NovelToon NovelToon
I Like Your Kiss

I Like Your Kiss

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Saudara palsu
Popularitas:29.3k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

Zavin dan Viola dipertemukan dalam kasus penculikan saat mereka masih anak-anak. Hingga akhirnya Viola menjadi adik angkat Zavin.
Setelah 15 tahun berlalu, mimpi buruk tentang penculikan itu terus menghantui Zavin. Dia menjadi pria yang dingin tapi sangat protektif pada Viola.

"Kak Zavin kenapa menciumku?"

"Kamu lupa, kalau kamu bukan adik kandungku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9

Tawa sumbang Zavin memenuhi ruangan itu. "Mencium kamu? Aku kakakmu, mana mungkin aku menciummu?"

Tapi Viola tidak percaya karena rasa itu benar-benar terasa nyata. Ia mengulurkan tangan dan menarik Zavin agar berbalik menatapnya. Tatapan mereka bertemu, dan Viola mencari jawaban atas keraguan yang menghantui pikirannya. "Kak Zavin ... Kakak bukan penganut brother complex, kan?" tanya Viola.

Zavin mengerutkan kening. Dia tak memahami apa yang dimaksud Viola. "Brother complex?" tanyanya, seolah istilah itu benar-benar asing baginya.

"Brother complex adalah ketertarikan pada saudara sendiri, baik secara emosional maupun seksual," jelas Viola, matanya berkilat mencari kebenaran.

Zavin tertawa lebih keras. Dia tak percaya dengan tuduhan itu. Meskipun dia mempunyai rasa pada Viola tapi rasa itu bukan semacam brother complex. Dengan perlahan, ia mencodongkan tubuhnya mendekati Viola dan membuat jarak di antara mereka semakin sempit. "Viola, apa kamu lupa? Waktu kecil dulu, kamu sendiri yang bilang kalau kamu akan menikah denganku karena hanya aku yang bisa melindungi kamu."

Viola tercekat. "Aku nggak pernah bilang begitu!" protesnya. "Mana ada adik yang mau menikahi kakaknya sendiri? Hubungan inses dilarang di negara ini."

Zavin masih saja tertawa. Dia meraih pinggang ramping Viola agar tidak menjauh. "Tapi, kalau seandainya aku bukan kakak kamu, apakah kamu mau menikah denganku?"

Pertanyaan itu membuat Viola melebarkan matanya. Dadanya terasa sesak, seolah udara di sekitar mereka mendadak menghilang. Ia cepat-cepat menyingkirkan tangan Zavin dari pinggangnya dan mundur beberapa langkah. "Kak Zavin benar-benar terjangkit brother complex," gumamnya, setengah takut. "Baik, aku akan menuruti apa kata Kak Zavin, tapi tolong, jangan seperti ini lagi. Hilangkan rasa ketertarikan pada adik sendiri," lanjutnya dengan gugup.

Zavin hanya tertawa lagi. Dia merasa sangat gemas dengan wajah Viola. Tiba-tiba, ia membuka bathrobe yang dikenakannya dan membuat Viola terkejut. Buru-buru Viola menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Kenapa?" tanya Zavin dengan santai karena saat itu dia masih mengenakan celana pendek.

Perlahan, Viola membuka sedikit jarinya dan mengintip. Melihat Zavin hanya mengenakan celana pendek, ia menarik napas lega. Tapi sebelum Zavin bisa melanjutkan godaannya, Viola bergegas keluar dari kamar Zavin dan masuk ke kamarnya sendiri. Dia menutup pintu rapat-rapat sambil menenangkan debar jantungnya yang masih belum terkendali.

"Ini gak bisa dibiarkan! Tingkat protektif Kak Zavin sudah merambah ke brother complex. Pasti Kak Zavin wibu." Viola berjalan kesana dan kemari sambil berpikir. "Apa aku carikan Kak Zavin pacar biar ia kembali normal. Iya, untuk sementara aku pura-pura saja nurut sama Kak Zavin."

...***...

"Vio, kamu ada kelas siang kan?" tanya Zeva, sambil memandang putrinya yang sudah berpakaian rapi saat sarapan. Biasanya, jika ada kelas siang, Viola masih bermalas-malasan di kamarnya.

Zavin yang duduk di seberang mereka, mengangkat alis, tatapan matanya penuh curiga pada Viola.

"Aku mau ke perpustakaan dulu," jawab Viola cepat, "Mau cari bahan materi buat skripsi." Ia bisa merasakan pandangan Zavin yang semakin tajam, dan itu membuatnya tak nyaman. "Kak Zavin, kalau gak percaya, nanti aku bisa suruh Bu Hana untuk kirim foto bukti kalau aku benar-benar di sana."

Zavin berdengus kecil, matanya tetap tak beranjak dari Viola. "Bu Hana? Aku tidak kenal buat apa mengirim bukti." Dia masih menatap Viola seolah dari tatapan matanya berkata bahwa dia tidak percaya.

Viola hanya menyunggingkan senyum tipis, lalu dengan cepat menghabiskan sarapannya. Setelah selesai, ia buru-buru berdiri dari meja, mengambil tasnya dan berpamitan pada kedua orang tuanya.

"Kamu nggak berangkat bareng Kak Zavin?" tanya Zeva.

Viola menggeleng sambil sedikit melirik ke arah kakaknya. "Sudah lama aku nggak bawa motor sendiri," katanya singkat.

"Ya sudah hati-hati," kata Arvin.

"Iya, Pa." Viola segera berjalan keluar rumah tanpa menunggu jawaban dari Zavin. Ia bisa merasakan sorotan tajam mata kakaknya yang seakan mengawasi setiap gerakannya.

Setelah menyalakan motor dan mulai melaju menuju kampus, Viola merasa sedikit lebih lega. Namun, di perjalanan, perasaan aneh mulai menggelayuti pikirannya. Ada sesuatu yang tidak biasa. Dari kaca spion, ia melihat sebuah motor sport yang sejak tadi membuntutinya.

Awalnya, Viola berusaha tidak terlalu memikirkan hal itu dan berpikir mungkin hanya kebetulan pengendara yang satu arah dengannya. Tapi, semakin jauh ia melaju, motor itu tetap berada di belakangnya dan menjaga jarak aman tapi tidak pernah benar-benar hilang dari pandangannya. Kecurigaan Viola semakin kuat.

Viola memutuskan berhenti di depan sebuah counter untuk membeli paket data, berharap itu akan membuat pengendara motor tersebut melewatinya. Namun, yang terjadi justru sebaliknya, motor sport itu juga berhenti tak jauh darinya.

"Siapa dia?" gumam Viola pelan merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ia berusaha berlama-lama di counter, berpura-pura sibuk dengan ponselnya, tapi pengendara motor itu tetap di sana, tak bergerak sedikit pun. Sekilas, ada rasa takut yang merayap di hatinya, tapi Viola bukan tipe orang yang mudah menyerah pada rasa takut.

Ia akhirnya memutuskan untuk mengambil langkah berani. Viola tersenyum tipis dan berjalan mendekati motor itu. Motor sport hitam itu begitu familiar di matanya..

Ketika ia semakin mendekat, pengendara motor itu tampak akan melajukan motornya, tapi tiba-tiba sebuah bus besar melintas di depan mereka yang membuat jalanan tertutup sementara dan memaksanya berhenti.

Viola mengambil kesempatan itu untuk mematikan mesin motor sport tersebut dengan gerakan cepat di kuncinya, lalu menatap langsung ke arah pengendaranya.

"Siapa yang menyuruh kamu mengikuti aku?" tanya Viola. Ia melepas paksa helm pengendara itu. "Kamu ...?"

1
Han*_sal
tambah seru.. . jadi penasaran
argadio
terbaik
Mrs.Riozelino Fernandez
🤔🤔🤔🤔🤔
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Risma Waty
Ryan ini orang suruhan Zavin ya?
fb/Ig: Puput Alfi: Iya, mantan Viola juga.
total 1 replies
Risma Waty
Ayo Vio, segera putuskan Dika. Rugi kamu sama orang kayak dia, nggak setia.
Mrs.Riozelino Fernandez
good Vio...
Lina Herlina
suka
Bn
asep
sinta
menakjubkan
Mrs.Riozelino Fernandez
iya ,tidur ma Viola...
barusan tadi Vio bangunkan 🤣🤣🤣
Ani
baik
lia
good
Dana
keren
firul
luar biasa
Jro Sriyani
makin seru
Mrs.Riozelino Fernandez
Gila nih cowo,abis ena ena malah video call🤦🏻‍♀️
Mrs.Riozelino Fernandez
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Sari Ana
tor,,, klau boleh tau si Arvin ini anak siapa ya??
fb/Ig: Puput Alfi: Anaknya Arnav.
total 1 replies
Sunarti Narti
kpn bersambungnya thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!