NovelToon NovelToon
Aku Juga Anakmu,Bu!?

Aku Juga Anakmu,Bu!?

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Masuk ke dalam novel / Pembantu / Trauma masa lalu / Menjadi Pengusaha
Popularitas:65.3k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncann

Aqilla adalah satu satunya anak perempuan dari pasangan teguh dan Miranti. Tapi meskipun perempuan semata wayang tidak membuat ia menjadi anak kesayangan. Aqilla tidak terlalu pintar dibandingkan dengan Abang dan adikanya yang membuat ia di benci oleh sang ibu. selain itu ibunya juga memiliki trauma di masa lalu yang semakin membuat nya benci kepada Aqilla. akan kan suatu hari nanti Aqilla bisa meluluhkan hati sang ibu dan sembuh dari trauma nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Hari adalah hari minggu. Waktu di mana kebanyakan orang menghabiskannya dengan bersantai di rumah. Tapi tidak untuk Aqill. Meskipun ada mbok Darmi sebagai asisten rumah tangga mereka, tapi ia tetap mempunyai tugas beres-beres rumah. Kebanyakan anak dari kalangan menengah ke atas pasti tinggal menikmati hidup berkecukupan. Namun, rasanya itu tidak berlaku bagi Aqilla.

"AQILLA.. BERESIN KAMAR AKU YA NANTI. AWAS AJA KALAU AKU PULANG BELUM DI BERESIN,"teriak Adnan dari pintu kamarnya.

Aqilla menghela nafas panjang. Dia saja belum membersihkan ruang tengah, malah di tambah lagi oleh Adnan. Badannya terasa remuk,harusnya ia beristirahat atau belajar untuk persiapan TO Minggu depan. Ya, kini ia sudah memasuki semester dua dan akan banyak ujian-ujian yang di laluinya. Mengingat hari kelulusan sudah tinggal hitungan bulan, itu artinya Aqilla harus mempersiapkan semuanya dengan matang. Tapi lagi-lagi dia tidak bisa menolak jika tidak ingin mendapatkan amukan dari sang ibu.

"Udah non, non qilla istirahat aja sana ke kamar. Biar ini mbok aja yang lanjutin. Sekalian nanti mbok bawain sarapan ke atas. Pasti non belum makan kan," ucap mbok Darmi.

" enggak kok mbok, aku belum lapar. Mendingan mbok kerjain yang lain aja. Nanti kalau ketahuan mama mbok bantuin aku malah di marahin,"tolak Aqilla.

"Iya juga sih non, tapi mbok kasihan liat non Aqilla kecapekan. Ya udah deh, tapi habis ini non langsung istirahat aja ya," ujar mbok Darmi menatap iba ke arah anak majikannya itu.

Aqilla mengangguk sambil tersenyum hangat. Kemudian mbok Darmi dan Aqilla kembali melanjutkan aktivitas mereka. Baju Aqilla kini sudah basah karena keringat. Aqilla juga menyeka keringat yang bercucuran di wajahnya menggunakan ujung kaus lengannya.

Tok..tok..tok..

Suara ketukan pintu itu menghentikan aktivitas Aqilla. Dia berjalan ke arah pintu utama dan membukanya untuk melihat siapakah tamu yang saat ini datang.

"Maaf pak, cari siapa yaa dan ada perlu apa kalau boleh tahu?" tanya Aqilla sopan pada sosok pria yang terlihat seusia mamanya.

Pria itu adalah Pasha, dia nekat mencari tahu keberadaan rumah Miranti demi bisa bertemu dengan anak kandungnya. Dan dia juga sudah mengorek beberapa informasi mengenai anak kedua Miranti yang ternyata perempuan.Saat melihat wajah Aqilla ia sedikit syok karena garis wajahnya sedikit mirip dengannya.

Darahnya berdesir, yakin kalau gadis itu adalah anaknya. Namun, kenapa penampilan anak itu lusuh sekali seperti seorang pembantu. Di tambah lagi saat ini Aqilla sedang memegang kemoceng dan sapu.

"Pak, maaf ada perlu apa yaa? Atau mau cari Mama, biar saya panggilkan," tanya Aqilla sekali lagi.

Pasha mengerjap kan matanya dan berusaha untuk bersikap biasa saja. Tapi satu yang Pasha tau dia benar anaknya Miranti. Baru saja anak itu mengucapkan kata "mama" sudah pasti yang di maksud adalah Miranti.

"Ehh, iya saya cari mama kamu. Kalau boleh saya tahu nama kamu siapa?" tanya Pasha memastikan.

"Oh, nama saya Aqilla Salshabilla Pak. Ada apa ya pak? " ucap Aqilla.

Deg. Nama itu persis dengan informasi yang di dapatnya. Jadi benar ini anak kandungnya. Mata Pasha memanas ingin sekali dia memeluk putrinya ini. Dia juga merasa sangat jahat telah menelantarkan anaknya yang kini sudah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Seperti nya Aqilla tidak bahagia dengan kehidupan nya terbukti dengan apa yang di lihatnya saat ini.

"AQILLA!! KAMU NGAPAIN SIH BUKANNYA CEPAT DI BERES KAN!! KAMU LIHAT INI MASIH BANYAK YANG KOTOR. DASAR PEMALAS!!" teriak Miranti dari dalam mengagetkan keduanya.

"Eh, itu mama. Silahkan masuk Pak biar saya panggil kan mama sebentar," ucap Aqilla yang di anggukan oleh Pasha.

Aqilla mengarahkan Pasha ke ruang tamu dan mempersilahkan nya untuk duduk. Kemudian Aqilla pamit untuk memanggil Miranti di ruang keluarga.

"Maaf ma, tadi ada tamu yang datang jadi aku buka pintu dulu. Owh iya, beliau sedang ada di ruang tamu menunggu Mama," ucap Aqilla sopan.

"Ckk, siapa sih weekend gini datang bertamu ganggu orang aja," gerutu Miranti.

"Ya udah kamu cepat lanjutin beberesnya. Dan inget jangan panggil aku mama di depan tamu ku. Owh iya, bawakan minum ke depan," lanjut Miranti kemudian beranjak dari duduknya.

Tubuh Miranti seketika menegang ketika melihat Pasha yang kini tengah duduk anteng di sofa ruang tamunya. langkahnya terhenti dengan nafas yang tercekat.

Takut jika anak-anak nya mengetahui rahasia besarnya. Dia pun segera menarik tangan Pasha menuju teras. Pasha yang terkejut karena perlakuan tiba-tiba dari Miranti hanya bisa pasrah dan diam.

"berani sekali kamu mencari tahu keberadaan saya. Saya sudah pernah bilang kan sama kamu, jangan pernah ganggu hidup saya lagi. Sekarang mendingan kamu pergi saya muak liat muka kamu Pasha," bisik Miranti penuh penekanan di kalimat nya.

"Aku cuma mau bertemu dengan anak ku Miranti. Kamu juga gak bisa rahasiakan ini terus-menerus. Mau sampai kapan? Aku juga berhak atas anak itu. Dan gadis yang menyambut ku itu adalah anakku kan? Kamu apakan dia Miranti. Seorang anak dari pebisnis terkenal berpenampilan seperti pembantu, pasti selama ini kamu tidak benar-benar jadi ibu yang baik buat dia kan," ucap Pasha memandang sengit lawan bicaranya.

"Itu bukan urusan kamu! Dia masih bisa bertahan hidup saja sudah syukur. Dan aku memang tidak pernah menganggap nya sebagai anak ku. Dia itu hanya anak haram dan itu adalah ulah mu Pasha! Kamu sudah menghancurkan hidup ku dan sekarang setelah belasan tahun kamu baru berani menampakkan diri, pengecut!" ketus Miranti.

Prang..

Suara nampan yang di pegang Aqilla terjatuh ke lantai. Dia terkejut mendengar penuturan dari ibunya. Dan satu kenyataan terkuak pria yang itu adalah ayah kandungnya.

Dia memang tadi habis mengantar minuman yang di suruh oleh Miranti ke meja ruang tamu. Namun karena tak melihat ada orang di sana dia berinisiatif untuk mengecek keluar. Tidak bermaksud menguping hanya ingin memberitahu saja kalau minumannya sudah tersedia. Tapi rupanya dia malah mendapatkan fakta yang begitu mengejutkan.

"AQILLA SEJAK KAPAN KAMU DISITU?! GAK SOPAN KAMU YAA NGUPING PEMBICARAAN ORANG TUA!!" bentak Miranti.

"Ja..jadi ayah kandungku masih hidup ma. Kenapa mama gak pernah cerita sama aku ma. Kenapa mama tega rahasiakan semuanya dari aku," ujar Aqilla tak menghiraukan ucapan ibunya.

Matanya memanas, pasokan oksigen di sekitarnya terasa menipis. Buliran bening yang tertahan sedari tadi kini mulai membasahi pipi tirusnya. Bibirnya bergetar menahan tangis. Aqilla benar-benar kecewa dan syok saat ini.

"Aqilla, dia bukan ayah kamu. Kamu salah dengar. Ayah kamu sudah lama mati dan gak tau di kubur di mana. Sekarang kamu masuk atau mama seret kamu ke gudang," ancam Miranti.

"MIRANTI CUKUP!! AKU INI AYAH NYA DAN AKU BELUM MATI!! Jadi selama ini kamu memperlakukan Aqilla layaknya binatang dan sering kamu hukum. KAMU BUKAN IBU YANG BAIK MIRANTI!! BIARKAN DIA IKUT TINGGAL BERSAMA KU DARI PADA MANUSIA KEJI KAYAK KAMU!!" bentak Pasha. Sementara Aqilla masih mematung di tempatnya. Menyaksikan kedua orang tua itu beradu mulut.

Plak...

Reflek Miranti menampar wajah Pasha hingga meninggalkan jejak merah di pipinya. Dadanya kembang kempis menandakan jika saat ini ia sangat emosi. Keributan di teras itu terdengar sampai ke dalam rumah. Membuat Alvaro dan Adnan juga ikut menyaksikan.

"JANGAN MUNAFIK KAMU PASHA. KAMU GAK LEBIH DARI COWOK BRENGSEK DAN PENGECUT YANG SUDAH MENGHANCURKAN HIDUP SAYA!! Apa pun yang saya lakukan pada pada Aqilla itu bukan urusanmu. Setelah apa yang kamu lakukan, sekarang kamu mengaku sebagai ayahnya. SIAPA YANG JAHAT SEBENARNYA HAH!! SEKARANG JUGA AKU MINTA KAMU PERGI DARI RUMAHKU. PERGI..!!!" teriak Miranti histeris mengusir Pasha.

"Kamu bertahan ya nak, papa akan datang lagi untuk menjemput kamu. Jangan lupain papa ya,papa sayang kamu,"ucap Pasha menggenggam tangan Aqilla. Aqilla hanya menunduk dalam menangisi hidupnya. Seharusnya dia bahagia tapi entah kenapa dia juga kasihan melihat sang ibu yang seperti ini.

Pasha memilih mengalah meninggalkan rumah megah itu dengan tangan kosong. Amarah tidak akan menyelesaikan masalah. Setidaknya dia sudah bertemu dengan anak kandungnya. Maka dia lebih memilih untuk pulang dan mengatur strategi lagi agar aqilla mau tinggal bersamanya.

Prok..prok..prok..

Suara tepuk tangan Adnan mengalihkan atensi Aqilla yang kini sedang menatap keluar dari jendela kamar nya.

"Wahh.. Kayaknya ada yang udah ketemu nih sama ayah kandungnya. Hebat yaa kamu Aqilla, bisa buat mama bertengkar hebat karena belain kamu. Yaa menurut aku sih lebih baik kamu ikut aja sama ayah kamu sana. Hitung-hitung ngurangin beban di rumah ini," ucap Adnan yang mengalahkan mulut perempuan.

"Maaf bang, terserah abang mau ngomong apa. Tapi sekarang aku lagi butuh waktu untuk sendiri dulu,"jawab Aqilla mengusir Adnan dengan cara halus.

"Sombong banget kamu yaa berani ngomong gitu ke aku. mentang-mentang udah ketemu ayahnya terus berani ngatur-ngatur aku, iyaa..."

Aqilla memilih untuk tidak menjawab omongan Adnan. Berdebat dengan Adnan tidak ada gunanya. Matanya kini menerawang jauh memikirkan nasibnya selanjutnya. Dia tidak dapat memilih antara ayah dan ibunya.

"Denger yaa Aqilla,jangan pernah kamu berpikir untuk menyatukan mama dengan ayah kamu itu. Karena sampai kapanpun sosok almarhum Papa ku itu tidak akan tergantikan. Jadi kamu cukup sadar diri," setelah mengucapkan itu Adnan pergi dan membanting pintu kamar Aqilla.

Perkataan Abang itu membuat hatinya terenyuh. Walaupun Teguh sudah tiada, tapi Aqilla harus sadar jika sosok itu sangat berperan penting di hidup nya. Jika tidak ada Teguh pasti hidupnya lebih hancur lagi.

1
Ai Maswah
Luar biasa
Fitrian Delli
mampus lo mati kyk binatang karma lo adnan Dan miranti
Fitrian Delli
syukurun anak lo mati kayak binatang miranti, mampus lo adnan
Fitrian Delli
meantime Gilo babi
jekey
kasihan bnget aqilla diperkosa , hamil trus yg hamilin metong /Cry//Cry//Cry/
jekey
yah gak asik adnan mati /Drowsy/
aca
sok jagoan pdhl mental tempe
aca
kakak adek kandung woy gmna seh yg buat cerita
mamy nano
ngk kok wajah plastik semua.
jekey
katanya up thor tp dsini kg chapter 45 , pdhal tulisane chapter 47 /Smug//Smug/
Wahyu Kasep
wajah' plastik semua nya
Eruiana Binti Salleh
Harap update nys cepat sikit sbb tak sabar mahu tahu cerita seterusnya
Jade Meamoure
ya Tuhan gimana kalo hamil tuh sedang mereka tak bisa nikah karena masih saudara seibu emang Adnan kelakuan binatang ya
Wahyu Kasep: yang salah bukan Adnan tapi yang nulis cerita ini


udah gitu aja
total 1 replies
Fitrian Delli
pergi qilla Dr rumah jgn mau d siksa trs
Fitrian Delli
nyesel br tau rasa lo anak yg d bang bang lo mati nanti
Sha Yusuf
bodoh betul watak Qilla.
aca
aqila korban tp menikmati gk ada trauma sama sekali emang dasarnya gatel
Kiki Hila
tlong thor bikin aqilla pergi jauh biar miranti merasakan penyesalan yg dalam
Aidah Indah
tahun terbit nya apa,
penulis nya siapa
editor nya siapa
jumlah halaman nya berapa
tokoh utama nya apa
tempat tinggal nya dimana
memiliki keinginan apa
menghadapi kendala apa.
Nur Ainun
beberapa bab mungkin sudah ada yang di revisi. buat yang sudah baca bab sebelumnya. tidak terlalu berpengaruh ke bab selanjutnya yaa. terimakasih 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!