NovelToon NovelToon
Di Atas Ranjang Dokter Dingin

Di Atas Ranjang Dokter Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta Terlarang
Popularitas:31.1k
Nilai: 5
Nama Author: misshel

Virginia menjual keperawanan yang berharga pada Vincent demi menyelamatkan nyawa adiknya yang saat ini sedang koma. Namun, Vincent yang sedang mengalami prahara dalam hubungannya dengan sang mantan istri, menggunakan Virginia untuk membalas dendam pada sang mantan istri.
Vincent dengan licik terus menambah hutang Virginia padanya sehingga anak itu patuh padanya. Namun Vincent punya alasan lain kenapa dia tetap mengungkung Virginia dalam pelukannya. Kehidupan keras Virginia dan rasa iba Vincent membuatnya melakukan itu.
Bahkan tanpa Vincent sadari, dia begitu terobsesi dengan Virginia padahal dia bertekat akan melepaskan Virginia begitu kehidupan Virgi membaik.
Melihat bagaimana Vincent bersikap begitu baik pada Virgi, Lana si mantan istri meradang, membuatnya melakukan apa saja agar keduanya berpisah. Vincent hanya milik Lana seorang. Dia bahkan rela melakukan apa saja demi Vincent.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon misshel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Baru Diburu Setelah Hilang

"Pak, kenapa jadi sama Bapak jalan-jalannya?" Lana menahan gondok sejak tadi siang hingga kini malam hampir menjelang. Vincent sama sekali tidak terlihat batang hidungnya. Rasanya ia sudah mirip istri dari supir ini sebab sudah berjam-jam mereka bersama.

Pak Wahyu tersenyum kecil dan membungkuk sopan. "Mas Vincent belum menghubungi saya, Bu. Kata Mas Vincent, takut Brie akan bosan kalau nunggu di rumah sakit."

Lana mendengus kasar."Kemarin juga begini, Pak? Brie nggak diasuh sama Papanya?"

"Tidak kok, Bu," jawab Pak Wahyu. "Kalau Ibu lelah, Ibu boleh pulang. Saya akan jaga Brie dengan baik."

Lana mendelik. "Saya nggak lelah! Cuma heran aja sama kelakuan Vincent! Kan dia punya rumah, kenapa tidak dibawa ke rumahnya dulu? Ini udah muter berjam-jam loh, nanti Brie kambuh lagi gimana?"

Telinga Pak Wahyu berdenging mendengar ocehan Lana. Pantas saja Vincent muak, ngomel mulu kerjaannya, cantik juga standart.

Pak Wahyu hanya membalas dengan sebuah senyuman dan helaan napas panjang.

"Pak, coba telpon Vincent lagi!" perintah Lana dengan nada sedikit membentak.

"Bu, saya udah jelas sama perintah Mas Vincent, jadi saya tidak mau ganggu beliau. Apa Ibu lupa Mas Vincent itu kerjaannya apa?" Pak Wahyu kesal juga lama-lama.

"Tapi Pak—"

"Bu, sebenernya yang pengen ketemu Mas Vincent itu Brie apa Ibu?"

Lana terperangah, ucapan Pak Wahyu begitu menohok, sampai dia tidak mampu membalasnya cepat.

Setelah dirasa Lana kicep, Pak Wahyu kembali fokus mengawasi Brie yang sedang bermain. Anak itu memakai masker dan tidak terlalu gesit saat bermain. Terlepas dari karakter Brie yang lembut, berulang kali dia diingatkan akan tidak terlalu lelah. Brie sepertinya cukup mengerti, sebab bisa keluar rumah sebebas ini sangatlah jarang terjadi.

Lana bersedekap. Melengos dan terus saja memutar bola matanya ke atas. Dongkol sampai rasanya perasaan gondok itu sudah muncul di lehernya.

Lana mengirimi Vincent pesan, yang langsung dibaca semuanya. Sejak kemarin, semua pesan Lana dibaca tetapi tidak dibalas. Vincent benar-benar membuat Lana frustrasi.

"Pak!" panggil Lana dengan nada sedikit ngegas. Saat Pak Wahyu menoleh dan mengembalikan ponsel ke saku celananya, Lana mendekat. "Coba bapak lihat ini!"

Lana mengulurkan ponselnya ke depan muka Pak Wahyu, membiarkan pria itu membaca isinya.

"Vincent lagi operasi katanya?!" sarkas Lana dengan dengusan tawa meremehkan terdengar setelahnya. "Dia baca semua chat saya, jadi dia mengoperasi seseorang sambil chating?"

Pak Wahyu memicingkan mata melihat room chat itu. "Ibu yakin lagi whatsapp-an sama Pak Vincent?"

"Jadi Pak Wahyu nggak percaya saya masih rajin menghubungi Vincent? Pak, dari tadi saya nggak percaya kalau Vincent operasi karena apa? Karena saya terus berhubungan sama Vincent, Pak!"

Lana muring-muring. Ia merasa dipermainkan.

"Jangan-jangan Bapak berniat tidak baik sama Brie kalau Brie tidak saya kawal tadi? Lagian hape Bapak dari tadi Bapak cek terus, tiap ada pesan masuk! Saya curiga, loh, Pak!"tuduh Lana serius. "Saya bisa nelpon polisi kalau Bapak berniat jahat sama Brie!"

Pak Wahyu geli mendengar tuduhan Lana, tapi sebisa mungkin ia menahan diri agar tidak tertawa terang-terangan di depan Lana.

"Silakan laporkan, Bu ... saya siap! Tapi jika tidak terbukti, saya akan tuntut balik Ibu atas dasar tuduhan palsu dan pencemaran nama baik!"

Lagi-lagi Lana terdiam dibuatnya, tetapi ia tidak menyerah.

"Siniin hape Bapak!" Lana mengisyaratkan agar Pak Wahyu menyerahkan ponsel di sakunya. "Biar saya pastiin Bapak tadi nggak whatsapp-an sama penculik!"

"Ibu tidak berhak memeriksa privasi saya, karena Ibu bukan lagi majikan saya!" Pak Wahyu menjauh selangkah seraya memberi Lana tatapan penuh peringatan.

"Jadi benar, kan, kamu ada niat jahat sama Brie?!" tuduh Lana lagi, matanya mendelik seperti kesetanan. "Ngaku nggak kamu!"

Pak Wahyu membuang muka, lelah menghadapi Lana yang menurutnya kurang ajar.

"Biar saya hubungi Mas Vincent saja, mau laporin kalau Ibu udah nggak waras! Nanti Brie hak asuhnya diambil sama Mas Vincent! Jadi Ibu nggak ada alasan lagi buat ketemu Mas Vincent!"

Ancaman balik dari Pak Wahyu membuat Lana nanar dan berguncang ketakutan. "Jangan berani-bera—"

"Saya berani selama saya benar, Bu! Anda yang seharusnya jangan main-main dengan saya!"

Lana mundur saat Pak Wahyu menempelkan ponsel ke telinga. Itu beneran si Wahyu nelpon Vincent? Ya ampun!

"Pak, jangan adukan saya, Pak! Saya mohon—"

Isyarat diam dari Pak Wahyu membuat bibir Lana mengatup rapat, tapi pandangan Lana tetap penuh permohonan menatap Pak Wahyu.

"Baik, Mas. Ini juga Brie sudah bosen." Telepon dari Vincent tepat waktu, Lana membuat telinganya terasa panas dan berdenging.

Sesaat Pak Wahyu diam, mendengar instruksi lanjutan dari Vincent. "Baik, Mas ... saya ngerti."

Usai berkata demikian, Pak Wahyu menoleh ke arah Lana, dimana Lana langsung menyerbunya dengan pertanyaan.

"Kita ke rumah Vincent sekarang, kan? Dia udah selesai, kan?" Lana gembira dan lega. "Pak, soal tadi jangan diadukan ke Vincent, ya ... nanti saya beliin Bapak rokok—"

"Saya nggak merokok, Bu ...."

Pak Wahyu ngeloyor pergi begitu saja, membiarkan Lana ternganga tanpa bisa menyelesaikan ucapannya.

"Hah!" Lana membuang napas keras, lalu mengikuti Pak Wahyu yang sedang mengajak Brie pulang. Brie di gendong oleh Pak Wahyu meninggalkan mal, Lana mengekorinya seperti anak kecil. Mereka segera meninggalkan rumah sakit menuju—

"Pak, kok ini arah ke rumah sakit? Rumah Vincent disekitar sana, ya?" Lana langsung mengajukan pertanyaan dengan kesan cerewet. Sudah mirip nenek-nenek saja, batin Pak Wahyu.

"Tidak, Bu," jawab Pak Wahyu datar. "Pak Vincent yang meminta saya untuk kesana, lalu antar Ibu pulang lagi."

Brie mengantuk berat saat itu, Lana bahkan tidak berniat merendahkan suaranya hingga Brie melek merem menahan ngantuk.

"Lalu rumah Vincent dimana?"

Tepat ketika itu, Pak Wahyu masuk ke area rumah sakit. Vincent sudah menyambut di halaman parkir. Wajahnya tidak terlihat lelah.

"Dia nggak terlihat kaya orang abis operasi yang melelahkan?!" gumam Lana tanpa putus menatap Vincent. Style Vincent yang suka memakai celana bahan tanpa ikat pinggang, membuat Lana terpesona kembali. Aura Vincent yang segar begini membuat Lana merasa jatuh cinta lagi pada Vincent.

Rambut pria itu sedikit gondrong, memaksanya sesekali menyibak rambut dari arah depan. Senyumnya begitu murah hati.

"Halo anak Papa yang cantik!" Vincent lebih dulu menyapa Brie yang seperti sudah diketahui berada di posisi mana sehingga Vincent tidak perlu melewati Lana lebih dulu untuk mengambil Brie.

Brie merangkul Vincent malas, lalu dengan tenang tidur di pundak Vincent.

"Vin—"

BLAM!

Lana kaget sampai mundur saat pintu ditutup begitu keras oleh Vincent, kemudian dikunci secara keseluruhan oleh Pak Wahyu.

"Saya antar Ibu pulang." Pak Wahyu dengan gesit memutar kemudi meninggalkan rumah sakit. Namun mobil belum benar-benar meninggalkan rumah sakit sebelum Lana melihat Virginia mendekati Vincent dan mencium Brie yang berada di pundak Vincent.

Ya, Lana melihat Vincent menundukkan badan agar Virginia bisa mencapai posisi Brie.

"Pak-Pak berhenti!" Lana menepuk kursi depan dengan kasar. Tetapi Pak Wahyu tidak mengindahkan perintah tersebut, justru ia makin cepat melajukan mobilnya.

Lana geram. "Pak—Pak Wahyu, berhenti! Berhenti, nggak!" teriaknya kencang.

Pak Wahyu yang merasa telinganya tak berhenti berdenging segera menepi.

"Putar balik, Pak!"

"Nggak bisa Bu, ini jalur satu arah! Saya bisa kena tilang!" Pak Wahyu tidak berdalih, tapi sengaja melewati ruas jalan satu arah ini agar jika Lana meminta memutar balik, itu membutuhkan waktu yang lama.

Lana melihat sekeliling, lalu ia memukul sandaran kepala kursi kemudi. "Turunkan saya kalau begitu—"

Terdengar bunyi klik ringan, dan Lana bisa keluar dengan bebas. Pak Wahyu tanpa basa basi segera meninggalkan Lana dan pulang ke rumah sewa yang Vincent sewakan selama Vincent masih tinggal di apartemen.

Lana menoleh kanan kiri, lalu mencari taksi online. Membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama, akhirnya taksi itu datang. Ia segera naik dan menuju rumah sakit kembali.

Lana tidak tahu kalau semua mobil Vincent sudah ganti dengan mobil baru, jadi ketika Vincent lewat depan hidungnya, Lana tidak mengetahui sama sekali.

Bahkan ketika Lana pontang panting mencari tahu dimana Vincent, semua orang bilang kalau Vincent sudah pulang sejak tadi. Meski ia mencari mobil Vincent di parkiran, ia tak mampu menemukan mobil pria itu.

Hingga malam sudah larut, Lana masih di rumah sakit dan terus menelpon Vincent. Pria itu sama sekali tidak mengangkat teleponnya yang sudah sangat mirip teror.

Lana menarik rambutnya frustrasi. "Vincent kamu dimana, sebenernya?" gumam Lana pelan.

1
YPermana
si Arfa telaaat mikirnya 😂😂😂😂
keke global
halah malah muncul arfa bikin kisruh
Alis Niyati
up.kak ceritanya bagus
Aprilinda
cerita yg bagus,semangat thor...
Lilih Malihatun
pinter ya pak egi nya ?? hehehe
Anonymous
Lana ga bakalan tenang nih kayanya
Apriyanti
lanjut thor
Lilih Malihatun
no komen lanjut aja hehee
Apriyanti
lanjut thor
Lilih Malihatun
wkwkwkwkkw omg dibalut beneran
Apriyanti
🤣🤣🤣🤣🤣
El rahma
🤣🤣🤣🤣🤣 lucu bgt.
YPermana
wkwkwk serius si jefri mau bungkus lana
Lilih Malihatun
vincent sepertinya seperti kucing garong hahhahaa
Apriyanti
lanjut thor
Lembayung Senja
lanjut
yellya
wkwkwkw singa🤭🤭🤭🤭
hasimnely
next
Lilih Malihatun
thanks kak misshel gercep up nya
ɯıssɥǝן: sama2 kak😇
total 1 replies
Lilih Malihatun
yg ular mah kamu kali Lana ? egi mah istrinya hahhaa...dasar lana ular /Tongue//Tongue/
ɯıssɥǝן: itu ulet kali kak, gatel bener🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!