Lanjutan dari "Cinta Di Penghujung Nafasku".
Seorang dokter muda dan tampan bernama William Anderson terlibat ONS bersama dengan dokter Koas dirumah sakit tempatnya bekerja hingga membuat sang gadis hamil.
Viona Harumi,seorang mahasiswi kedokteran yang tengah menjalani masa koas harus terlibat skandal dengan dokter pembimbing nya dirumah sakit hingga membuatnya hamil.
Bagaimana kisah Viona dan William yang terpaksa menikah demi anak yang dikandung oleh Viona??
Lalu bagaimana dengan kisah cinta William dan sang kekasih yang sudah berjalan hampir lima tahun??
Lalu bagaimana dengan Kanaya yang tiba tiba harus menerima kenyataan pahit saat kekasihnya harus menikahi keponakan nya sendiri??
yuukkk simak kisah cinta segitiga mereka disini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedelapan
"Bagaimana? Apa diagnosa mu sebagai Dokter obgyn? Semoga saja aku yang keliru." tanya William yang entah mengapa tiba tiba saja merasa berdebar debar saat menunggu jawaban dari dokter Widi.
Jantung pria itu bahkan sampai berdetak kencang seandainya saja, apa yang dia kira kan benar adanya. Karena hasil pemeriksaan nya, Viona di tanyakan tengah berbadan dua. Padahal setahu William, Viona belum lah menikah dan belum juga memiliki kekasih.
"Dia hanya kelelahan dan kondisi hormon saat hamil muda yang cenderung naik turun juga bisa jadi menjadi penyebab dia pingsan dan hal itu sangatlah wajar bagi seorang wanita yang sedang hamil di trimester petamanya." jelas Dokter Widi yang membuat William cukup dibuat kaget.
Deg...
Seketika, jantung William kembali di buat berdetak kencang saat mendengar jika benar saja, saat ini Viona tengah hamil. Ada satu perasaan aneh yang tiba tiba saja hadir di dalam hati pria itu saat mendengar kabar jika Viona tengah hamil.
Entah mengapa jauh didalam lubuk hatinya yang terdalam. William merasa berbunga bunga saat mendengar kabar itu. Namun disisi lain William juga merasa bingung dengan hatinya.
Entah karena apa, tiba tiba saja William bisa merasa senang saat mendengar kabar kehamilan Viona. Padahal, antara dirinya dan juga Viona tidak ada hubungan apapun selain rekan kerja di rumah sakit.
"Ada lagi yang bisa saya bantu, Dok?" tanya Dokter Widi membangunkan William dari lamunan nya tentang siapa pria yang menghamili Viona dan juga perasaan aneh yang tiba tiba saja muncul di dalam lubuk hatinya yang terdalam.
"Hah? Apa Dok?" tanya balik William yang tampaknya tidak fokus dengan apa yang baru saja di tanyakan oleh dokter Widi kepadanya.
"Apa ada lagi yang bisa saya bantu Dokter? Sepertinya, anda juga sudah cukup kelelahan hari ini. Sampai sampai anda tidak fokus begitu." lanjut Dokter Widi mengulang pertanyaan nya, sembari terkekeh saat melihat tingkah konyol dokter William karena tidak fokus.
"Oh. Tidak ada Dokter, hanya itu saja.Terima kasih sebelumnya," jawab William.
"Baiklah kalau begitu, dan tolong sampaikan padanya jika dia sudah bangun nanti. Untuk menghindari pekerjaan yang terlalu berat dan juga stress yang berlebih. Karena di trimester awal masih sangat riskan untuk kehamilannya." jelas Dokter Widi lagi.
"Oh iya, satu lagi. Tadi dia sempat ingin muntah sebelum akhirnya pingsan saat melihat darah. Apa itu juga karena hormon kehamilan nya?" tanya William yang masih penasaran akan reaksi Viona sesaat sebelum jatuh pingsan.
William masih kepikiran tentang hal itu. Kenapa bisa bisa nya seorang calon dokter pingsan hanya karena melihat darah dan hal itu sangat lah tidak wajar bagi seorang calon dokter seperti Viona.
"Bisa jadi. Lagi pula, dia ini kan calon dokter. Masa iya dia takut sama darah? Sampai pingsan p[ula. Itu kan sangat tidak mungkin dan itu berarti ini ada hubungan nya dengan kehamilan yang sedang dia alami,"jelas dokter Widi lagi.
''Begitu ya? Baiklah, sudah cukup Dokter. Sekali lagi, terima kasih atas bantuan nya," ucap William sebelum mengakhiri perbincangan nya dengan dokter Widi.
" Iya, sama sama Dokter. Kalau begitu saya pamit ya? Permisi,"
"Ok. Sekali lagi makasih Dok."
"Ok."
Keduanya pun akhirnya berpisah dengan dokter Widi yang kembali ke ruangan kerjanya. Sementara William sendiri, masih berada di sana untuk menunggu Viona sampai siuman.
*
*
Beberapa saat kemudian, Viona pun mulai mengerjapkan matanya. Viona menatap heran ke sekeliling ruangan sesaat setelah membuka matanya dengan sempurna.
"Kamu sudah bangun?"
Deg...
Seketika tubuh Viona meremang, merasakan ketakutan yang teramat saat mendengar suara bariton dari seseorang yang selama satu bulan ini dia hindari dan dia takuti.
Menyadari jika di ruangan itu hanya ada dirinya dan juga William saja. Viona pun segera bangun dari tidurnya dan segera mengambil posisi duduk.
"I_iya Dokter. Tapi, kalau boleh tahu, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa saya bisa ada di sini?" tanya Viona.
"Tadi kamu pingsan, setelah melihat darah. Makanya, sekarang kamu ada di sini. Oh iya, mulai sekarang kamu harus lebih berhati hati. Jangan bekerja terlalu berat dan hindari juga stress yang berlebihan. Karena usia kandungan mu masih lemah dan belum cukup kuat. Jadi, kamu harus menjaga nya dengan baik." jelas William membuat Viona tersentak kaget.
Deg...
Seketika, Viona merasa jantung nya berhenti berdetak saat mendengar jika saat ini dia tengah berbadan dua. Hal yang selama ini tidak Viona harapkan akhirnya terjadi juga.
Sebuah janin hasil dari sebuah kecelakaan pun kini hadir di dalam rahimnya dan hal itu cukup membuat Viona shock berat.
"A_apa maksud Dokter? Ha_hamil? Sa_saya hamil Dok?" tanya Viona dengan suara yang terbata karena begitu shock saat mendengar berita kehamilan nya.
"Iya, saat ini kamu sedang hamil. Kenapa kaget begitu? Bukan nya saat melakukan itu kamu harusnya tahu jika salah satu resiko dari perbuatanmu itu adalah kehamilan. Jadi, kenapa kamu harus kaget? Bilang sama pacarmu itu, untuk bertanggung jawab. Jangan hanya mau enaknya saja." jelas William yang semakin membuat hati Viona bagaikan diiris sembilu.
Bagaimana bisa pria yang sudah membuatnya seperti ini berkata seperti itu kepadanya. Padahal, seandainya saja William ingat kejadian malam itu. Tidak mungkin dia bisa bicara seperti itu karena janin itu adalah miliknya.
Dengan perasaan yang tengah berkecamuk didalam dadanya,Viona pun segera pergi dari ruangan itu. Mengabaikan panggilan yang dilakukan oleh William yang terus memanggil namanya.
Bahkan William sampai berlari mengejar dan menghadang Viona hingga gadis itu menghentikan langkahnya.
"Aku kan sudah bilang untuk berhati hati. Kenapa malah berlari seperti ini dan mengabaikan keselamatanmu dan juga janin yang ada di rahimmu?" sentak William yang tiba tiba merasa begitu panik dan cemas yang luar biasa saat melihat Viona berlari keluar dari ruangan itu.
"Itu bukan urusan Dokter, permisi." jawab Viona dengan nada kesal.
Tanpa menghiraukan lagi keberadaan William. Viona pun kembali berlari meninggalkan area rumah sakit. Meninggalkan William yang masih berdiri di tempatnya. Menatap punggung Viona yang semakin lama semakin menjauh. Lalu menghilang di ujung lorong rumah sakit.
"Ada apa denganku? Kenapa aku begitu mencemaskan dia dan juga kandungan nya?" gumam William saat Viona sudah menghilang dari pandangan nya.
dn ikhlas mengikuti kata hati kak author 🙏 mau di bawa ke mna alur ceritanya sgt bagus, 💪❤️🔥