Gadis manis berkulit putih, mata sipit dan hidung mancung Keynara maharani namanya, menjadi yatim piatu sejak kecil menjadikan sosok Key biasa dia sapa menjadi gadis yang tangguh dan pantang menyerah dalam segala hal, hingga kejadian disuatu malam yang mempertemukan nya dengan seorang CEO buta yang nyawanya tengah terancam. Key yang saat itu baru saja pulang dari bekerja menyaksikan seseorang yang tengah tidak berdaya dihajar habis habisan oleh beberapa oran berbadan besar berpakaian serba hitam, melihat orang itu tak berdaya dia memberanikan diri untuk menolong dengan sebuah ide terlintas dibenaknya dengan menyetel alarm sirine polisi diponselnya, dan berhasil orang orang berbadan besar itu langsung berlari meninggalkan orang yang tadi mereka keroyok.
bagaimana kelanjutan kisah Keynara dengan orang yang ditolongnya itu?
yuk ikuti kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Dikediaman Bagaskara, seperti biasa Ale duduk sendirian ditaman samping rumah mewah itu, sekedar menikmati Suasana dan udara yang sejuk menurutnya.
Sang nenek yang melihat sang cucu duduk sendirian ditaman samping bergegas menghampirinya.
"cucu oma yang ganteng ini lagi ngapain sih kok anteng sekali", ucap sang oma mencoba mencairkan suasana.
"oma, baru pulang?", tanyanya,
"iya, niatnya mau shoping eh nih kepala Oma pake pusing, hampir aja Oma pingsan kalau aja gak ada gadis cantik dan baik hati yang nolongin Oma", cerita sang oma,
"apa, kepala Oma pusing, kenapa pake ke mall segala sih Oma, dan kenapa juga sendirian, gak minta temenin salah satu asisten Disni?", tanya Ale hawatir,
"ya kan rencananya mau me time gitu Al, eh nih kepala malah gak bisa diajak kompromi, kan jadinya Oma kesel", ucap sang oma dengan nada sedih tapi malah terdengar manja ditelinga Ale, hingga membuatnya tersenyum.
"oma tuh ada ada aja, segala me time kayak ABG aja", ucap Ale sambil mengelus tangan keriput sang oma yang berada di pahanya,
"ye, jangan salah Al, Oma meskipun udah tua begini masih jiwa jiwa ABG tahu", sungut sang oma yang sekian membuat Ale terkekeh, dan itu membuat sang oma senang karena bisa sedikit menghibur sang cucu.
"terserah Oma aja lah", ucap Ale.
Hingga atensi kedua orang itu teralihkan pada beberapa orang yang masuk kedalam rumah mewah tersebut setelah di persilahkan masuk oleh salah satu asisten rumah tangga dirumah itu.
terdengar suara yang begitu mereka kenali sedang memerintah sekarang asisten rumah tangga dengan nada sok kuasa dan menindasnya, membuat Oma dan Ale begitu muak.
"mau apa lagi mereka kesini Oma", ucap Ale jengah,
"entahlah Al, Oma samperin mereka dulu muak juga Oma sama sikap sok kuasanya si mona, kamu tetep disini Al, tapi kalau kamu masuk, masuk aja daripada kamu malah tambah muak", ucap sang oma dengan segera meninggalkan Ale menuju ketempat orang orang sok kuasa itu.
ketiga orang itu, tepatnya para keponakan dari tuan Tio bagaskara, Sonny, Mona dan anak gadis mereka cilla, terlihat sedang bertingkah layaknya tuan rumah dirumah itu, sebenarnya itulah yang selalu merasa lakukan dikediaman keluarga Bagaskara setiap mereka berkunjung.
Berlagak seperti tuan rumah, memerintah para asisten rumah tangga dengan seenak hati dan berlagak angkuh dan sombong.
Ale sudah sangat lama mengetahui itu semua, bahkan sang mama pun juga tahu, tapi mereka hanya diam, takut kalau mereka membicarakan pada keluarga yang lain mereka dianggap tukang mengadu.
Tapi sekarang sang oma mengetahui secara langsung apa yang tengah mereka lakukan dirumahnya, geram sudah pasti, karena memang sejak dulu oma Lusi tidak begitu menyukai keponakan dari sang suami itu.
Selain karena mereka yang sok kuasa, mereka juga tak lebih dari seorang penjilat yang senantiasa berlaku sok baik dihadapan opa tio dan papa Kendra.
"apa ini sikap kalian selama ini kalau sedang di rumahku?", ucap dingin Oma Lusi yang membuat ketiga orang itu kaget.
"tan...Tante, Tante sudah pulang?", tanya Mona berbasa basi, dengan raut muka yang masih menahan takut
"bahkan aku sudah melihat semua tingkah kalian sejak pertama kalian datang ke rumahku", ucap sarkas oma Lusi.
Tak ayal ucapan Oma Lusi membuat mereka semakin pias, seolah sedang tertangkap basah setelah melakukan kejahatan, tapi dasar memang mereka para penjilat, dengan segera mereka mencari alasan untuk membuat Oma Lusi tak memarahi mereka.
"Tante, Tante salah paham, semua gak seperti apa yang Tante lihat kok, aku hanya meminta asisten rumah tangga disini untuk mengambilkan kami minum hanya itu", alibi Sony,
"to the point, mau apa kalian disini?", tanya Oma Lusi,
"kami hanya ingin berkunjung Tante, mengunjungi Tante, om dan juga Ale", ucap mina dengan suara sok lembut yang justru membuat Oma Lusi semakin muak,
"mengunjungi memangnya kami kenapa sampai harus dikunjungi?", tanya sarkas oma Lusi.
sungguh segala ucapan Oma Lusi membuat Sony dan mona kesal, tapi apapun yang Oma Lusi ucapkan mereka harus bisa tetap terlihat tenang dan manis, agar Oma Lusi tidak semakin curiga.
"em Oma, kak Ale dimana?", tanya Cilla sokanis,
"dia sedang tidak ingin diganggu", ucap dingin Oma Lisa,
tapi dasar memang Cilla gadis yang tak tahu malu, dengan segera dia meninggalkan ruangan itu saat melihat Ale yang masih setia duduk sendirian ditaman samping.
"hai kak Al", sapanya sok lembut
membuat Ale mendengus, muak dengan gadis itu.
detik berikutnya dengan tidak tahu malunya cilla malah langsung duduk disamping Ale, sontak Ale dibuat geram dengan tingkah Cilla itu, apalagi sekarang dengan beraninya Cilla memegang tangan Ale,
"pergi dari sini", ucap dingin Ale, yang tidak digubris sama sekali oleh Cilla.
"aku cuma mau nemenin kak Ale kok", ucapnya santai,
langsung saja Ale menghempaskan tangan villa yang semakin kurang ajar itu hingga tangannya membentur pegangan kursi yang mereka duduki.
"apa kau tuli, aku bilang menyingkir dari hadapanku", ucap Ale dengan nafas memburu menahan kesal,
"kenapa kak Ale kasar padaku aku hanya ingin menemani kakak", sungut Cilla kesal karena tangannya sakit,
"aku gak Sudi kau berada di dekatku pergi dari sini sebelum aku bertindak kasar", ucap Ale penuh intimidasi,
"bertindak kasar, emang apa yang bisa kak Al lakukan, melihat saja tidak bisa", ucap Cilla menghina disertai senyum culasnya,
Hingga kejadian didetik berikutnya membuat Cilla terperanjat, Alezio mencekik leher Cilla dengan penuh emosi, kata kata Cilla sudah membangunkan iblis dalam dirinya hingga dia bisa melakukan apapun tanpa ada yang bisa mengira.
Muka Cilla sudah merah padam karena kesusahan bernafas cekikan Alezio benar benar sangat kuat, sony dan Mona yang melihat sang anak hampir meregang nyawa segera menghampiri mereka.
"Al apa yang kamu lakukan, kamu mau membunuh anak saya", ucap panik Mina sambil berusaha melepaskan cekikan Alezio dileher Cilla.
"alezio saya bilang lepaskan anak saya", hardik Sony, dan Alezio pun dengan senang hati melepaskan cekikan itu, tubuh Cilla langsung luruh di tanah dengan nafas yang terengah engah.
Oma Lusi yang melihat awalnya shock dengan apa yang dilakukan sang cucu, tapi setelahnya Oma Lusi mengerti, tidak mungkin Alezio melakukan hal seperti itu kalau dia tidak diusik lebih dulu.
Hingga kedatangan opa tio dan papa Kendra membuat Sony memanfaatkan kesempatan untuk mendapat simpati dari mereka berdua.
"ada apa ini?", tanya opa Tio,
"om,,, saya juga tidak tahu om, tapi Alezio tiba tiba saja mencekik Cilla hingga nyaris mati om" adu Sony,
Papa Kendra dan opa Tio pun menatap kearah Alezio yang tangannya sedang di genggam Oma Lusi.
"aku mengenal baik cucuku, dia tidak akan melakukan hal itu kalau dia tidak diusik lebih dulu", ucap sarkas oma Lusi yang membuat Sony dan mona geram bukan main.
"Al, ada apa sebenarnya?", tanya papa Kendra, dia pun setuju dengan ucapan Oma Lusi tentang Alezio,
"dia lancang menyentuhku, dan bilang apa yang bisa dilakukan oleh orang buta sepertiku", ucap datar Alezio yang seketika membuat opa Tio dan papa kendra melebarkan matanya.
"Al kamu jangan mengada ada, Cilla tidak mungkin berkata seperti itu", bela Mona tak terima.
"terserah, tapi aku hanya mengabulkan omongannya, dia meragukan apa yang bisa dilakukan orang buta sepertiku, dan aku sudah membuktikan meskipun aku buta aku bisa membunuhnya", ucap santai Alezio seraya pergi meninggalkan tempat itu.
"kalian dengar sendiri kan apa yang diucapkan Alezio", ucap Oma Lusi.
"keterlaluan kamu Cilla bisa bisanya kamu berkata seperti itu pada Al", ucap opa Tio murka.
"pergi kalian dari sini", sahut papa Kendra.
"dan satu lagi, jangan pernah kalian menginjakkan kaki dirumah ini lagi, aku sangat muak dengan sikap sok kuasa dan semena mena kalian dirumahku", ucap Oma Lisa seraya ikut beranjak meninggalkan orang orang itu.
Sony dan mona tidak bisa berbicara apapun lagi, mereka pun membantu Cilla berdiri dan memapahnya meninggalkan kediaman Bagaskara dengan hati yang begitu dongkol.
sesampainya dimobil, Sony memarahi cilla habis habisan , niat awal kedatangan merak kesana ingin kembali menjilat opa Tio agar mau memberikan investasi diperusahaan Sony yang terancam gulung tikar, tapi malah berubah jadi masalah dna berakhir mereka diusir.
"kenapa kamu bodoh sekali sih Cilla, kenapa kamu bisa berkata seperti itu pada Alezio, kamu tahu sendiri sifat dia itu seperti apa, ungungbkamu gak sampai mati dicekik sama dia", ucap Sony mengusap rambutnya frustasi.
"kamu kok malah nyalahin Cilla sih mas, emang dasar si Ale aja yang tempramen", ucap Mona membela sang anak,
"kalau aja Cilla lebih bisa mengontrol ucapannya pasti Alezio juga gak akan berbuat seperti itu, dan sekarang gagal semua rencanaku, perusahaanku diambang kehancuran, niat hati ingin meminta om Tio menanamkan saham diperusahaanku malah gagal", kata Sony selain frustasi memikirkan nasib perusahaannya.
"salah papa sendiri, kenapa saat itu gak papa bunuh aja sekalian si Ale, dengan begitu Bagaskara crop tidak punya penerus, dan perusahan kita bisa dengan mudah bergabung dengan mereka", sungut Mona.
"kamu pikir mudah membunuh anak itu, dengan si supir truk yang aku perintah ikut meninggal selama kejadian itu saja, aku termasuk.berunting Mon, dengan begitu polisi tidak mencurigai kalau kecelakaan itu disengaja, kalau sulit itu masih hidup aku yakin om Tio dan Kendra tidak akan melepaskan aku begitu saja", ucap Sony tidka habis fikir dengan pikiran sang istri.
Ya, benar sekali sesuai dengan apa yang dipikirkan Alezio, bahwa kecelakaan yang menimpanya adalah sebuah kesengajaan, karena memang semua itu adalah ulah Sony.
Sony yang berambisi ingin menguasai Bagaskara crop dengan melenyapkan pewaris tunggal mereka yaitu Alezio, rencana itu gagal karena ternyata Alezio masih bisa diselamatkan meskipun Alezio kondisinya buta.
Ditambah Alezio yang saat itu sudah ditunjuk menjadi CEO, sifatnya begitu tegas dan tanpa ampun, dia selalu berhati hati dan selektif dalam memilih dan memilah perusahaan mana saja yang sekiranya pantas untuk bekerja sama dengan Bagaskara crop.
Tak peduli perusahaan saudara, teman atau siapapun kalau dirasa tidak memiliki kemampuan dan kualifikasi yang mumpuni, Alezio tidak akan mau bekerja sama dengan mereka, dan itu semakin membuat Sony geram dan begitu ingin menyingkirkan Alezio.
perusahan Sony yang memang masih baru, saat itu membutuhkan banyak investor, dia pun sudah payah mencari investor dari perusahaan lain, termasuk perusahaan Bagaskara crop.
Sony kira karena dia masih kerabat dengan mereka Alezio pasti dengan mudah akan menjadi investor diperusahaannya, tapi ternyata pikirannya salah, Alezio menolaknya, karena menurutnya Bagaskara crop.tidka akan mendapat keuntungan apapun karena perusahaan Sony pun terbilang baru merintis.
Sony yang sudah sangat geram akhirnya membuat rencana untuk mencelakai Alezio, dan terjadilah peristiwa naas itu.