Karena pengkhianatan suami dan adik tirinya, Lyara harus mati dengan menyedihkan di medan pertempuran melawan pasukan musuh. Akan tetapi, takdir tidak menerima kematiannya.
Di dunia modern, seorang gadis bernama Lyra tengah mengalami perundungan di sebuah ruang olahraga hingga harus menghembuskan napas terakhirnya.
Jeritan hatinya yang dipenuhi bara dendam, mengundang jiwa Lyara untuk menggantikannya. Lyra yang sudah disemayamkan dan hendak dikebumikan, terbangun dan mengejutkan semua orang.
Penglihatannya berputar, semua ingatan Lyra merangsek masuk memenuhi kepala Lyara. Ia kembali pingsan, dan bangkit sebagai manusia baru dengan jiwa baru yang lebih tangguh.
Namun, sayang, kondisi tubuh Lyra tak dapat mengembangkan bakat Lyara yang seorang jenderal perang. Pelan ia ketahui bahwa tubuh itu telah diracuni.
Bagaimana cara Lyara memperkuat tubuh Lyra yang lemah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Trang! Trang!
Bas! Bas!
Bunyi besi beradu terdengar seperti sebuah irama musik di telinga para pejuang di mansion tersebut. Dengan gerakan cepat, gesit, dan lincah, Lyra menyerang dan menangkis serangan dari pelatih Xavier. Berkali-kali nyaris mengenai bagian vital dari tubuh laki-laki tinggi dan besar itu. Gerakan Lyra yang mematikan tak jarang membuatnya terpojok.
Xavier melebarkan mata, tak percaya bahwa gadis kecil yang sedang memegang pedang dengan lincah di lapangan sana adalah istrinya yang lemah. Ia berdecak kagum melihat gerakan sang istri yang tak terduga.
"Sungguh tak pernah ku duga, dia menyembunyikan kemampuannya selama ini. Ah, atau aku yang telah dibutakan sebenarnya? Berapa banyak lagi kejutan yang kau miliki, Lyra? Mengapa selama satu tahun menikah aku tidak tahu apa-apa tentangmu," gumam Xavier menatap kagum pada istri kecilnya itu.
Bibirnya tersenyum bangga, meski dengan tubuhnya yang lemah seperti saat ini dia mampu melakukan gerakan-gerakan sulit dan energik. Benar-benar luar biasa. Aksi keduanya mengundang sorak sorai dari para pengawal Xavier yang berada di lapangan. Hal tersebut menarik perhatian nyaris seluruh penghuni mansion. Termasuk Myra yang sedang dikurung Xavier dan dilarang untuk keluar.
"Saya sungguh tidak menduga, selama ini ternyata Anda begitu mahir menggunakan pedang, Nyonya. Saya merasa beruntung bisa berlatih dengan Anda," ucap pelatih tersebut sembari terus menangkis serangan dari Lyra.
Selama ini saya kira nona Myra lah yang paling mahir dalam menggunakan pedang. Ternyata master sesungguhnya tersembunyi dalam tubuh kecil ini.
Trang!
Jleb!
Pedang di tangan pelatih Xavier itu jatuh tertancap di atas tanah ketika ujung pedang milik Lyra menghunus tepat di lehernya. Tak banyak bicara, Lyra tersenyum puas melihat tubuh laki-laki itu gemetar. Lalu ....
Uhuk-uhuk!
Lyra memuntahkan seteguk darah hitam yang berbau amis. Tubuhnya nyaris jatuh ke tanah seandainya pedang di tangan tak ia gunakan untuk menopang.
"Nyonya!"
Pelatih itu bereaksi, begitu pula dengan para pengawal yang berada di tepi lapangan. Mereka sontak berdiri, terkejut melihat Lyra yang memuntahkan darah.
"LYRA!"
Suara Xavier menggema, secepat kilat melompat ke lapangan dan berlari menuju istrinya. Mereka yang melihat kedatangan Xavier segara berlutut, kecuali sang pelatih yang melihat tubuh Lyra tak mampu lagi bertahan.
Ia hendak membantunya agar tidak terjatuh, tapi tendangan Xavier yang tepat mengenai dadanya membuat laki-laki itu terpelanting ke belakang dan jatuh. Buru-buru dia berlutut dengan kepala tertunduk.
"Lyra!" Xavier menangkap tubuh Lyra yang jatuh, pedang di tangannya terlepas ketika tak ada lagi tenaga yang tersisa.
Namun, bibir mungil gadis itu justru tersenyum, seolah-olah menertawai Xavier yang terlihat lebih pucat darinya.
"Kau baik-baik saja?" tanya Xavier sembari membersihkan sisa darah di bibir sang istri.
"Itu adalah sebagian kecil racun di dalam tubuhku. Seandainya aku tahu lebih awal ada tempat seperti ini di sini, aku akan datang setiap hari."
Uhuk-uhuk!
Lyra kembali terbatuk, cairan hitam itu kembali merembes, kemudian tubuh Lyra terkulai tak sadarkan diri.
"Lyra!" Xavier memanggilnya dengan suara keras, dia beranjak berdiri sambil mengangkat tubuh istrinya dalam gendongan.
"Jika terjadi sesuatu pada istriku, kau harus menerima hukuman!" kecam laki-laki itu sebelum membawa Lyra pergi meninggalkan lapangan.
Sebagian besar pengawal tak percaya melihat adegan Xavier menolong Lyra. Pemandangan langka yang tak pernah mereka lihat karena selama ini Xavier selalu bersikap tak acuh terhadap Lyra. Bahkan, meskipun gadis kecil itu terjatuh di hadapannya.
Namun, kini, semuanya tampak berbeda. Mereka bisa melihat kepedulian dari sosok sang tuan untuk istri yang selama ini diabaikannya itu.
"Apa aku tidak salah lihat? Tuan sangat berbeda," ujar salah seorang pengawal disambut yang lainnya.
Pelatih Xavier yang beradu serangan dengan Lyra itu pun tersenyum haru. Hatinya merasa bahagia melihat tuan dan nyonya saling mempedulikan satu sama lain. Selama ini, dia tidak terlalu menyukai Myra yang arogan. Datang ke lapangan untuk berlatih tanding, tapi selalu membuat cedera para pengawal.
Berbeda dengan Lyra, meskipun serangannya mematikan dia selalu menahan agar tidak melukai lawannya.
"Berlatih dengan Nyonya memberiku pandangan lain terhadap fungsi pedang ini. Sangat jauh berbeda dengan nona Myra yang selalu mendominasi latihan. Jika diberi kesempatan lagi, aku ingin mencoba sekali lagi." Dia tersenyum puas.
Anda benar, Nyonya. Saya memang lemah dalam berpedang. Itulah kelemahan terbesar saya. Terima kasih sudah mengingatkan. Saya dan semua pengawal yang menyaksikan kehebatan Anda malam ini, berharap agar Anda lekas pulih sepenuhnya.
Doa yang tulus dari seseorang yang kasar seperti pelatih itu. Sosok Lyra muncul bagai cahaya di kegelapan. Mereka menanti aksi selanjutnya dari gadis kecil itu.
maaf Thor tambah kan tokoh cowoknya yg lebih baik dari segala-galanya dari Xavier...
kan tambah seru jadi y...
tambahkan lg up nya Thor