NovelToon NovelToon
THE BIG FAMILIES

THE BIG FAMILIES

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Anak Kembar / Percintaan Konglomerat / Keluarga
Popularitas:7.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Maya Melinda Damayanty

Skuel ke dua Sang Pewaris dan sekuel ketiga Terra The Best Mother.

menceritakan keseruan seluruh keturunan Dougher Young, Pratama, Triatmodjo, Diablo bersaudara dan anak-anak lainnya.

kisah bagaimana keluarga kaya raya dan pebisnis nomor satu mendidik anak-anak mereka penuh kesederhanaan.

bagaimana kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KADO BUAT AYAH

Semua adik menatap Rion. Kado dengan bingkisan silver dengan gradasi bunga timbul.

"Kok Azlan deg-degan ya?" ujar bocah itu memegang dadanya.

"Kakak beliin ayah apa?" tanya Ajis.

"Kemeja sama celana lengkap dasi, ikat pinggang dan kaos kaki," jawab Rion merinci apa yang dibeli.

"Mudah-mudahan ayah suka ya!' ujar Ahmad adiknya Ajis.

Semua anak mengaminkan perkataan Ahmad. Azizah tak tau apa terjadi, suaminya tak memberitahu jika Rion membelikan kemeja warna pink.

Adiba mendekati Rion yang membawa bungkus kado. Wanita muda itu juga sedikit takut.

"Kak ... kita ganti kadonya ya ...."

"Ih ... kan kamu yang usul dua kemeja!" protes Rion berbisik.

"Tapi sebenarnya adik-adik minta dibelikan kemeja saja tidak pakai warna spesifik ...."

"Ah ... kau membuatku pusing Adiba!" suntuk Rion mulai kesal.

Perdebatan keduanya membuat Terra mengerutkan kening. Ia mendatangi keduanya.

"Ada apa ini?" tanya Terra.

"Eh ... itu hadiah buat ayah ya?" tanyanya melihat benda yang terbungkus di tangan Rion.

"Iya ma ...," jawab Adiba dan Rion.

Terra mengambilnya dengan senyum di wajah. Rion dan Adiba hendak melarang, tetapi ....

"Ayah ... ini kado dari Babies!" pekik wanita itu sambil mengusung benda yang dibungkus cantik.

Herman melihatnya, ia terharu. Pria itu tersenyum. Terra mendatangi pamannya dan diikuti Rion dan Adiba.

"Assalamualaikum!" sapa Arimbi yang baru datang bersama Reno suaminya.

"Wa'alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh!" semua membalas salam.

Semua teralihkan dari kado pemberian Terra. Rion buru-buru mengambil benda itu.

"Eh ... kok diambil lagi?" tanya wanita itu heran.

Semua menoleh padanya. Rion kedapatan mengambil bingkisan di tangan Terra.

"Itu buat ayah Baby!' peringat Haidar.

"Iya ini memang buat ayah. Ini kado dari semua anak yang sumbangan buat beliin ayah kado!" jawab Rion cepat.

"Benarkah?" tanya Herman lebih terharu.

"Mana mereka?" semua anak yang sumbangan berkumpul.

Herman memeluk mereka satu persatu. Semua dicium sayang, Arimbi dan Reno mendekat pada Rion.

Haidar juga mendekat pada putranya ia juga sedikit takut dengan paras wajah pria yang sangat ditakuti semua orang itu.

"Kalau begitu ayah buka ya!"

'Jangan!" seru Rion, Arimbi, Reno dan Haidar bersamaan.

Adiba menepuk keningnya pelan. Sang suami Satrio belum pulang. Pria muda itu masih bersama Virgou dan Gomesh keluar kota.

"Kalian kenapa sih?" tanya Bart bingung.

"Kita mau ayah pakai pas hari ulang tahun ayah besok!" jawab Haidar cepat dan diangguki Rion, Arimbi dan Reno.

Sean dan Al yang mengetahui hal itu memilih menyingkir. Dahlan juga sama, pria itu menolak tanggung jawab.

"Assalamualaikum!" Saf dan Darren datang memberi salam.

Semua membalas salam itu. Saf menatap bingkisan yang ada di tangan Herman. Wanita itu menyenggol suaminya.

"Kalian ada apa sih?!" tanya Andoro bingung melihat ekspresi Haidar, Rion, Arimbi, Reno, Darren dan Saf.

"Kita nggak ada apa-apa kok!" sanggah Darren cepat.

"Abah Dar juga pengen isi kado itu dipakai pas ultah ayah besok. Iya kan Bah?" ujar Rion.

"I-iya Yah, Darren mau ayah pakai itu besok. Boleh kan?" ujar Darren membujuk.

Rion maju, ia langsung memeluk Herman. Cara jitu agar pria itu melunak dan tak berpikiran macam-macam.

"Ayah ... semua anak juga mau ini dipakai besok," rayunya.

"Baiklah!" angguk Herman lalu mencium Rion.

Haidar, Arimbi, Reno, Darren dan Safitri bernapas lega. Semua anak yang tak tau apa-apa hanya senang mendengar jika kado pemberian mereka akan dipakai besok.

"Baby Faza ... mau kemana sayang!"

Ani menggendong Faza dari luar dapur. Bayi itu berhasil menyelinap dan keluar menuju ruang cuci.

Para pengawal yang banyak tak bisa menjaga satu bayi aktif itu.

"Netnet ... Zaza auh usi pasu!" ujar bayi itu.

"Mau cuci baju siapa baby?" tanya Ani.

"Wuwat Ate Heyan!" jawab Faza.

"Zaza auh pasu Ate Zaza yan susi. Piyal Ata'danda mama Zaza!" lanjutnya menjelaskan.

Rion menatap semua pengawal tajam. Semua menunduk, tetapi di tangan mereka tampak bayi-bayi yang berontak ingin lari dari penjagaan.

"Babies!" peringat Rion. Semua bayi langsung memeluk para penjaga.

"Kenapa kalian mau kabur?" tanya pria itu.

"Wide Yiyo Apah!" tunjuk Vendra.

"Ryo?" panggil Rion.

"Apah ... Yiyo tutan au babul wali seunjadaan ... Yiyo suma netes doan ... pumpah!"

"Ngapai kamu ngetes bodyguard baby?!" keluh Rion.

"Biyal meuleta eundat piyem jaja!" jawab bayi tampan itu.

"Tuan, Baby Zaza mau cuci bajunya Tuan katanya. Biar Tuan bangga sama Baby," ujar Ani menyerahkan Faza pada Herman.

"Baby," Herman mengambil Faza dari tangan Ani.

Semua bayi akhirnya tenang setelah diberi nasihat panjang oleh Rion. Mereka janji tak kabur lagi.

"Papa ... mamap ya!" ujar Zora menyesal.

"Iya baby ... jangan kabur lagi ya. Nanti Papa Exel sedih,"

"Biya Papa Cecel," angguk Zora menurut.

"Mananan butan Cecel Tanti seusil!" ralat Ryo.

"Mananan spasa don?" tanya Zora.

"Papa Pecel!" jawab Ryo sangat yakin.

"Exel Baby," ralat si empunya nama.

"Sesel!" sahut Vendra.

"Tesel!" sahut Fael.

"Papa Nesel!" ralat El Bara makin jauh dengan nama aslinya.

"Tot Nesel?" tanya Fathiyya.

"Sadhi tayat selita dlama ya?" sahut Maryam.

"Atuh nesel teunal pama tamuh!" lanjutnya berdrama.

"Atuh sudha nesel teunal tamuh!" sahut Fael ikut-ikutan.

Exel menganga namanya jadi bahan mainan drama anak-anak. Semua orang tua hanya bisa tersenyum lebar. Mereka melupakan perkara hadiah yang ada di tangan Herman.

Khasya membawa bingkisan itu ke kamar. Ia pun kembali ke ruangan di mana seluruh keluarga berkumpul.

Dapur sudah penuh dengan makanan enak yang akan dihidangkan besok pagi.

Tepat pukul 00.01. Herman diberi selamat oleh para anak-anak, keponakan, menantu dan besan juga istri. Tak ketinggalan para bodyguard. Hanya pada bayi dan anak-anak sekolah yang tidak, karena mereka semua tertidur.

"Selamat ulang tahun ayah!" Gomesh memberikan satu kado kecil untuk Herman.

"Makasih sayang. Kau tak perlu repot begini," ujar Herman terharu.

Khasya senang suaminya banyak yang sayang. Bahkan mereka semua manja pada pria tua itu.

"Makasih ya sayang. Kalian semua menyayangi ayah kalian," ujarnya terharu.

Virgou menciumi Herman hingga pria itu kesal. Tetapi, Herman tak pernah bisa marah pada Virgou.

"Aku sayang ayah ... sehat terus ya yah. Kalau ayah sakit aku pasti sakit," ujarnya lirih.

"Jaga juga kesehatanmu Nak. Ayah sudah tua, kamu harus kuat demi keluarga ini!" ujar Herman.

Virgou menggeleng, ia sudah pasti hancur jika Herman pergi selamanya.

"Aku nggak janji yah ... aku nggak bisa janji," ujarnya lalu mengeratkan pelukannya.

Usai Virgou, giliran Terra. Wanita itu menatap mata yang sama seperti mendiang ibunya. Herman memang mirip Aura, adiknya, ibu dari Terra.

"Barakallah fii umrik ya, pokoknya harus sehat terus. Te, masih butuh ayah!" pinta wanita itu.

Bart tak mengatakan apa-apa, ia hanya memeluk tubuh pria yang diidolakan semua keluarga. Bahkan seluruh putranya menyayangi Herman.

"Mas ...," Bram memeluk Herman.

"Kau adalah kakak, pebisnis yang ditakuti semua pebisnis termasuk aku. Perusahaan Triatmodjo yang hancur mampu kau bangkitkan hanya dalam jangka waktu dua tahun. Itu menandakan jika kau adalah pebisnis yang handal," ujarnya memuji.

"Sehat terus ya Mas ... aku masih mau berguru sama kamu!" lanjutnya.

Akhirnya semua terlelap setelah ucapan selamat itu di kamar mereka masing-masing. Herman membuka bingkisan yang menarik perhatiannya.

"Astaga ... anak-anak itu!" keluhnya pelan melihat dua kemeja berbeda warna.

Bersambung.

Ayah pilih yang mana ya?

A. Pink.

B. Hitam.

Next?

1
nuraeinieni
onty zaa paling pintar di antara semua bayi;,,pintar ngeles waktu di suruh mamax baca alfatiha.
Neneng Sumiarsih
pinter'a si onty zaa ngeles/Facepalm//Facepalm/ jd ketawa kan kak may pas part terakhir.. mks kak up'a /Drool//Drool/
Bak Mis
emang best tuh onty zaa /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Masnhy Benu
bisa aje aunty zaa😁😁
Nur Lailla
baby zaa btul2 bossy bget
Aisyah Putri Angel
Onty baby Zaa bisa aja ngeles nya
evvylamora
jago ngelesnya nih Aunty Zaa /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
sella surya amanda
lanjut kak
nuraeinieni
wah wah baby bariana luar biasa.
aidernia_Novelia
oh namanya sarah ntu baby jadi salah deh 😅 bahasa bayi sih
aidernia_Novelia
kurangin kopi wuyuy biar sehat terus..
Dee
next thorrrr
Lilo Stitch
klu org uda tua emang kdg keras kepala uda balek lg ke tingkah anak kecil jd di maklumi ja
Lilo Stitch
*kami bukan kamu
Lilo Stitch
*pagi bukan lagi
Atik Marwati
aamiin...
semoga berjalan lancar ya baby cal...
Sugiharti Rusli
ah kang Calvin ternyata sama sholihnya yah dari Kean🥰🥰🥰
puji indari
lanjut
Forian Sari
semoga lancar acaranya babi.....♥️♥️♥️
Lina Maulina
setiap manusia punya pemikiran yg berbeda2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!