Kita tidak pernah tau takdir apa yang akan menghampiri hidup kita kelak. Semua skenario sudah Allah atur sesuai kapasitas masing - masing.
Saatnya diatas siapapun mengaku saudara,teman atau apalah. Tapi saat kita terpuruk mana tadi yang mengaku saudara. Semuanya perlahan pergi menjauh.
Begitulah kehidupan Keluarga Derel,pasca pendemi merubah segalanya. Saat kedua orang tuanya telah tiada kakak dan adik - adiknya seakan tidak mengenal dirinya lagi.
Dulu waktu ia punya semuanya kakak dan adiknya rajin datang kerumah berkumpul. Itu semua tinggal kenangan. Bagaimana kehidupan Derel dan keluarganya selanjutnya?akankah ia kembali sukses? apa yang terjadi pada orang - orang yang menghina dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Pertemanan yang tulus susah di dapat. Kebanyakan teman itu ada disaat kita senang, tapi saat kita berada di titik terendah mana teman - teman yang biasa mengelilingi. Perlahan pergi menjauh,jangankan teman saudara sendiri saja Tak peduli.
Roda itu berputar tidak selamanya kita berada di bawah dan juga tak selamanya kita berada di bawah. Semua ada masanya masing - masing.
Di saat fase terendah kita akan tau mana teman yang tulus dan mana teman yang modus. Seperti saat ini Derel melihat ketulusan pada Gibran. Tapi Ia merasa sungkan untuk menerima bantuan Gibran yang sangat besar. Ia takut tidak bisa mengembalikan uang Gibran yang jumlahnya tidak sedikit.
"Kenapa kamu diam?" tanya Gibran.
"Aku tidak berani, aku takut tidak bisa membayarnya." ujar Derel sendu.
"Ga apa - apa, kamu bisa bayar kapan saja." Gibran menoleh sambil tersenyum dan kembali fokus pada jalanan.
"Nanti aku pikirkan lagi. Sebelumnya aku sangat berterimakasih atas semua pertolongan kamu." ucap Derel ikhlas.
"Sama - sama. Kita istirahat sebentar di rest area depan ya, sekalian aku mau ngisi bensin dulu." Gibran membelokkan mobilnya ke rest area terdekat.
Setelah mengisi bensin, Gibran mengajak Derel dan Sinta untuk makan malam karna ia tau pasti mereka berdua sudh lapar sama seperti dirinya.
Sinta agak berat memakan makana yang tersaji di depannya. Di matanya terbayang anak - anaknya yang tentu sangat bahagia saat memakan makanan ini.
"Loh kok cuma di liatin aja, ayo dimakan." Tegur Gibran saat Sinta sama seklai tidak menyentuh makanannya dan hanya meminum air saja.
"Aku bawa pulang saja boleh ga?" tanya Sinta malu - malu.
"Nanti buat bawa pulang sudah aku pesankan, sebaiknya kamu makan dulu." ujar Derel sambil tersenyum. Jarang ia menemukan wanita yang mengutamakan anak - anak.
Ia rela menahan perutnya asalkan anaknya bisa kenyang. Begitu besar pengorbanan seorang ibu buat anak - anak, tapi apakah anak - maka nanti saat sukses ingat akan pengorbanan ibunya itu?
Setelah makan malam, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Seperti janji Gibran tadi ia benar - benar membelikan satu ember ayam crispy seperti yang tadi mereka makan. Sinta merasa tidak enak menerima pemberian Gibran. Rasa terharu mengingat betapa besar bantuan dari Gibran yang bukan siapa - siapa bagi mereka.
Satu jam berlalu sangat cepat, mobil yang membawa mereka akhirnya sampainya di rumah Derel.
"Terimakasih sudah mengantar kami hari ini dan terimakasih pertolongan." ucap Derel sebelum turun.
"Apaan sih, biasa aja." kekeh Gibran.
"Mampir dulu, mas." tawar Sinta ramah.
"Lain kali aja,mbak. Sudah malam saya mau langsung pulang saja." jawab Derel memeberikan senyumnya yang terbaik.
Sinta dan Derel turun dari mobil Gibran dan berdiri menunggu mobil menghilang dari pandangan mata mereka baru masuk kedalam rumah.
"Assalamualaikum, kok belum tidur?" tanya Sinta saat membuak pintu kedua putranya tengah asik menonton TV.
"Waalaikumsalam. " jawab keduanya serentak. Mereka bergegas menyalami kedua orang tuanya.
"Mama bawa sesuatu buat kalian?" Sinta mengeluarkan makanan yang tadi di belikan Gibran. Dafa dan Dhani merasa bahagia karan sudah lama mereka tidak lagi bisa memakan makanan itu.
"Makannya pelan - pelan, Sayang." Tegur Sinta pada Dhani yang makanya agak terburu - buru. Dhani tersenyum sebagai jawaban.
"Ibu dan ayah ga imut makan?" tanya Dafa.
"Ayah dan ibu sudah makan tadi." jawab Derel.
"Ayah tinggal dulu." pamit Derel masuk kekamar mengganti pakaian dan langsung istirahat. Sementara Sinta masih menemani putranya makan.
"Alhamdulillah, kenyang. " ujar Dhani mengelus perutnya yang sudah kekenyangan.
"Beresin dulu sisa makanannya, setelahnya kalian istirahat." Sinta ikut membantu membereskan meja makan baru mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Selamat pagi kk,selamat liburan. Thor udh up lagi ya. Terimaksih sudah menunggu dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor makin semangat 😊😘😘🙏🙏
klu Darel selamat
malah tokoh utamanya dimatiin...
ke ce wa... left..
ya ngak seru klu Darelnya meninggal.. Thor