membunuh mereka bila mereka berani datang kesini lagi. Mama sepertinya terlalu khawatir akan situasi yang sedang kita hadapi saat ini,” ujarku sangat tenang.

Tak berlebihan aku berucap seperti itu karena aku punya tangan sakti yang bisa diandalkan. Aku setidaknya masih bisa melawan mereka meski hanya seorang diri.

“Perang! Apa kamu ingin kedua kerajaan itu berperang melawan kerajaan Narandra?” Tanya Mama Laura.

Aku sangat terkejut usai mendengarnya, aku tak pernah kepikiran ke arah sana sama sekali.

‘Oh sial, aku terlalu mengiginkan Catrine hingga lupa asal usulnya, terlebih aku tampil terlalu mencolok saat bertarung melawan kelompok bandit tadi. Bisa gawat jadinya kalau kedua kerajaan itu ingin mencetuskan perang dengan kerajaan Narandra. Masalahnya Baginda Ratu belum tentu mau membantuku, paling-paling ia akan mengorbankan aku sebagai bentuk permintaan maaf,’ pikirku sembari melihat ekspresi Mama Laura, yang masih memancarkan kemarahan.

Seketika aku pun tahu kalau wanita rubah itu sangat khawatir dengan keselamatanku.

“Kenapa kamu diam saja, Brian? Cepat jawab pertanyaan Mama,” ucap Mama Laura lagi.

“Aku tak ingin ada perang, Ma. Belum siap lebih tepatnya,” jawabku.

“Kenapa belum siap? Apa kamu pikir bisa menjadi seorang pahlawan bila sudah siap?” Cerca Mama Laura.

“Aku tidak berniat menjadi pahlawan, Ma. Aku hanya belum siap saja, terus aku juga masih perlu banyak belajar agar bisa lebih kuat lagi.”

“Tahu begitu, kenapa kamu berani menyetubuhi Catrine? Tidakkah kamu memikirkan akibatnya, atau karena kamu terlalu terbawa nafsu?”

Aku terdiam usai mendengarnya, karena semua ucapan Mama Laura memang benar adanya. Aku pun mulai sadar akan bahaya dari perbuatan yang telah aku lakukan.

Namun, aku tak mau diam begitu saja dan membiarkan Catrine jatuh ke tangan orang lain.

“Aku akan berusaha melakukan yang terbaik untuk memperbaikinya, kupastikan keluarga kita tak akan terlibat masalah gara-gara perbuatanku. Selain itu, aku sangat serius kepada Catrine, aku ingin memilikinya sebagai wanitaku.”

Aku coba menjelaskan lagi kepada Mama Laura, berharap wanita rubah itu bisa mengerti dengan alasanku kali ini.

“Sudah kuduga kamu akan bersikap seperti itu, buah memang tak pernah bisa jatuh jauh dari pohonnya,” gumam Mama Laura, tapi masih bisa terdengar di telingaku.

Kami pun tak banyak bicara lagi setelahnya, suasananya benar-benar hening seperti di kuburan.

Pluk!

Seekor elang putih tiba-tiba hinggap tepat di tengah-tengah meja makan, ada sebuah surat yang menempel pada pungung elang itu.

“Elang punya siapa ini? Kenapa warnanya sangat putih sekali?” Tanyaku bingung sendiri.

“E-Elang suci datang ke rumah kita. Astaga, aku tak pernah menyangkanya, keluarga kita ternyata masih diberkahi!” seru Mama Laura.

Sontak kutengok Mama Laura, tapi aku malah semakin bingung karena ekspresinya tiba-tiba berubah, tak ada lagi kemarahan yang terpancar dari wajahnya saat ini.

"Elang suci? Maksudnya gimana ya, Ma?" tanyaku pada Mama Laura.

"Kamu jangan pura-pura kayak gitu, Brian. Bukankah kamu bilang ingin masuk sekolah Elliot? Nah, elang suci ini datang dari sekolah itu untuk mengantarkan surat undangan test masuk kesana," jelas Mama Laura.

'Sekolah Ellioth? Kok aku baru tahu si Brian mau masuk ke sekolah itu? Kenapa dia tidak menuliskannya di buku harian?' batinku bertanya-tanya.

"Memangnya kapan aku bilang ingin masuk ke sana, Ma? Takutnya Mama salah dengar, karena sekolah Elena seharusnya yang terbaik di kerajaan kita, kan?" tanyaku kemudian.

"Sekolah Elena memang yang terbaik untuk sekolah tingkat menengah, sedangkan sekolah Elliot merupakan yang terbaik untuk tingkat atas. Lulusan dari sekolah Elliot juga bisa memiliki kesempatan untuk menjadi ksatria sihir di kerajaan kita, dan akan memiliki reputasi tinggi di setiap kerajaan yang ada di benua Roxane."

"Singkatnya, kamu bisa mengembalikan reputasi keluarga Argus bila berhasil masuk ke sekolah Elliot dan lulus dengan nilai terbaik. Kamu juga akan memiliki hak untuk tinggal di ibukota kerajaan."

Mama Laura menjelaskan dengan mata berbinar, suaranya juga terdengar penuh semangat seakan ia telah menemukan jalan keluar dari masalah yang tengah dihadapinya saat ini.

"Berarti aku bisa menjadi orang hebat dan ksatria sihir bila berhasil lulus tes masuk ke sekolah Elliot?" tanyaku memastikan.

"Menjadi orang hebat sudah pasti, tapi kalau ksatria sihir tergantung kemampuanmu sendiri. Karena akan ada banyak orang hebat yang akan bersekolah di sana," jawab Mama Laura seraya pindah duduk ke sebelahku.

"Kamu jangan khawatir, Brian. Mama pasti akan bantu kamu untuk menguasai sihir api yang selama ini dianggap sebagai kutukan oleh orang lain. Ayo kita bungkam bersama mulut orang-orang yang sudah menghinamu, kita harus buktikan kalau penerus keluarga Argus tidaklah lemah," lanjutnya dengan suara lembut.

Aku langsung terdiam usai mendengarnya, tak tahu harus menjelaskan pakai cara apa kepada Mama Laura.

Pasalnya, aku sudah tak bisa merasakan kekuatan sihir apapun di dalam tubuh Brian, apalagi mengeluarkan sihir api seperti yang dimaksud Mama Laura. Aku hanya mempunyai tangan sakti yang akan bergerak sendiri sesuai permintaan dan imajinasiku, dan seharusnya tangan ini tak bisa dipakai untuk mengeluarkan sihir.

"Mama mau habiskan dulu makanan buatan kamu,  setelahnya kita akan latihan sihir. Ingat, kita tak bisa buang-buang waktu karena test masuk ke seklah Elliot tinggal satu bulan lagi," ujar Mama Laura, kemudian makan dengan begitu lahapnya.

"Baik, Ma. Mohon bimbingannya kalau begitu," sahutku setuju sembari tersenyum manis kepada wanita rubah itu.

Lagi pula, aku bisa apa sekarang? Aku tak mungkin membuat Mama Laura dan Catrine kecewa, makanya aku harus bisa melakukan yang terbaik agar bisa masuk ke sekolah Elliot.

Semoga saja tangan sakti ini bisa aku andalkan untuk melakukan semua itu, karena aku tak ingin membuat kecewa orang-orang yang sudah menaruh harapan besar kepadaku. Kalau tidak, sia-sia saja aku dihidupkan kembali di dunia lain bila tak bisa memberikan perubahan apapun.

...

1
Ray Virgo
sudah pernah baca ini.
Karma-Kun: masa?
total 1 replies
Erwinsyah
nabung bab bro 😁🤭
Karma-Kun: siap /Smile/
total 1 replies
Leon
Menyentuh jiwaku
Karma-Kun
Bantu ramaikan ya guys
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!