Lizda adalah gadis muda yang polos. Bertemu dengan Daniel saat merantau dan terbuai jerat cinta nya hingga memutuskan untuk menikah. Satu per satu masalah mulai muncul. Masalah yang di anggap sepele justru menjadi bencana besar, hingga dirinya memergoki sang suami berselingkuh dengan wanita lain saat hamil.
Lalu Lizda memutuskan untuk bercerai dan menikah lagi.
Apakah semua permasalahan rumah tangga adalah murni kesalahan sang laki-laki atau justru ada kesalahan perempuan yang tidak di sadari? Konflik rumah tangga dari kebanyakan orang ternyata bukan lah bualan semata.
Terima kasih untuk semua support kalian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
Saat Rara menoleh ke samping untuk melihat siapa yang menepuk pundak nya, ternyata itu adalah wanita cantik dengan wajah garang dan umur nya sudah hampir separuh abad. Siapa lagi kalau bukan Vonny, dia sudah melihat gerak gerik Rara yang mencurigakan menurut nya.
"Kamu kenapa cengar cengir sendiri?" ketus Vonny.
"Ah... Emm... Tidak, Bu. Maaf," jawab Rara dengan sedikit gugup.
"Jangan macam-macam kalau kamu tidak mau berakhir menjadi gembel di jalanan, sudah bagus kamu masih bisa bekerja di perusahaan ini." bisik Vonny.
Rara mengepalkan tangan nya kesal, tetapi dia tidak takut dengan ucapan Vonny dan terus mencari perhatian Marco. Jika rencana nya ini berhasil bahkan dia tidak perlu lagi mencari mangsa di luar sana.
Ternyata rencana nya gagal total...
"Kamu saya perhatikan dari tadi mendekat-dekat terus apa tidak ada tempat lain? Oh saya ingat kamu ini yang bersama dengan Frengky waktu itu kan?" ucap Marco lirih agar tidak di dengar oleh pegawai lain nya.
"Anj*ng, ternyata mendekati Marco sangat lah sulit tidak seperti Daniel. Belum apa-apa saja aku sudah di tolak," batin Rara.
Malam terakhir mereka di sana adalah acara bebas. Daniel terlihat sedang berjalan mengelilingi tempat wisata itu bersama Lizda dan Aska. Rara terlihat membuntuti, dia mencari situasi yang tepat untuk menarik Daniel dan memaksa nya untuk kembali bersama.
Daniel terus menghadap ke depan meskipun sudah melihat siluet Rara, sengaja Daniel sedikit menjauh dengan alasan ke toilet menyuruh Lizda menunggu nya di taman. Benar saja Rara dengan sigap menarik tangan Daniel ke belakang toilet.
"Ada apa lagi? Bukan kah aku sudah bilang kalau hubungan kita ini sudah berakhir!!" bentak Daniel seraya membuang muka.
"Kamu bilang istri mu tidak secantik aku, tidak seenak aku saat berhubungan dengan mu. Aku tahu kamu hanya bertahan karena harta. Sudah lah tidak usah munafik, lebih baik kita kembali menjalin hubungan. Aku janji tidak akan mencari laki-laki lain selain dirimu," jelas Rara.
"Memang nya kamu pikir kamu itu siapa? Aku bisa dengan mudah mendapatkan wanita seperti mu." pekik Daniel lalu meninggalkan Rara yang masih berdiri di sana.
Sedangkan Lizda yang sedang duduk di taman, pandangan nya mengarah ke Lidya dan pacar nya yang sedang berkemas memasukkan barang ke dalam mobil. Dia melihat adik nya begitu bahagia menjalani masa muda, begitu juga dalam karir nya.
"Tenang saja, hidup kita juga akan bahagia seperti mereka." ucap Daniel yang tiba-tiba ada di samping nya.
Lizda memandang suami nya dan hati nya luluh seketika mendengar ucapan itu.
*
*
Beberapa hari kemudian saat Lizda dan Daniel tiba di kantor, semua pegawai nya memandang kedua nya dengan tatapan aneh. Beberapa lain nya tetap menyapa seperti biasa.
"Terima lah hadiah perpisahan dari ku," pesan dari Rara ke Daniel.
Daniel membuka pesan itu beserta foto yang di kirimkan nya, ternyata Rara mengunggah foto-foto mereka ke sosial media. Bahkan dengan terang-terangan Rara mengatakan bahwa menantu dari pemilik Excellent Car adalah seorang bajing*n yang suka melecehkan karyawan wanita.
Daniel kelimpungan dan berusaha menjelaskan ke Lizda ke ruangan nya, ketika membuka pintu di ruangan istri nya sudah nampak mertua nya yang garang duduk di sana.
Plaakk!!
Plaakk!!
Plaakk!!
Plaakk!!
Empat kali tamparan bolak balik mendarat di pipi Daniel.
"Pa, sudah cukup!" teriak Lizda.
"Kamu sengaja merusak perusahaan yang aku bangun susah payah hingga saat ini cabang ku sudah banyak di seluruh Indonesia?!" suara Marco yang besar memenuhi seluruh ruangan. Daniel tidak dapat menjawab nya dia hanya tertunduk diam.
"Saya tunggu kalian di rumah." ucap Marco yang lantas pergi.
"Jadi selama ini perasaan ku benar kalau kamu berselingkuh dengan nya, cukup aku kecewa sama kamu!" seru Lizda yang juga meninggalkan Daniel di kantor.
Suasana menjadi kacau balau...
*
*
Marco mengumpulkan seluruh keluarga nya di rumah, termasuk Lidya yang baru saja tiba.
Marco duduk dengan tatapan tajam yang tak beralih dari menantu nya, semua orang tidak berani menatap Marco jika sudah meracau seperti itu termasuk Vonny.
"Coba kamu jelaskan berita yang sedang beredar di luar sana, beserta foto-foto ini? Kamu tahu dampak dari yang kamu lakukan ini? Sekarang semua orang sedang mencela perusahaan ku!" tegas Marco.
"Maaf, Pa. Aku khilaf melakukan nya, dia yang menggoda ku lebih dulu," jawab Daniel lirih.
"Memang nya anak ku kurang cantik dari pada ja-lang itu!!" teriak Marco seraya berdiri dari kursi, tangan nya sudah mengepal.
Ponsel yang di genggam Marco di lempar nya ke arah tembok dengan keras, hingga ponsel itu hancur.
"Pa..." seru Lizda.
"Nak, jangan kamu bela. Laki-laki seperti dia tidak akan tanggung jawab terhadap keluarga nya, kamu tahu bagaimana papa membangun perusahaan itu dulu," nada bicara Marco seketika turun saat Lizda bicara.
"Papa sudah putuskan, Daniel tidak bisa lagi bekerja di perusahaan papa. Dan segera kamu ceraikan anak saya! Lalu untuk perusahaan, Lizda kamu akan di bantu Lidya sementara waktu untuk menaikan lagi nama perusahaan kita yang sedang jatuh ini," jelas Marco.
Tiba-tiba saja Lizda tidak terima dengan keputusan papa nya, sifat membangkang nya mulai muncul kembali sama seperti saat diri nya bersikukuh hidup di Bali.
"Papa tidak bisa memutuskan sepihak, ini rumah tangga ku. Aku tidak mungkin sembarangan bercerai, aku tidak mau Aska hidup tanpa seorang ayah. Kedua kenapa harus Lidya? Bahkan sebegitu tidak percaya nya papa padaku. Selalu Lidya Lidya dan Lidya anak tiri papa itu!" teriak Lizda yang air mata nya terus menetes.
Daniel melihat peluang untuk mendapatkan kembali kesempatan agar tidak menjadi miskin. Dia sudah mendapatkan hati istri nya.
Daniel merangkul istri nya dan mencoba menenangkan.
"Kalau papa tetap memecat Daniel aku akan pergi dari rumah ini bersama anak dan suami ku," tantang Lizda ke Marco.
"Kak, aku di sini hanya membantu kamu. Jika memang keberatan aku tidak masalah, aku bisa kembali ke Bandung, jangan seperti ini, Kak." Lidya menggenggam tangan kakak nya, tetapi Lizda memilih menepis nya.
"Satu langkah saja kamu keluar dari rumah ini papa tidak lagi menganggap mu anak!"
Bukan nya mengalah Lizda justru semakin yakin dengan keputusan nya, dia menarik Daniel dari ruang tengah untuk segera membereskan barang-barang. Hari itu juga mereka memutuskan untuk keluar dari istana mewah dan memilih hidup sendiri.
"Pa, maafkan aku!" Daniel justru sujud di hadapan mertua nya.
"Ayo tidak usah mengemis pada nya." teriak Lizda yang tetap menarik tangan suami nya.
Mereka tetap meninggalkan rumah dengan menggunakan mobil sederhana yang Daniel beli. Hanya membawa beberapa koper pakaian yang di rasa cukup untuk mereka.
"Pa, kasihan mereka," ucap Lidya.
Marco tidak menjawab dan memilih masuk ke dalam kamar nya.