Namira Syahra kembali dipertemukan dengan anak yang 6 tahun lalu dia serahkan pada pria yang sudah membayarnya untuk memberikan nya seorang keturunan karena istrinya dinyatakan mandul.
Karena keterbatasan ekonomi dan dililit begitu banyak hutang,akhirnya Namira pun menerima tawaran dari seorang pengusaha sukses bernama Abraham Adhijaya untuk mengandung anaknya.
Dan setelah 6 tahun berlalu,Namira kembali bertemu dengan Darren.Putra yang 6 tahun lalu dia lahirkan lalu dia serahkan kepada ayah kandungnya.
Namira kembali dipertemukan dengan putranya dalam keadaan yang tidak baik baik saja.Darren mengalami siksaan secara verbal dan non verbal oleh wanita yang selama ini dianggap ibu oleh anak itu.
Akankah Namira diam saja dan membiarkan putranya menerima semua siksaan dari ibu sambung nya??
Atau,akankah Namira kembali memperjuangkan agar anaknya kembali kedalam pelukkan nya??
Yukkk simak kisahnya disini...
🌸.Jadwal up :
🌸.Selasa
🌸.Kamis
🌸.Sabtu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27.Menenangkan Darren
Abra menatap sendu ke arah sepedah motor yang baru saja pergi meninggalkan halaman sekolahan dimana putranya bersekolah selama ini.
Akhirnya setelah berpikir beberapa saat, Abra pun mengijinkan putranya menginap di rumah Namira.
Abra tidak menyangka jika Darren yang kerap berganti ganti pengasuh karena tidak bisa menerima kehadiran orang baru. Kini begitu menempel pada guru baru nya, orang yang baru saja dikenal oleh nya dilingkungan sekolah.
Setelah motor Namira melaju dan berbaur dengan kendaraan lain, Abra pun mulai masuk kedalam mobil dan memutuskan untuk pulang kerumah pribadinya.
Rasanya terlalu lelah jika harus melakukan aktifitas lain diluaran sana. Berendam di air hangat dengan tambahan aroma terapi mungkin bisa membuat tubuhnya terasa segar dan nyaman.
Sepanjang perjalalanan, Abra memilih diam sembari memejamkan matanya. Dia masih belum percaya jika dirinya akan kembali bertemu dengan wanita yang sudah memberikan seorang anak laki laki yang tampan dan cerdas seperti Darren.
Namun entah apa yang terjadi, kepulangannya kali ini membawa tanda tanya besar prihal apa yang terjadi pada putranya itu.
***
***
Sementara itu, Bu Marni mengerutkan dahi nya saat melihat Namira pulang dengan membawa seorang anak bersama nya.
"Assalamu'alaikum," ucap Namira mengucap salam saat tiba dirumah sederhana miliknya itu.
"Wa'alaikumsalam, sudah pulang Nak? Eh, ini siapa? Ganteng banget, anak didik kamu Nami?"
"Iya Bu, kebetulan besok weekend jadi Darren ingin coba menginap disini. Bolehkan Bu?"
"Tentu saja boleh sayang. Hai, sayang. Siapa namamu Nak?"
"Darren Nek, Darren Adhijaya,"
"Wah, nama yang bagus. Ayo, masuk lalu istirahat di kamar Ibu Nami ya, nanti kita makan malam bersama setelah Nenek selesai memasak,"
"Aku kekamar dulu ya Bu, ayo Darren kita kekamar dan istirahat disana,"
"Iya, istirahatlah. Setelah makanan nya selesai, kita makan malam bersama."
Namira pun membawa Darren pergi ke kamarnya untuk beristirahat disana. Meski rasa ingin tahu tentang siapa pelaku yang sudah tega melakukan kekerasan pada anak itu begitu besar
Namun Namira mencoba bersabar dan membiarkan Darren merasa nyaman saat ada didekatnya, baru dia akan mengorek siapa pelaku yang sudah kurang ajar dan tega menyakiti putranya itu.
"Bagaimana kalau Darren sekarang mandi dulu, setelah itu istirahat ya,"
"Baik Ibu,"
Anak yang begitu pintar dan penurut, Darren langsung membuka tas kecil yang tadi sempat dibawakan oleh sang supir pribadinya, sebelum dirinya ikut bersama dengan Namira.
Sebuah tas berisikan baju ganti dan alat mandi yang dibutuhkan oleh Darren selama dirinya menginap dirumah sang guru.
Setelah Darren masuk kedalam kamar mandi, Namira pun ikut membersihkan diri di kamar mandi luar yang terletak didekat dapur.
"Dia siapa Nak? Kamu tidak menculik anak orang kan?" tanya Bu Marni menghadang putrinya yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Tentu saja tidak Bu, dia salah satu muridku yang kebetulan memiliki sedikit masalah dan demi mendapatkan jawaban dari masalahnya, aku terpaksa menuruti ke inginan nya untuk ikut denganku. Ibu tenang saja, aku sudah dapat ijin kok dari orang tua nya,"
"Baiklah, lakukan yang terbaik jika ini demi kabaikan nya. Sana, panggil anak itu. Kita makan malam bersama,"
"Baik Bu, tunggu sebentar biar aku panggilkan dulu,"
Namira pun langsung beranjak menuju ke arah kamarnya untuk memanggil Darren untuk makan malam bersama.
Seriba nya disana, Namira melihat Darren sudah tampak memakai piyama nya. Anak itu tengah sibuk menatap layar ponsel yang sengaja di nerikan oleh sang ayah untuk bertukar pesan.
"Darren sudah siap sayang? Kita makan malam dulu yuk,"
Deg...
Baik Namira maupun Darren sama sama terkesiap. Darren yang kaget mendengar suara Namira yang tengah memanggilnya langsung mematikan ponselnya dan menyembunyikan nya dibalik punggung.
Sedangkan Namira menatap bingung pada Darren yang terlihat gugup dan sedikit kegakutan. Bak seorang maling yang Baru saja ketahuan.
"Sayang, kenapa?"
"Ti_tidak apa apa Bu. Ayo, aku sudah lapar Bu, lebih baik kita makan malam saja," jawab nya langsung menarik tangan Namira setelah melemparkan ponsel itu ke atas ranjang.