NovelToon NovelToon
NOT Second Lead

NOT Second Lead

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: Rahma AR

Kamu pernah bilang, kenapa aku ngga mau sama kamu. Kamu aja yang ngga tau, aku mau banget sama kamu. Tapi kamu terlalu tinggi untuk aku raih.

Alexander Monoarfa jatuh cinta pada Rihana Fazira dan sempat kehilangan jejak gadis itu.

Rihana dibesarkan di panti asuhan oleh Bu Saras setelah mamanya meninggal. Karena itu dia takut menerima cinta dan perhatian Alexander yang anak konglomerat

Rihana sebenarnya adalah cucu dari keluarga Airlangga yang juga konglomerat.

Sesuatu yang buruk dulu terjadi pada orang tuanya yang ngga sengaja tidur bersama.

Terimakasih, ya sudah mampir♡♡♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dosa yang menyiksa

Aurora masih terkejut dengan kenyataan yang dilihatnya.

Alexander, laki laki yang dipujanya selama ini, yang begitu perhatian padanya sedang melamar seorang gadis dengan sangat manis. Aurora yakin gadis itu pegawai baru di perusahaan papinya.

Dia pun sengaja menelpon Alexander. Setelah beberapa kali baru diangkat. Tapi sepertinya Alexander ngga ingin diganggu. Setelah Alexamder memutuskan telponnya yang sangat singkat, Aurora langsung pergi dengan dada sesak.

Tapi dia berusaha bersikap tenang di bawah tatapan curiga mata sahabat Alexander, Herdin.

Dia beralasan pamit ke toilet, padahal dia mencari keberadaan Alexander.

Aurora ngga tau apakah gadis itu menerimanya atau engga. Tapi apa ada yang bisa menolak seorang Alexander.

PASTI DITERIMA!

Kurang ajar sekali! batinnya penuh benci.

Beraninya menggoda calon suami putri pemilik perusahaan tempatnya bekerja.

Padahal.hanya gadis biasa saja!

Aurora sangat merasa geram sekaligus sedih. Ngga pernah Alexander bersikap sehangat itu dengannya. Aurora juga dapat melihat pancaran cinta di mata Alexander saat melihat gadis itu.

Agak aneh rasanya kalo Alexander mengenal pegawai baru papinya. Apa lagi Alexander baru pulang dari Inggris.

Apa mereka sudah kenal lama?

Mungkin iya.

Tapi kapan?

Selama Alexander bersamanya di Inggris, ngga pernah menunjukkan kalo.dia sudah punya pacar. Ke gap telpon sama perempuan aja ngga pernah.

Selain mengantar jemputnya, laki laki tampan itu sibuk belajar dan sesekali bekerja di perusahaan papinya. Benak Aurora penuh dengan banyak pertanyaan yang membuat kepalanya pusing karena belum menemukan jawabnya.

Ngga lama kemudian Alexander menghampiri kursinya.

"Sudah selesai urusannya, Lex?" tanya Dewan ketika melihat anak sahabatnya kembali

Tadi Alexander pamit menjauh karena ada telpon dari klien.

"Sudah, Om. Lancar banget," jawabnya senang. Wajahnya begitu sumringah membuat Herdin sadar kalo misi Alexander sudah berhasil dengan baik.

Sekarang dia bisa lebih leluasa untuk mendekati Aurora.

"Syukurlah," senyum lega terukir di wajah Om Dewan.

Tapi kini perhatian keduanya terfokus pada Rihana yang juga baru kembali.

Rihana masih tetap berjalan dengan menunduk.

Dewan menghela nafas perlahan. Sekilas bayangan gadis yang mengaku hamil padanya muncul. Memang perawakannya hampir sama. Tapi wajahnya agak beda.

Mungkin kalo dia punya foto gadis itu akan lebih mudah mengingatnya dan bisa mencocokkannya.dengan pegawai baru itu. Sayangnya bayangan gadis itu dalam mimpinya ngga begitu jelas.

Apa dia sedang melo saja, mungkin karena sikap pegawai barunya ini sangat berbeda dengan yang lain. Dan selisih umur yang sama, juga rasa bersalahnya yang bergumul dalam dadanya, membuatnya teringat akan anaknya yang ngga pernah dia lihat dan tau kabarnya. Perempuan atau laki laki. Sampai sebesar ini ngag ada perasaan kasih yang dia tumpahkan untuknya.

Apa mungkin itu anaknya?

Om Dewan menghembuskan nafas panjang. Setelah melihat pegawai baru itu keinginan untuk menemukan anaknya semakin kuat. Sayangnya dia ngga punya informasi apa pun tentang gadis itu. Namanya saja dia ngga tau.

Dulu Dewan selalu melihatnya bersama beberapa temannya, kadang di kantin, kadang di perpus. Gadis yang menarik dan sedikit mencuri perhatiannya di tengsh kesibukannya menyiapkan diri untuk tes masuk di perguruan tinggi luar negeri. Tapi Dewan ngga tau mereka dari fakultas apa.

Teman brengseknya yang memberikan obat perangsang dalam minuman mereka pun mengaku melakukannya secara acak. Ngga tau siapa gadis itu. Hanya mereka memang diundang oleh teman Dewan yang berulang tahun. Parahnya lagi tiap undangan boleh membawa teman. Yang mengundang pun ngga mendata siapa saja yang sudah datang.

Paginya saat bangun pun Dewan ngga menemukan gadis itu. Dewan pun ngga mencarinya karena kesibukan mengurus keberangkatannya

Bahkan Dewan jarang melihatnya di kampus setelah kejadian itu.

Hanya tiga minggu setelahnya, gadis itu datang sambil menangis.

"Papi," panggil Aurora pelan.

Dewan tersentak. Dia melamun rupanya

Putrinya, Alexander dan Herdin menatapnya cemas. Saat dia berpaling ke tempat pegawai barunya tadi berada, mereka ternyata sudah pergi.

Ternyata cukup lama dia melamun.

"Papi sakit?" tanya Aurora cemas.

"Om ngga enak badan?" tanya Alexander juga khawatir.

"Ngga. Om hanya kepikiran pekerjaan," dustanya agar mereka ngga mencemaskan keadaannya.

Akhir akhir ini dosa masa lalunya selalu muncul dalam pikirannya. Membuat hari harinya semakin ngga tenang.

*

*

*

Alexander dan Herdin kembali ke perusahan mereka. Sedangkan Aurora yang penasaran mencari tau di bagian apa gadis itu bekerja. Hanya saja cukup banyak pegawai baru yang direkrut perusahaan.

Konsentrasinya cukup buyar karenanya.Ngga terima kalo gadis itu yang membuat Alexander jatuh cinta

"Kamu melamun?" tanya Dewan yang melihat putrinya tampak hanya memegang berkas di depannya dengan tatapan kosong.

"Eh, papi," senyumnya untuk menutupi rasa kagetnya.

'Apa yang kamu pikirkan," tanya Dewam sambil mendekat ke arah putri semata wayangnya.

Tangannya mengelus puncak rambut putrinya penuh kasing sayang.

"Katakan aja?" ucap papinya saat melihat keraguan di dalam mata Aurora.

Aurora menghela nafas panjang. Berat dia ingin bertutur. Tapi rasa cemburu dan ingin tau sangat memenuhi kepalanya sampai dia ngga bisa memikirkan pekerjaanya.

"Papi tapi jangan mengira aku picik ya, setelah mengatakan ini," ucap Aurora dengan keraguan yang tampak samhat jelas.

Dewan menatap putrinya serius. Bahkan dia menarik kursi agar berada di dekat putrinya.

"Kamu putri papi yang berhati bidadari. Ngga mungkin papi mengangggap kamu begitu sayang."

Aurora lagi lagi menghela nafas. Kali ini terdengar berat mengandung banyak beban.

"Tadi aku melihat Kak Alex di halaman belakang."

"Terus?" senyum Dewan karena sudah mengira kalo kepergian putrinya untuk mencari Alexander.

"Ternyata.... Kak Alex," ucapnya terputus. Matanya memanas

Dewan terkejut melihat putrinta seperti mau menangis

"Alex kenapa?" tanya Dewan lembut untuk.menguatkan hati Aurora agar bercerita lebih lengkap.

Jantungnya berdebar keras menunggu kelanjutan bicara Aurora. Dia ngga berani menduga.

"Kak Alex ... dia .... dia sedang melamar seorang gadis jadi istrinya papi." Air mata Aurora langsung mengalir deras.

Tubuh Dewan menegang, kaget dengan apa yang disampaikan putrinya.

Dia pun memeluk putrinya yang sedang patah hati yang amat sangat.

Siapa? Siapa perempuan yang bisa mengambil hati Alex? batinnya berteriak ngga terima karena melihat putrinya begitu terluka.

"Kamu tau siapa gadis itu?" tanya Dewan dengan suara bergetar karena marah

"Dia pegawai kita yang baru, papi. Tapi aku belum tau dia bagian apa," jelas Aurora masih terisak.

Dewan terdiam.

"Kamu ingat wajahnya? Apa kamu ingin papi memecatnya?" tanya Dewan beruntun.

Aurora menggelengkan kepalanya. Dia yakin, kalo gadis itu dipecat, pasti akan langsung bekerja di perusahaan Alexander. Alexander pasti akan sangat senang sekali.

Itu ngga boleh terjadi, batinnya ngga rela.

"Katakan pada Papi kalo kamu sudah menemukannya."

"Papi akan.melakukan apa?" tanya Aurora sambil mengangkat wajahnya yang basah oleh air mata.

"Setidaknya menjauhkannya dari Alexander."

1
Karmila Fadilafif
Lumayan
winda aulia
dewan kutunggu rasa sesalmuu..
winda aulia
kutunggu sampai km menyesal sampai dasar dewan. dewannnnn.....dewaaannnnn..............gemes aku dewannn......
winda aulia
banyak sekali derita ya Rihana ini..GPP sdh biarpun GK jadi sama Alex gpp..yg penting kumpul sama keluarga ibunya. masalah papanya bodo amet. astaga kenapa GK tegas sekali cowok" ini..
3sna
tp bisa punya anak
3sna
yakin pak,,buktinya udh nelantarin masih waras pak dewan
3sna
nyerinya sampe atiku
Suzaidah Zainuddin
Luar biasa
Sri Siyamsih
walau kadang netizen itu julid to kl ini tolong Aurora jgn sia"kan prmbelaan mereka, tanpa mereka kau takan terkenal 😁
Sri Siyamsih
tp bener sih kl bisa xavi yg nikah sm zerina aj he he
Sri Siyamsih
awas xavi jgn macam" , jgn memperkeruh suasana
Sri Siyamsih
psikopat Aurora, yg ad masuk penjara
Sri Siyamsih
hadew Herdiiin knp g d rekam pkai hp, hah...
Sri Siyamsih
blm tau kalau biang keroknya si Aurora
Sri Siyamsih
lebih cpt lebih baik sih
Sri Siyamsih
kurang sreg dgn visual, entahlah
Sri Siyamsih
bidadari versi jalang
Sri Siyamsih
dag dig dug
Sri Siyamsih
setujuuuu kasih pelajaran. 😂😂
Sri Siyamsih
ayo om gercep lindungi Rihana, kasihan dia terll lama menderita
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!