"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16
Aldo merenggangkan pelukannya, tapi Siska tak mau. Siska tidak ingin terlihat menyedihkan di mata sang suami.
"Maafin gue Sis, gue emang brengsek. Gue nggak becus jadi suami lo"
Siska melepaskan pelukan Aldo dan melihat manik mata Aldo yang sayu. Tangis Siska berhenti mendengar ucapan Aldo. Sorot mata mereka bertemu.
"Lo boleh benci gue Sis, lo boleh pukul gue sampai lo puas. Tapi pliss, jangan bilang cerai, gue nggak mau" mata Aldo berkaca.
Hati Siska berdesir, perasaan macam apa ini? Apa ia tidak salah dengar?
Siska masih tak merespon, ia sedang mencerna kata demi kata yang Aldo ucapkan.
"Assalamu'alaikum, Siskaaa"
"Eh.. Ada? Kak Aldo juga disini?" Maya yang sudah sampai di kos an kaget melihat mobil di depan kos yang ternyata itu adalah mobil suami Siska.
"Wa'alaikumsalam" Aldo dan Siska menjawab salam bersama.
"Eemm.. May, sorry ya. Tadi Aldo maksa buat jemput gue. Jadi gue kasih tau alamat kos lo, gapapa kan?" Siska tak enak.
"Santai aja kali. Oiya, tapi maaf kak. Cowok nggak boleh masuk kos an disini"
"Gapapa May, tadi ibu kos lo udah kesini dan gue udah kasih tau kalo kita udah nikah jadi di ijinin kok" jelas Siska tak bohong.
"Bagus deh kalo gitu. Takutnya ntar jadi omongan kan"
"Oiya.. Kak Aldo mau minum apa? Lo juga Sis?"
"Nggak usah May.. Kita nggak lama, mumpung Aldo disini kita beresin masalah yang dulu itu sekalian" Siska tak sabar.
"Oke deh. Bentar gue ambil hp gue dulu" Maya mengambil hp lamanya yang sudah ia simpan di kotak.
"Apa nih sebenernya?" Aldo masih tak paham.
"Jadi gini kak...." cerita Maya panjang lebar sampai Aldo tak percaya akal busuk Tania yang sudah memfitnah Siska.
"Dan buktinya semua ada, dari video asli dan percakapan antara kak Dimas dan Tania ada di hp ini. Aku sengaja rekam semuanya soalnya biar jadi bukti. Maaf aku nggak berani kasih tau kalian waktu itu karna ancaman dari Tania"
"Brengsek!!! Sekarang di mana Tania?" wajah Aldo berapi-api.
"Nggak tau kak, gue semenjak lulus sekolah langsung merantau ke Jakarta. Dan udah gak tau kabar tentang Tania lagi. Jadi, maafin gue ya kak Aldo.. Siska. Udah ngerusak hubungan kalian, bahkan gue denger sampe kalian nikah kak Aldo masih benci sama Siska"
Aldo melirik Siska, jadi selama ini ia hanya dibutakan oleh tuduhan palsu yang sudah Tania rancang.
Bodoh sekali Aldo sampai tak percaya dengan orang yang sudah ia kenal lama bahkan tanpa mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu.
"Oke May.. Gue makasih banget lo udah ngasih tau ke kita.. Lo nggak salah, yang salah gue. Karna gue terlalu bodoh bisa-bisanya lebih percaya Tania. Dan tindakan lo udah bener, disamping lo udah punya bukti lo juga udah ngelindungin keluarga lo yang diancam oleh Tania. Gue nggak tau kalo misalnya gue nggak ketemu sama lo mungkin selamanya gue nggak bakal tau ternyata ada bukti lain kalo ternyata Siska nggak bersalah" Aldo benar-benar menyesal karna sudah membenci Siska selama ini bahkan parahnya sampai menuduh Siska selingkuh.
"Iya sama-sama kak.. Gue jadi lega karna rahasia yang gue simpan selama ini udah lunas gue bayar ke kalian. Gue juga selalu kepikiran, takutnya gue nggak bisa nyampein rahasia ini ke kalian. Untung Tuhan masih baik sama gue, dan tau kalo ternyata kalian malah udah nikah. Selamat ya Sis kak Aldo, sorry gue belum ada kado buat kalian" Maya cengengesan.
"Bukti yang lo kasih ke kita itu adalah kado yang sebenernya May, lebih dari cukup. Gue bener-bener makasih banget sama lo. Jadi, kita udah nggak saling salah paham lagi" jelas Aldo senang.
"Kita?? Lo kali, yang selalu salah paham ke gue!" Siska melengos.
"Emmm iya deh.. Sorry ya Sis, gue khilaf" membentuk tanda V.
"Nah.. jadi, kalian udah baikan kan? Kak Aldo jangan berpaling dari Siska, udah cantik, pinter, setia lagi. Dia aja dari kemaren nangis-nangis karna..." Mulut Maya dibekap oleh Siska.
"Karna apa?" Aldo mengernyitkan dahi.
"Nggak! Kemaren gue nangis karna gue kedinginan tidur di lantai. Ya kan May" Siska melototi Maya.
"Hehehe" Maya tak berani melanjutkan kata-katanya.
Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, Aldo dan Siska memutuskan untuk pamit.
"Kita pulang dulu ya May.. Nanti kabar-kabar lagi, padahal gue masih pengen ngobrol-ngobrol banyak sama lo. Atau lo gantian nginep di apartemen kita?" tawar Siska.
Aldo melotot dan menyenggol lengan Siska "apa sih?"
"Haha, yang ada gue jadi nyamuk kalo gue nginep di sana. Nikmatin aja deh momen-momen bermesraan kalian. Ntar kita ketemuan lagi di luar, okey?"
"Iya deh.. Gue pamit beneran ya May. Nanti kapan-kapan gue boleh nginep lagi nggak disini? Gue bosen kalo di apartemen nggak ada temennya" Siska mengerucutkan bibirnya.
"G-ue nggak janji deh Sis kalo lo bakal di bolehin" Maya menggaruk pipinya yang tak gatal.
"Ah.. Tapi palingan sampe apartemen lo bakal kekepin sama kak Aldo. Lo ngobrol aja deh berdua, udah lah sana pulang. Gue mau istirahat!"
"Kok lo jadi ngusir gue sih? Lo nggak seneng gue nginep disini?" Siska sedih.
"Bukannya nggak seneng, gue seneng banget Sis. Bahkan gue saking senengnya karna bisa temenan sama lo, cewek paling cantik di sekolahan dulu. Tapi lo nggak lihat apa? Suami lo mukanya udah kayak mak emak yang lagi tantrum, gue nggak mau ntar malah di santet sama dia"
Siska menengok ke arah Aldo yang berada di sampingnya.
"Astaghfirullah" Siska menahan tawanya.
"Yaudah gue pulang dulu, nanti kita chattingan lagi ya May. Bye May, tengkyu udah nampung gue semalem.. Hihi" Siska dan Maya saling berpelukan.
Aldo membukakan pintu untuk Siska membuat Siska ternganga.
Seketika sikap Aldo berubah 360° dari biasanya, itu malah membuat Siska merinding seperti bukan Aldo saja.
Aldo melajukan mobilnya dalam kecepatan sedang. Masih tak ada percakapan antara dua insan yang beberapa waktu lalu sudah saling memperbaiki kesalah pahaman mereka.
Sampai saatnya Aldo tak tahan untuk membuka suara.
"Sis.. Lo masih marah sama gue?"
"Nggak!"
"Kok lo ketus gitu jawabnya" Aldo melirik Siska sekilas.
"Ya terus gue harus jawab gimana?" Siska memutar bola matanya malas.
"Ya kalo lo masih marah, oke deh gapapa emang gue yang udah keterlaluan sama lo. Bahkan gue udah nuduh lo sembarangan" nada bicara Aldo terlihat seperti orang menyesal.
"Itu lo tau!"
Aldo menepikan mobilnya, ia menatap lekat Siska dan menggenggam tangannya.
"Sis.. Gue pantes lo hukum. Ayo dong lo marah sama gue luapin semuanya, tapi jangan cuekin bahkan diemin gue. Gue ngerasa jadi cowok brengsek" mata Aldo masih tak berpaling menatap Siska.
"Emang lo brengsek, bego lagi!!" Muka Siska menatap wajah Aldo membuat ia semakin kesal.
Mulut Aldo menganga tak menyangka Siska bakal mengatainya seperti itu.
Mata mereka saling bertemu, wajah Aldo semakin mendekat ke arah Siska hingga tak ada lagi jarak diantara mereka.
Kecupan hangat mendarat di bibir mungil Siska, jantung Siska berpacu sangat cepat.
Apa ini? Kenapa Siska tak menolak?Bahkan malah sampai memejamkan mata menikmati keintiman mereka.
"Manisss" Aldo tersenyum setelah melepaskan ciuman.
Lalu Aldo mengelap bibir Siska menggunakan ibu jarinya "maaf ya sayang" kata-kata manis itu keluar dari mulut Aldo.
Siska menutup mulutnya tak percaya dengan ucapan Aldo bahkan dengan kejadian beberapa detik yang lalu membuat nya shock berlipat lipat.
Aldo melajukan mobilnya kembali sambil tersenyum geli. "Enak juga ya punya istri" pikirnya..
NEXT...