NovelToon NovelToon
Bayang-Bayang Terlarang

Bayang-Bayang Terlarang

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Gita Arumy

Mengisahkan Tentang Perselingkuhan antara mertua dan menantu. Semoga cerita ini menghibur pembaca setiaku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gita Arumy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rupanya Mama Hamil Anak Arman

Rupanya Mama Hamil Anak Arman

Keheningan menyelimuti rumah itu. Setelah kejadian di ruang tamu, Nisa merasa terombang-ambing antara amarah, kecewa, dan kebingungan yang luar biasa. Ia memilih untuk keluar dari rumah, meninggalkan kedua orang yang selama ini ia percayai, untuk merenung dan mencoba memahami apa yang baru saja terjadi.

Namun, takdir sepertinya ingin membawa Nisa kembali ke kenyataan dengan cara yang lebih mengejutkan. Keesokan harinya, Nisa kembali ke rumah dengan langkah yang berat, mencoba menghadapi kenyataan yang baru ia temui. Pintu rumah masih terbuka, dan saat ia masuk, ia mendapati Maya sedang duduk di ruang tamu dengan wajah yang murung, tampak lebih rapuh dari sebelumnya.

"Nisa," suara Maya terdengar pelan, penuh rasa cemas. "Ada sesuatu yang perlu Mama katakan padamu."

Nisa berhenti sejenak, memandang wajah ibunya yang tampak seperti kehilangan arah. "Apa lagi, Mama? Apa lagi yang masih perlu Mama katakan setelah semuanya yang sudah terjadi?" Nisa berbicara dengan nada datar, tetapi rasa sakit itu begitu jelas tergambar di wajahnya.

Maya menggigit bibir, ragu untuk mengungkapkan apa yang seharusnya sudah lama ia ungkapkan. "Aku... Aku hamil, Nisa. Hamil anak Arman."

Seketika dunia Nisa terasa berputar. Ia tidak bisa langsung mencerna kata-kata ibunya. Hamil? Anak Arman? Suara itu terasa samar, seolah-olah datang dari kejauhan. Jantungnya berdetak lebih kencang, dan matanya mulai berkaca-kaca. "Apa? Apa yang Mama katakan?" suara Nisa pecah, tidak bisa menahan rasa sakit dan kebingungannya.

Maya menundukkan kepala, wajahnya penuh penyesalan. "Aku tahu, ini semua terlalu berat untuk kamu. Tapi aku tidak bisa terus menyembunyikannya. Aku tidak bisa terus hidup dalam kebohongan ini. Arman dan aku... kami telah melakukan kesalahan yang sangat besar. Aku tahu, kamu pasti merasa sangat terluka."

Nisa merasa tubuhnya lemas, seakan tak mampu berdiri. Ia terdiam beberapa saat, mencoba memahami apa yang baru saja ia dengar. "Jadi, semua ini... bukan hanya pengkhianatan sekali. Ini lebih dari itu. Mama... Mama hamil anak Arman?" Tanya Nisa dengan suara tercekat.

Maya mengangguk pelan, matanya penuh air mata. "Ya, Nisa. Aku tidak tahu bagaimana harus menjelaskan semuanya. Semua ini terjadi begitu cepat, dan aku merasa sangat bingung dan terjebak dalam perasaanku sendiri. Aku tahu ini adalah kesalahan yang besar, dan aku sangat menyesal."

Nisa merasa hatinya hancur berkeping-keping. Tidak hanya karena pengkhianatan yang telah terjadi, tetapi juga karena kenyataan bahwa ibunya kini mengandung anak dari pria yang seharusnya menjadi ayahnya, suami ibunya. Semuanya terasa seperti mimpi buruk yang tak pernah ia bayangkan.

"Jadi, Mama memilih untuk hidup dalam kebohongan ini, dan sekarang aku harus menerima kenyataan bahwa aku akan punya adik dari Arman? Anak dari suamimu sendiri?" suara Nisa bergetar, namun ada kemarahan yang tersembunyi di balik kata-katanya. "Aku merasa sangat dihianati, Mama. Ini lebih dari sekadar pengkhianatan. Ini adalah segala yang aku takutkan—semuanya hancur."

Maya menangis, tak tahu lagi harus berkata apa. "Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan semuanya. Aku tahu ini sangat sulit untukmu, Nisa. Aku minta maaf dengan sepenuh hati. Aku sangat menyesal dan aku ingin kamu tahu bahwa aku berusaha untuk melakukan yang terbaik. Tapi kenyataannya, aku sudah terlalu jauh terjebak dalam hubungan ini."

Arman masuk ke ruang tamu dengan ekspresi yang penuh kekhawatiran. Melihat Nisa yang tampak sangat terpukul, ia tidak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya. "Nisa, aku tahu aku telah melukai kamu dengan cara yang sangat buruk," kata Arman dengan suara pelan. "Aku... aku tidak tahu bagaimana harus memperbaiki semuanya, tetapi aku sangat menyesal. Aku minta maaf."

Namun, Nisa tidak bisa lagi mendengar kata-kata itu. Semuanya terasa terlalu banyak untuk diterima. Ia menatap Arman dengan tatapan dingin, seolah-olah pria itu adalah orang asing. "Kamu... kamu yang membuat semuanya hancur, Arman. Kamu yang membuat hidupku berantakan. Sekarang, kamu bahkan akan menjadi ayah dari adik tiriku sendiri?" suaranya hampir tak terdengar, namun penuh dengan kepahitan.

Maya meraih tangan Nisa, berusaha menenangkannya. "Nisa, tolong dengarkan Mama. Aku tahu ini sangat berat. Tetapi aku minta kamu untuk memberi kesempatan, untuk tidak membuat keputusan terburu-buru."

"Tidak, Mama," jawab Nisa dengan suara tegas. "Aku tidak bisa lagi menerima semua ini. Kamu tidak hanya mengkhianatiku sekali, tetapi sekarang kamu membawa semua ini lebih jauh lagi. Aku tidak tahu apakah aku bisa memaafkan Mama, atau bahkan melihat Arman lagi. Aku merasa seperti aku sudah kehilangan segalanya."

Dengan langkah yang berat, Nisa berbalik dan berjalan keluar dari rumah, meninggalkan Maya dan Arman yang saling bertatapan penuh kekhawatiran. Namun, tidak ada kata-kata yang bisa menghapus luka yang kini terasa semakin dalam di hati Nisa. Dunia yang ia kenal kini hancur lebur, dan ia merasa terjebak dalam kegelapan yang tak bisa ia hindari.

Sambil berjalan jauh dari rumah itu, Nisa merenung. Apakah ini akhir dari segalanya? Apakah ia akan pernah bisa menerima kenyataan pahit ini? Mungkin hanya waktu yang bisa menjawab, tetapi satu hal yang pasti—hidupnya tidak akan pernah sama lagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!