NovelToon NovelToon
Warisan Sihir Radena

Warisan Sihir Radena

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:469
Nilai: 5
Nama Author: Dzira Ramadhan

Di negeri magis Aelderia, Radena, seorang putri kerajaan yang berbakat sihir, merasa terbelenggu oleh takdirnya sebagai pewaris takhta. Hidupnya berubah ketika ia dihantui mimpi misterius tentang kehancuran dunia dan mendengar legenda tentang Astralis—sebuah senjata legendaris yang dipercaya mampu menyelamatkan atau menghancurkan dunia. Dalam pelariannya mencari kebenaran, ia bertemu Frieden, seorang petualang misterius yang ternyata terikat dalam takdir yang sama.

Perjalanan mereka membawa keduanya melewati hutan gelap, kuil tersembunyi, hingga pertempuran melawan sekte sihir gelap yang mengincar Astralis demi kekuatan tak terbayangkan. Namun, untuk mendapatkan senjata itu, Radena harus menghadapi rahasia besar tentang asal-usul sihir dan pengorbanan yang melahirkan dunia mereka.

Ketika kegelapan semakin mendekat, Radena dan Frieden harus memutuskan: berjuang bersama atau terpecah oleh rahasia yang membebani jiwa mereka. Di antara pilihan dan takdir, apakah Radena siap memb

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dzira Ramadhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19: Menjelajahi Dunia Iblis

   Langit merah darah dunia iblis tampak seperti selalu dalam kondisi senja. Udara di sini tebal dengan aroma belerang, bercampur dengan angin yang membawa suara jeritan jauh di kejauhan. Frieden, Radena, dan Lya melangkah dengan hati-hati, menavigasi jalan berbatu yang menuju pusat dunia iblis.

   “Aku tidak percaya kita benar-benar ada di sini,” gumam Lya sambil menatap jurang api yang tampak tak berdasar di bawah mereka. “Dunia ini seperti mimpi buruk.”

   “Bukan mimpi buruk,” jawab Radena sambil memandang sekeliling dengan rasa penasaran. “Ini adalah tempat tinggal mereka. Kita hanya melihatnya dari sudut pandang kita sebagai orang luar.”

   Frieden berjalan di depan, matanya tajam mengamati setiap sudut. “Namun, kita tidak boleh lengah. Meski kita datang dengan niat damai, para iblis mungkin tidak semua menyambut kita dengan tangan terbuka.”

   Jalan menuju kota iblis yang mereka lihat dari kejauhan dipenuhi dengan makhluk-makhluk kecil berkuku tajam dan mata bercahaya merah yang mengawasi mereka dari bayang-bayang. Mereka tidak menyerang, tetapi kehadiran mereka membuat udara terasa semakin berat.

   “Kenapa mereka hanya mengawasi?” bisik Lya sambil memegang busurnya dengan hati-hati.

   “Mungkin karena mereka tahu kita tidak di sini untuk berperang,” jawab Radena. “Atau mungkin mereka sedang menunggu perintah.”

   Akhirnya, mereka tiba di gerbang besar yang terbuat dari logam hitam pekat, dihiasi dengan ukiran iblis yang tampak seperti hidup. Di kedua sisi gerbang, berdiri dua penjaga besar dengan kulit merah dan tanduk melengkung.

   “Siapa kalian, makhluk fana, yang berani memasuki Kota Gelap?” tanya salah satu penjaga, suaranya dalam dan penuh kewaspadaan.

   Radena melangkah maju dengan penuh percaya diri. “Kami datang untuk bertemu Raja Iblis. Kami membawa pesan perdamaian dari dunia manusia.”

   Penjaga itu memandang mereka sejenak, lalu melirik satu sama lain. Akhirnya, mereka membuka gerbang dengan gemuruh yang mengguncang tanah.

   “Masuklah. Tapi jangan coba-coba membuat masalah,” kata penjaga itu.

   Kota Gelap

   Kota di balik gerbang itu jauh berbeda dari apa yang mereka bayangkan. Alih-alih kekacauan dan kehancuran, mereka melihat tata letak yang terorganisir dengan baik. Jalan-jalan lebar dipenuhi    dengan bangunan batu yang menjulang, dan para iblis tampak menjalani kehidupan yang teratur.

   “Iblis memiliki kota seperti ini?” tanya Lya, matanya membelalak.

   “Ini menunjukkan bahwa mereka lebih dari sekadar makhluk perusak,” jawab Radena. “Mereka memiliki peradaban, seperti kita.”

   Namun, atmosfernya tetap menegangkan. Tatapan para iblis yang mereka lewati penuh dengan rasa curiga, beberapa bahkan memperlihatkan taring mereka dalam senyuman mengancam.

   Mereka dipandu ke aula besar di tengah kota, di mana mereka akhirnya bertemu dengan Kaelthar, Raja Iblis.

   Pertemuan dengan Raja Iblis

   Kaelthar berdiri di atas panggung besar yang dihiasi dengan obor-obor api biru. Sosoknya tinggi dan megah, kulitnya berwarna hitam pekat dengan tanduk melengkung yang menjulang di kepalanya. Jubah hitam panjang dengan ornamen emas menyelimuti tubuhnya, dan matanya yang merah menyala memancarkan aura kekuatan.

   “Jadi, manusia berani datang ke dunia kami,” katanya dengan nada mengejek. “Apa yang membuat kalian berpikir bahwa aku ingin mendengar apa yang kalian katakan?”

   Radena melangkah maju, memandang Kaelthar dengan tegas. “Namaku Radena, dan kami datang bukan untuk berperang, tapi   untuk berbicara. Dunia telah terlalu lama hidup dalam konflik. Kami ingin menawarkan perdamaian.”

   Kaelthar menyeringai, taringnya terlihat jelas. “Perdamaian? Manusia berbicara tentang perdamaian? Sungguh menggelikan.”

   Frieden berbicara, nada suaranya tegas. “Kami tidak datang untuk berbohong. Jika dunia ini terus berperang, hanya kehancuran yang akan tersisa untuk kita semua—manusia dan iblis.”

   Lya menambahkan, “Kami tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi kami bisa mencoba membangun masa depan yang lebih baik.”

   Kaelthar terdiam sejenak, lalu melangkah turun dari panggung, mendekati mereka. “Kalian berbicara dengan baik, tetapi aku tidak yakin dunia manusia benar-benar menginginkan perdamaian. Apa yang membuat kalian berbeda?”

   Radena menjawab tanpa ragu, “Kami telah membentuk aliansi dengan para naga. Mereka setuju untuk tidak menyerang manusia selama kita tidak melanggar wilayah mereka. Kami ingin melakukan hal yang sama dengan kalian.”

   Kaelthar Menimbang Tawaran

   Kaelthar mengerutkan dahi. “Naga? Makhluk sombong itu mau bekerja sama dengan kalian? Menarik.”

 

   Ia berbalik, kembali ke tahtanya. “Namun, ada masalah yang lebih besar. Iblis bukan seperti manusia atau naga. Kami tidak memerlukan apa pun dari kalian. Mengapa kami harus tunduk pada tawaran kalian?”

   Frieden maju selangkah. “Bukan tunduk. Kami menawarkan kerja sama. Kami tahu bahwa dunia iblis memiliki kemampuan unik, dan kami ingin menawarkan teknologi kami sebagai pertukaran.”

   Kaelthar mendongak, tampak tertarik. “Teknologi?”

   Radena menjelaskan lebih lanjut. “Kami memiliki cara untuk membangun alat-alat yang bisa membantu perkembangan dunia kalian. Dengan kekuatan sihir iblis dan teknologi manusia, kita bisa menciptakan sesuatu yang luar biasa.”

   Kaelthar memandang mereka dengan tajam, matanya seperti mencoba menembus niat mereka yang terdalam. “Kalian benar-benar berpikir bahwa kami membutuhkan teknologi kalian?”

   “Bukan membutuhkan,” jawab Frieden. “Tapi kami percaya ini bisa menguntungkan kita semua.”

   Suasana di aula menjadi hening, hanya terdengar suara obor yang berderak.

   Kaelthar akhirnya berdiri. “Aku akan mempertimbangkan tawaran kalian. Tetapi, ada syarat.”

   Radena mengangkat alis. “Syarat apa?”

   Kaelthar tersenyum licik. “Buktikan niat kalian dengan membantu kami menyelesaikan konflik internal. Dunia iblis tidak sepenuhnya bersatu. Ada faksi-faksi yang menolak kepemimpinanku. Jika kalian bisa membantuku membawa mereka ke meja perundingan, aku akan mempertimbangkan tawaran kalian.”

   Frieden melirik Radena, lalu mengangguk. “Kami setuju.”

   Misi Perdamaian

   Kaelthar mengirim mereka ke wilayah yang dikuasai oleh faksi pemberontak, yang dipimpin oleh seorang iblis bernama Zurek. Zurek dikenal karena sikapnya yang keras dan penolakannya terhadap ide kerja sama dengan manusia.

   Ketika mereka tiba di markas Zurek, suasana jauh lebih kasar daripada kota Kaelthar. Para iblis di sini tampak lebih liar, dengan  tubuh yang penuh luka dan senjata di tangan mereka.

   “Kalian manusia berani datang ke sini?” tanya Zurek, sosok besar dengan tanduk retak dan mata yang penuh dengan amarah.

   Radena berbicara dengan tenang. “Kami di sini bukan untuk melawanmu, tetapi untuk berbicara. Kami ingin menawarkan perdamaian antara manusia dan iblis, dan itu tidak mungkin tanpa dukunganmu.”

   Zurek tertawa keras. “Perdamaian? Dunia ini tidak mengenal perdamaian. Kami hanya mengenal kekuatan. Dan manusia tidak lebih dari makhluk lemah yang pantas dihancurkan.”

   Membuktikan Niat Mereka

   Radena maju, matanya penuh tekad. “Jika kekuatan yang kau hargai, biarkan aku membuktikan bahwa kami cukup kuat untuk berdiri sejajar denganmu.”

   Zurek menyipitkan mata. “Apa maksudmu?”

   Radena mengangkat tongkatnya. “Bertarunglah denganku. Jika aku menang, kau harus mendengar kami. Jika aku kalah, kami akan pergi dan tidak akan kembali.”

   Frieden dan Lya tampak terkejut, tetapi mereka tidak menghentikannya.

   Pertarungan itu berlangsung sengit, dengan Radena melawan kekuatan brutal Zurek menggunakan sihirnya. Meskipun Zurek jauh lebih besar dan lebih kuat, Radena menggunakan strategi dan ketenangan untuk mengalahkannya.

   Ketika Zurek akhirnya jatuh berlutut, ia mendongak dengan tawa kecil. “Kau lebih kuat dari yang kukira, manusia. Baiklah, aku akan mendengar apa yang kalian katakan.”

   Perjanjian Akhir

   Dengan dukungan Zurek, Kaelthar akhirnya berhasil menyatukan dunia iblis untuk berdialog dengan dunia manusia. Perjanjian yang mereka buat tidak sempurna, tetapi menjadi awal dari hubungan    yang lebih damai antara dua dunia yang sebelumnya terpisah oleh kebencian.

   Ketika mereka kembali ke dunia manusia, Frieden, Radena, dan Lya merasa bahwa perjuangan mereka tidak sia-sia.

   “Kita telah membuka jalan untuk masa depan yang lebih baik,” kata Radena sambil memandang ke cakrawala.

   “Dan kita harus terus menjaganya,” tambah Frieden.

   Lya tersenyum. “Setidaknya, kita bisa berharap.”

1
Sriverie
👍
Dzira Ramadhan: makasih udang😭
total 1 replies
Sriverie
gurita unyu
Sriverie
naga Wak👍
Sriverie
👍
M. Nabil Hadafi
Aku gk tau ceritanya termasuk bagus apa tidak,tp aku suka dan enjoy bacanya
Dzira Ramadhan: mantap
total 1 replies
Author GG
ini sengaja di publish atau bagaimana author ...
Dzira Ramadhan: hmm, itu sementara
total 1 replies
「Hikotoki」
sinopsis hanya menjelaskan secara singkat tujuan mc, atau keinginannya saja, tidak perlu menjelaskan bab 1 bab 2 bab 3, selain boros juga menurunkan kualitas novelmu
Yessica Gutierrez Mamani
karya ini benar-benar bikin saya terhibur. Terima kasih thor banyak, keep up the good work!
Dzira Ramadhan: makasih
total 1 replies
Mashiro Shiina
Lanjutkan menulis, aku siap menjadi penggemarmu setia.
Dzira Ramadhan: makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!