Penguasa Culun

Ke esokan harinya di Universitas Nozel semua berjalan dengan seperti biasanya.

Namun berbeda dengan Dina yang saat ini melamun karena masih memikirkan kejadian kemarin malam.

Kejadian dimana Dina akhirnya tahu siapa Rizki yang sebenarnya dan betapa tampannya Rizki.

Meskipun ada beberapa hal yang Dina pikirkan tentang kenapa Rizki menyembunyikan identitasnya?

Semua itu masih menjadi pertanyaan di benak Dina.

“tatapannya saat bertarung tidak seperti Rizki yang aku kenal, apa ada dua kepribadian dalam dirinya?!” gumam Dina dalam hatinya.

Dina yang sedang melamun karena memikirkan kejadian kemarin, tidak sadar bahwa Dian dan Putri sudah berada di hadapannya.

Dian dan Putri sudah memanggil Dina beberapa kali namun Dina masih tidak memberi respon.

Hingga akhirnya Dian pun menyentuh tangan Dina yang seketika membuat Dina terkejut.

“iyah kenapa ki?!” ujar Dina spontan yang membuat Dian dan Putri pun terkejut.

“ki, siapa Dina? Apa kau sudah menemukan pacar baru?!” tanya Dian dengan tersenyum mengejek.

“apa kau jatuh cinta dengan Rizki si culun itu?!” ucap Putri yang membuat Dina wajahnya merah.

“wah apa yang dilakukan oleh si culun itu yah sampai membuat Dina kita memerah seperti ini?!” ejek Dian kepada Dina.

“sudah jangan menggoda ku terus!” ujar Dina dengan malu.

“bagaimana kemarin kau berhasil mengetahui siapa Rizki?!” tanya Dian dengan penasaran.

“tidak aku gagal saat terakhir, tapi dari kesimpulan yang aku dapat selama dia menemaniku!” ujar Dina yang tiba tiba terdiam.

Dina yang berniat ingin membongkar siapa Rizki sebenarnya menjadi teringat dengan pesan Rizki saat di depan rumahnya.

“ada apa kenapa tiba tiba berhenti?!” tanya Putri heran dengan Dina.

“ehh maafkan aku, dari kesimpulannya seperti yang kita lihat selama ini bahwa dia hanya orang culun!” ujar Dina dengan berbohong.

“jadi yang kemarin membantu kamu dan si culun itu beneran Tyson?!” ujar Putri yang terlihat lega.

“kenapa kau terlihat sangat senang?!” tanya Dian kepada Putri.

“entah kenapa aku tidak suka jika orang lemah tiba tiba menjadi kuat!” ujar Putri kepada Dian.

Dina yang mendengar hal itu hanya tersenyum saja.

“jika aku berkata jujur, mungkin kau orang pertama yang akan merasa kecewa!” gumam Dina dalam hati seraya melihat kearah Putri.

“sudah hentikan, sebaiknya kita masuk kelas sebelum terlambat!” ujar Dina kepada kedua sahabatnya.

“Dina tolong kau ajak semua teman kelas yah untuk merayakan kabar bahagia bagiku!" ujar Putri dengan senang

"kabar bahagia apa?!" tanya Dian yang penasaran.

"sepertinya kau sangat bahagia mengetahui Rizki yang sebenarnya!" ujar Dina dengan tersenyum.

"benar sekali, aku akan mentraktir seluruh teman kita makan di Golden Resto!” ujar Putri tidak mengelak dengan pernyataan Dina

***

Saat ini di dalam Restoran Everest ada enam orang yang sedang duduk melingkar di tepi danau buatan.

Mereka adalah Master Lao, Master Wei beserta dengan tetua Harbert dan tetua Xing sedang datang mengunjungi tuan Renan dan Master Rey.

“apa ada yang bisa saya bantu Master Lao dan Master Wei?!” tanya tuan Renan.

“aku tidak ingin berbasa basi, apa kau tahu siapa yang menyerang muridku?!” tanya Master Wei langsung.

“aku sangat kecewa, kalian datang kemari bukan karena mengunjungi aku dan sahabat ku!” ucap tuan Renan yang menyesal.

Berbeda dengan Master Wei yang terlihat emosi, Master Lao terlihat bijaksana dan tenang dengan kondisi seperti ini.

“Renan kami kemari memang ingin mengunjungi kalian, tapi kami juga mempunyai urusan yang mendesak!” ujar Master Lao menengahi.

“jadi bisakah kau beri tahu nama orang yang telah berani menyerang murid Master Wei?!” tambah Master Lao dengan tersenyum.

“aku tidak tahu dengan jelas siapa namanya!” ucap tuan Renan dengan bingung.

Master Wei dan Master Lao sudah mengetahui kepribadian tuan Renan.

Rubah tua ini tidak akan memberik informasi secara gratis begitu saja.

Meskipun itu hanya beberapa kata.

“apa yang kau inginkan?!” tanya Master Wei langsung.

“kau sangat pengertian Master Wei, tapi aku takut kau tidak akan sanggup!” ujar tuan Renan meremehkan.

“kau benar benar cari mati!” ujar Master Wei yang menyerang kearah tuan Renan.

Namun belum sempat menyentuh tuan Renan, Master Wei sudah terlempar karena pukulan di dadanya.

“jangan melakukan hal yang lucu!" ujar Master Rey yang berdiri di hadapan tuan Renan.

"Renan sudah berbaik hati dengan memberikan informasi yang kalian inginkan!” ujar Master Rey dengan dingin.

“huh sepertinya aku salah menawarkan informasi kepada kalian!” ucap tuan Renan yang kemudian bangkit.

“tuan Renan tunggu, tolong maafkan Master Wei!” ujar Master Lao dengan hormat.

“Master Wei emosi karena murid kesayangannya dipukuli!” ujar tetua Harbert dengan sedikit takut.

“lalu bagaimana dengan permintaan ku?!” tanya tuan Renan pelan.

“kami berempat akan mencobanya?!” ucap Master Lao dengan tersenyum.

“baiklah persyaratannya adalah kalian harus memberikan dua murid kalian untuk ku!” ujar tuan Renan tanpa berbasa basi.

“baik kami akan memberikannya!” ucap Master Wei yang masih memegangi dadanya.

“bagus seharusnya dari tadi seperti ini, baiklah namanya depannya adalah Rizki dari Universitas Nozel!” ucap tuan Renan singkat.